JUMPA DENGAN TUHAN
Judul : Legacy
Baca : 1 Samuel 8:1,3
Setelah Samuel menjadi
tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.
Tetapi anak-anaknya itu
tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan
keadilan.
Sahabat Kristus,
belakangan ini populer sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris namun sudah
menjadi kebiasaan dalam perkataan sehari-hari. Kata tersebut yaitu legacy. Kata
legacy sendiri bila diterjemahkan mengandung pengertian warisan. Namun kalau
kita mendengar kata “warisan”, cenderung pada sesuatu yang bersifat materi atau
harta benda. Sedangkan legacy yaitu peninggalan yang sifatnya moral, rohani
atau spiritual.
Orang tua atau pendahulu
yang baik, tidak hanya akan meninggalkan berupa materi atau harta benda. Oleh karena
harta benda bersifat terbatas. Betapa banyak orang-orang yang tidak bisa
mengelola warisan harta yang ditinggalkan oleh orang tuanya lalu kemudian jatuh
miskin dan hidupnya tidak berhasil sebagaimana pendahulunya.
Namun orang tua yang
baik, apakah itu orang tua jasmani atau orang tua rohani, akan selalu berusaha
meninggalkan warisan berupa keteladanan hidup, kesetiaan atau ketaatan pada
Tuhan. Bagaimana meskipun tidak banyak harta benda yang dimiliki, namun masih memiliki
harta yang tak ternilai yang bisa diberikan pada anak-anaknya. Keteladanan iman
bahwa di dalam situasi yang sangat pelik dan terjepit, masih bisa berharap pada
Tuhan. Ketaatan pada Tuhan bahwa dalam segala situasi tidak kehilangan hubungan
yang intim dan erat dengan Tuhan.
Samuel sebagai seorang
hakim yang disegani oleh bangsa Israel, rupanya tidak bisa meninggalkan
keteladanan hidup pada anak-anaknya. Kedua anaknya berlaku cemar atau semaunya
sendiri. Mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan. Pada
masa itu belum ada raja. Seorang hakim ditempatkan untuk memimpin bangsa
Israel. Biasanya kalau hakim ini sudah tua, maka anak-anaknya akan menempati
kedudukan yang sama. Namun orang tentu akan membandingkan antara kepemimpinan ayahnya
dengan anaknya.
Saat ini ketika kita
masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan, adakah kita berani meninggalkan
legacy atau warisan kebiasaan hidup yang baik pada anak-anak kita. Adakah kita
bersedia menjadi pembimbing bagi mereka untuk bekal menghadapi masa depan yang serba
tidak menentu. Jangan biarkan anak-anak kita bertumbuh liar dan sembarangan. Jangan
juga hanya menyerahkan kehidupan iman mereka pada pembina rohani, pendeta atau
gereja. Kita sebagai orang tua inilah yang seharusnya memberikan keteladanan
hidup secara iman bagi generasi di bawah kita.
Sudah umum didengar bahwa
anak-anak pendeta atau hamba Tuhan, biasanya nakal-nakal. Hal ini disebabkan
orang tuanya sibuk kesana kemari melayani Tuhan. Sampai lupa melayani anaknya
sendiri. Saya pun menyadari hal itu, oleh karena itu ketika Tuhan memberikan
kepercayaan pelayanan pada saya. Tidak perlu orang lain yang membina, saya
sendiri yang membina rohani anak saya dalam porsi yang besar. Sementara dalam
porsi yang lain, dia tetap harus mengikuti sekolah minggu supaya mengerti makna
kebersamaan dan mendapatkan bimbingan yang baik dari pembina rohani yang lain. Namun
keteladanan iman, ketaatan pada Tuhan dan kesetiaan untuk bertumbuh dalam
kebenaran Firman Tuhan kami sebagai orang tua yang ekstra keras memberikan yang
terbaik dalam hidupnya.
Saya ingat ketika masa
kecilnya, kami mau jalan-jalan. Namun di luar langit mendung mau hujan. Saya ajak
dia untuk berdoa. Dia pun berdoa pada Tuhan minta supaya tidak turun hujan
supaya bisa jalan-jalan. Benar sekali, ketika selesai berdoa, langit pun
menjadi cerah. Kami bisa berangkat dengan aman. Demikian juga ketika kami tidak
ada uang, putri kami yang berdoa minta supaya Tuhan memberkati orang tuanya. Tidak
lama kemudian, berkat Tuhan pun datang dengan sendirinya.
Sahabat Kristus, saatnya
kita belajar untuk memberikan peninggalan yang baik bagi generasi di bawah
kita. Kalau anda merupakan orang tua, tinggalkan warisan keteladanan hidup yang
baik bagi anak-anak kita. Berapa lama lagi sih kita ini hidup. Tidak ada yang bisa
kita serahkan selain jejak iman yang baik. Kalau anda seorang muda yang belum
menikah sekali pun, miliki kehidupan yang benar sehingga satu kali anda tidak
kesulitan untuk menjadi pribadi yang memiliki legacy atau warisan hidup yang
indah bagi generasi mendatang. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati (Untuk dukungan doa. Mizpa Ministry. WA: 0895623356501)