Selasa, 30 Maret 2021

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 280




 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 279




 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 278




 

Jumpa Dengan Tuhan : Salah Langkah

Jumpa Dengan Tuhan

Rabu, 31 Maret 2021

Tema   : Salah Langkah

Baca    : Yeremia 29:11

 

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Pernahkah dalam hidup ini kita mengalami situasi ‘salah langkah’. Kita memutuskan sesuatu tapi ternyata keputusan itu keliru. Atau, kita melakukan suatu tindakan tapi tenryata tindakan itu merupakan kesalahan yang kita sesali di masa-masa berikutnya. Ketika keputusan yang kita ambil keliru, tindakan yang kita kerjakan salah atau langkah yang kita lakukan tidak tepat bukankah kita menjadi keewa, menyesal dan meratapi diri. Sambil berkata “mengapa kok saya mengambil keputuan itu, mengapa saya kok dulu melakukan itu, dsb”.

Ada banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab yang ada pada keputusan yang keliru, tindakan yang salah dan langkah yang tidak tepat. Abraham ketika memutuskan mengawini Hagar sebenarnya keputusan yang keliru dan seperti sembarangan saja. Contoh lain Yakub mengambil langkah yang salah, dia menipu ayahnya dengan berlaku seakan-akan dia ini Esau, kakaknya. Dia memasak makanan untuk Ishak, ayahnya, dan memakai pakaian dari bulu domba supaya terlihat seperti Esau. Musa pun satu kali membunuh seorang Mesir yang sedang memukul seorang Israel. Selanjutnya Musa melarikan diri ke padang gurun.

Kisah yang fenomenal yaitu ketika Daud berzinah dengan Batsyeba. Bukankah itu tindakan bodoh yang dilakukan oleh Daud. Tapi betapa pun kelirunya langkah meeka atau salah dalam mengambil keputusan, ketika mereka berjumpa dengan Tuhan, maka hidupnya diubahkan. Saat mereka berbalik pada Tuhan dan merendahkan diri, maka Tuhan membuat rencana baru yang istimewa dan jauh lebih indah menggantikan apa yang sebelumnya mereka perbuat.

Abraham akhirnya memiliki anak perjanjian yaitu Ishak yang lahir di masa tuanya. Yakub dibuat beranak cucu, menjadi orang yang diberkati dan menurunkan bangsa Israel. Dalam pelariannya di padang gurun, Musa pun bertemu dengan Tuhan dan menjadi seorang hamba Tuhan yang dipenuhi banyak mujizat. Daud pun selanjutnya memiliki seorang anak yang istimewa di hadapan Tuhan dan manusia, yaitu Salomo.

Apa kesalahan keputusan dan tindakan kita di masa lalu yang bisa jadi kita sesali hingga hari ini. Salah dalam berkata-kata pada pasangan, salah menggunakan keuangan, keliru mengambil keputusan, salah dalam bersikap dengan orang lain sehingga membuat hubungan jadi kacau, atau bisa juga kita menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan pada kita. Ada beberapa oang yang menyesal mengapa ambil pinjaman uang pada pihak tertentu, mengapa bisa berpisah dengan pasangan atau mengapa mengambil pekerjaan yang ini, dan lain sebagainya.

Dalam apapun keliru, salah atau kurang tepat keputusan dan tindakan yang kita ambil, Tuhan sanggup mengubahnya menjadi kebaikan. Dia sanggup membuat rencana yang baru atas hidup kita, menggantikan kesalahan dan kekeliruan kita di waktu lalu. Selama kita mau merendahkan diri, terbuka dan berbalik dari kesalahan kita, Tuhan akan pulihkan hidup kita. Jujur saja pada Tuhan, tidak perlu ada yang ditutupi dan tidak perlu membenarkan diri.

Dia sanggup menyatukan kembali puing-puing hidup kita yang sudah berantakan dan hancur berkeping-keping menjadi kesatuan yang utuh dan indah. Percayalah, Tuhan tidak pernah merancangkan hal yang celaka tapi Dia selalu merancangkan damai sejahtera dan memberikan pada kita hari depan yang penuh harapan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501)

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 277




 

Jumat, 26 Maret 2021

Panduan membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 275





 

Jumpa Dengan Tuhan : Mengapa Tuhan Melupakan

Jumpa Dengan Tuhan

Sabtu, 27 Maret 2021

Tema   : Mengapa Tuhan Melupakan

Baca    : Mazmur 13:3

 


Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

Adakah di antara kita yang pernah bertanya-tanya “di mana Tuhan saat aku menghadapi situasi seperti ini. Mengapa Tuhan meninggalkan aku”. Bisa juga kita berkata seperti Daud “berapa lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku terus menerus ?”.

Kita seringkali merasa bahwa Tuhan melupakan kita, mengabaikan kita dan menyembunyikan diriNya dari kita. Kita meragukan apakah pertolongan Tuhan itu masih ada. Apakah Tuhan itu benar baik. Kita mau bilang “Tuhan itu jahat, tapi kok ga’ berani”. Tapi kenyataannya kita mengalami kondisi yang tidak menyenangkan. Dalam kondisi seperti itulah kita bertanya “Mengapa Tuhan melupakan aku”.

Daud ketika berhasil mengalahkan Goliat hidupnya mulai tidak nyaman. Dia mulai dikejar oleh Raja Saul yang berusaha membunuh dia karena iri hati. Daud sudah tidak sabar menghadapi problem hidupnya yang terus menerus menmpa seakan tidak berhenti. Masalah apa yang saat ini sedang kita alami dan kita hadapi. Ribuan doa sudah kita naikkan. Ratusan nasehat sudah kita terima. Banyak ayat Firman Tuhan sudah kita baca. Tapi mengapa pertolongan Tuhan tidak segera datang. Ada juga yang sharing pada kami dengan berkata “Mengapa Tuhan membuat hidup saya menderita”.

Dalam keseskaan yang dialami oleh Daud, dia berkata pada dirinya sendiri. “Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya. Aku mau menyanyi untuk Tuhan”. Ketika dia memutuskan untuk memuji Tuhan, sebenarnya masalah yang dia hadapi belum selesai. Pergumulan hidupnya belum beres. Kehidupannya masih dalam masalah. Tapi dia mau berkata “aku mau memuji Tuhan, karena Dia baik bagiku”.

Lebih mudah mana kita mengeluh saat dalam kesesakan atau kita menaikkan pujian dan penyembahan di kala kesulitan itu masih ada. Bukankah kita lebih mudah untuk drop, down atau stress karena banyak masalah yang kita hadapi. Satu hal yang seringkali dilupakan, kehidupan iman itu tidak ditentukan oleh perasaan baik atau buruk, kehidupan enak atau tidak. Doa sudah dijawab atau belum. Justru dalam pergumulan yang kita hadapi, kita berani memutuskan aku mau memuji Tuhan. Aku mau percaya pada kasih setia Tuhan. Aku percaya pada kesetiaanNya. Mengapa dalam masa sulit yang kita hadapi, kita tidak memilih untuk mengangkat tangan dan menaikkan pujian kita bagi Tuhan.

Tanpa disadari, iman kita seringkali gugur ketika melihat kondisi nyata di hadapan kita. Saat kita membaca WA dari seseorang, menerima telepon dari orang-orang tertentu atau saat membaca satu surat tertentu. Kita menjadi lemah dan tidak berdaya. Mari kita mulai memandang Dia yang mau dan mampu melakukan keajaiban bagi kita. Dia yang mau menolong kita, menggendong kita dan memulihkan hidup kita.

Pujian penyembahan yang dinaikkan di masa kesesakan akan jauh lebih indah daripada ribuan keluhan kita. Pujian yang kita naikkan pada Tuhan itu merupakan pernyataan iman, sekalipun kita naikkan dengan uaian air mata. Ketika kita berani menyatakan kebaikan Tuhan di tengah kesulitan hidup yang kita alami, Dia akan datang menolong dan menyelamatkan kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501)

Rabu, 24 Maret 2021

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 272




 

Jumpa Dengan Tuhan : Menerima Janji Tuhan

 


Jumpa Dengan Tuhan

Rabu, 24 Maret 2021

Tema   : Menerima Janji Tuhan

Baca    : Mazmur 12:7-8

 

12:7 Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.

12:8  Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.

Adakah diantara kita yang pernah mendapatkan janji lalu menjadi bersuka cita karena janji yang diucapkan oleh seseorang. Janji merupakan kata-kata harapan yang diberikan oleh seseorang atau satu pihak kepada kita. Janji biasanya bersyarat, tapi kita menjadi senang dan gembira ketika menerima janji itu.

Saat sudah sembilan hari di ruang isolasi RS, saya tidak tenang dan tidak nyaman karena pasien di sebelah saya meninggal. Saya tidak bisa tidur dengan tenang, karena bekas perawatan terhadap orang yang meninggal itu maish ada. Tiba-tiba saat pemeriksaan malam, sekitar pkl. 23.00. seorang perawat datang dan memberitahukan pada saya “bapak besok sudah bisa pulang, kalau hasil pemeriksaan paru-paru baik”.

Malam itu saya begitu senang dan gembira. Saya gembia karena menerima janji akan pulang keesokan hari. Saya yang semula tidak bisa tidur, langsung memposisikan diri untuk segea tidur supaya hasil periksa paru-paru saya baik. Sudah tidurnya larut malam, tapi ternyata pagi-pagi saya sudah bangun. Jam lima pagi saya sudah mandi. Saya segera bersiap diri, semua barang saya masukkan ke dalam tas. Jam tujuh pagi paru-paru saya diperiksa. Saya sudah tidak saba ingin segera pulang. Menit berganti jam, hasil tidak kunjung keluar. Saya makin gelisah, kapan ini saya jadi pulang. Jam sebelas siang, saya diperbolehkan pulang dan dinyatakan bebas dari Covid 19. Saya begitu gembira, saya pamit pada teman-teman di ruang isolasi itu dan saya sampaikan terima kasih pada perawat yang membantu saya selama sepuluh hari di ruang isolasi itu.

Janji Tuhan pada kita lebih dari janji yang diucapkan oleh manusia. Janji Tuhan itu mengandung berkat, pemulihan dan kehidupan yang lebih baik. Firman Tuhan mengatakan janji Tuhan itu bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Ada banyak proses yang bisa kita alami sebelum menerima penggenapan janji itu. Bisa jadi proses itu berupa pembentukan karakter kita. Selama ini kita sombong, merasa benar, merasa lebih baik dari orang lain, mdah sakit hati, perkataan kasa, egois, dsb. Tuhan akan membentuk kita menjadi mudah mengampuni orang lain, memiliki kerendahan hati atau makin mudah memahami orang lain.

Ketika hidup kita diproses oleh Tuhan atau dimurnikan itu rasanya tidak menyenangkan. Kita akan mengalami konflik, gesekan atau benturan dengan orang-orang yang ada di dekat kita. Setiap respon kita itu yang akan dinilai oleh Tuhan. Ketika kita bisa respon dengan benar, maka janji Tuhan itu akan segera digenapi dalam hidup kita. Kasih Tuhan memang tidak bersyarat, tapi janji Tuhan bersyarat. Syarat yang utama yaitu kesediaan kita untuk hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ketika kita mampu meresponi segala situasi yang ada dengan benar, kuat dan setia mengalami setiap proses hidup yang Tuhan ijinkan.

Dalam Firman Tuhan ada janji berkat kelimpahan, kesembuhan, kemenangan dalam setiap pergumulan, penghiburan di kala kesusahan, pertolongan di saat kesesakan dan pembalikan keadaan atas hidup kita menjadi lebih baik. Kiranya berbagai janji Tuhan yang pernah kita terima baik melalui Firman Tuhan atau kita terima secara pribadi melalui nubuatan dan doa pribadi, akan digenapi dalam hidup kita tanpa banyak penundaan dan tanpa batas. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501)

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 271




 

Minggu, 21 Maret 2021

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...