JUMPA DENGAN TUHAN
Baca : Lukas 15:20
Judul : Ketika Ia Masih Jauh
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Sahabat Kristus, kisah anak yang hilang ini menunjukkan satu sisi dari sosok seorang bapak. Saat anak bungsu ini pulang, dia merasa tidak layak di hadapan bapanya. Namun Firman Tuhan berkata “ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya”. Saya membaca ayat ini seperti menemukan permata. Saya mendapatkan sebuah kebenaran yang baru. Betapa Tuhan itu tidak pernah meninggalkan kita. Dia tidak pernah jauh dari hidup kita. Dia selalu mengawasi kita dari jauh, meskipun kita tidak menyadarinya.
Saya membayangkan bahwa bapa ini setiap hari melihat dari balkon tingkat atas rumahnya. Dia membatin dengan gelisah “kapan sih, anak saya ini pulang”. Meskipun sudah menghabiskan hartanya, tapi bapak ini tetap percaya bahwa anaknya pasti pulang. Dia melihat dari balkon rumah, ternyata belum pulang. Lalu tidur lagi. Besok pagi, dia akan naik lagi ke lantai atas untuk melihat apakah ada tanda anaknya pulang. Begitu berulang kali.
Anda yang punya anak tentu akan memiliki kegelisahan yang sama. Saat anak anda pertama kali keluar lebih jauh dari rumahnya. Bermain bersama temannya tanpa didampingi orang tua. Kita akan gelisah. Jam berapa dia pulang. Saya memiliki anak kandung dan anak rohani. Saya menyayangi mereka semua tanpa ada bedanya. Kebetulan sekali keempatnya sedang memasuki peristiwa baru dalam hidup mereka.
Anak kandung saya naik ke kelas 6 SD. Jenjang terakhir di Sekolah Dasar. Anak rohani saya ada yang akan masuk SMK pertama kali. Yang satu lagi masuk kerja di tempat baru. Saya merasakan kegelisahan pada masing-masing mereka. Anak saya yaitu Nara, dia sudah lebih besar. Tantangannya tentu tidak mudah. Sisca pun demikian, saya gelisah bagaimana dia ketika memasuki SMK. Tingkatan yang jauh lebih sulit dibandingkan saat masih SMP.
Shinta pun saya merasakan demikian. Sebelum masuk tempat kerja baru, masih banyak aktivitas yang dikerjakan. Tidak ada jeda untuk libur dari pekerjaan sebelumnya. Saya juga gelisah. Sampai akhirnya dia pun jatuh sakit saat masih dua hari bekerja. Pada Ailicia pun juga saya gelisah. Dia naik kelas 8 SMP tanpa saya mengajar sebagai gurunya lagi. Namun demikian saya tidak bisa mengikuti mereka dari dekat. Hanya bisa memandang dari jauh lalu memberikan semangat bagi mereka.
Sahabat Kristus, kegelisahan yang sama sebenarnya dirasakan oleh Bapa Di Sorga pada diri kita. Dia melihat kita dari jauh dengan kegelisahan. Apakah kita berhasil menang menghadapi pergumulan hari demi hari. Apakah kita berhasil dalam pertandingan iman yang kita jalani di hari ini. Dia melihat dari jauh. Dia mau meyakinkan bahwa kita tidak sendiri. Jangan menyerah. Jangan meninggalkan Tuhan. Setiap doa kita tidak akan sia-sia. Setiap perjuangan kita selalu dalam pengawasan Tuhan.
Percayalah, kita tidak
pernah berjalan sendiri. Dia selalu menjaga dan menopang langkah kita. Kadang kita
merasa kok sepertinya tidak ada Tuhan bersama kita. Namun sesungguhnya dan
sebenarnya, Dia mengawasi kita dari jauh. Tidak sekalipun Dia meninggalkan
kita. Kalau kita jatuh, Dia akan segera mengangkat kita. Dia akan segera
memulihkan hidup kita. Kekuatan yang baru diberikan saat kita dalam lemah. Tetap
setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Untuk dukungan doa. Mizpa Ministry.
WA: 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar