Kamis, 29 April 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Jangan Menunda Ketaatan



Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Jangan Menunda Ketaatan

Baca    : Matius 8:26-27

 

8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"

            Peristiwa dalam bacaan ini terjadi ketika Yesus meredakan angin ribut. Ketika Yesus bersama murid-muridNya ada dalam sebuah perahu. Menarik sekali, dalam kitab Matius dan Markus menuliskan angin dan danau pun taat kepada Tuhan Yesus. Matius dan Markus seakan membandingkan kedua unsur alam ini dengan murid-murid Yesus. Artinya, angin dan danau lebih taat kepada Tuhan Yesus daripada murid-murid Yesus yang setiap hari melihat mujizat dan menerima pengajaran dari Tuhan Yesus.

            Bagaimana dengan ketaatan kita hari ini pada Tuhan. Ada kalanya, Tuhan bisa memakai alam ini untuk melakukan kehendakNya daripada kita yang seringkali mengabaikan atau menolak kehendak Tuhan. Kalau anda ingat, Tuhan pernah memakai keledai untuk mengingatkan Bileam yang tidak taat. Tuhan pernah membuat singa-singa untuk diam tidak bereaksi saat Daniel dihukum masuk di gua singa. Dalam banyak hal, Tuhan bisa membuat alam ini menjadi sarana untuk melayani Dia.

Melakukan ketaatan pada panggilan Tuhan tidak perlu menunggu situasi hidup kita beres dan aman. Kapan pun Tuhan meminta kita untuk melayani Dia, jangan biarkan hidup kita menunda dan mengabaikan panggilanNya. Saya sering mendengar orang yang berkata “Kalau saya disembuhkan dari sakit, saya mau melayani Tuhan. Kalau masalah keuangan saya beres, saya mau taat pada kehendak Tuhan lebih baik lagi. Ada juga yang berkata, kalau Tuhan sembuhkan saya dari sakit, saya akan seperti pak Okky, bisa melayani Tuhan ke mana-mana”.. Kelihatannya janji itu baik dan indah. Tapi kemana dia saat sehat, mengapa menunggu sakit baru membuat komitmen. Yang sering terjadi justru ketika sudah sembuh, mulai lupa pada komitmen yang pernah dia sampaikan.

Taat pada kehendak Tuhan, tidak perlu menunggu hidup anda nyaman. Melayani Tuhan tidak perlu menunggu menjadi aktivis gereja. Sharing Firman Tuhan tidak perlu menunggu untuk menjadi pendeta. Berbagi pada orang lain tidak perlu menunggu untuk kaya dulu. Kalau Tuhan minta ketaatan anda untuk melakukan sesuatu, jangan tunda lagi. Jangan pernah menahan untuk melakukan sesuatu saat kita bisa mengerjakannya.

Kalau pagi-pagi Tuhan bangunkan kita untuk berdoa dan mendoakan orang lain, jangan pernah menunda. Jangan sampai karena kita tidak mau segera bangun untuk berdoa, lalu kita dibuat tidak bisa bangun oleh Tuhan dan ganti kita yang didoakan oleh orang lain tapi posisi kita ada dalam peti mati. Anda mau seperti itu ?

Jangan sampai kita menolak panggilan Tuhan untuk melayani. Ingat, melayani Tuhan tidak harus berupa kegiatan rohani di gereja. Anda bisa menggunakan HP, komputer, sepeda motor atau kemampuan anda apapun untuk melayani Tuhan. Jangan hanya maunya dialayani, yang pada akhirnya orang-orang melayani kita dengan melakukan banyak hal di sekitar kita, tapi kita sudah terbujur kaku di rumah duka atau tempat persemayaman jenazah. Anda mau seperti itu ? Tentu kita semua tidak mau ada pada posisi seperti itu.

Mari kita belajar untuk taat pada Tuhan, sekecil apapun sesederhana apapun. Jangan sampai Tuhan memakai alam ini untuk menggantikan ketaatan kita. Dari hati yang paling dalam biarlah kita mau berkata “ini aku, Tuhan. Pakai aku sesuai dengan kehendakMu”. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 306




 

Selasa, 27 April 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Mahal Harganya


JUMPA DENGAN TUHAN

Tema : Mahal Harganya

Baca : Markus 14:3

 

Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.

Saya terkesan dengan kata "mahal harganya". Perempuan ini membawa minyak narwastu yang mahal harganya. Ada yang memperkirakan bahwa minyak itu dibeli dengan harga 300 Dinar. Perhitungan dinar Yordania yang saat itu umum dipakai nilainya lebih mahal dari saat ini. Kalau dibuat perhitungan kurang lebih nilainya Rp. 3.822.867,00. Mahal sekali dan perempuan ini harus mengumpulkan uang sekian lama.

Roh Kudus menempelak saya dengan kata "mahal harganya" ini. Dia berkata bahwa mengikut Tuhan Yesus harganya tidak pernah murah. Hal ini yang seringkali kita sebut dengan istilah memikul salib Kristus. Oleh karena itu tidak heran ketika banyak orang yang mengeluh mengapa mengikut Yesus kok cari uang tidak semudah dulu. Mengapa dulu berbuat curang rasanya biasa saja, sekarang kok seperti ada perasaan bersalah. Mengapa kok mengikut Yesus harus meninggalkan kebiasaan buruk. Tidak lagi bebas nonton film porno, tidak lagi bebas merokok atau berbohong pada orang lain. Kalau anda termasuk orang yang mengalami hal ini, ingat sekali lagi bahwa mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya.

Perhatikan kalau hanya menjadi orang yang beragama Kristen, mudah sekali. Tinggal menikah dengan orang yang beragama Kristen. Sudah beres. Bisa juga dengan lahir di keluarga yang beragama Kristen, maka kita menjadi seorang yang beragama Kristen. Tapi untuk menjadi pengikut Kristus itu perlu "mati setiap hari". Kekristenan bukan sekedar identitas agamawi. Kekristenan merupakan gaya hidup yang seturut dengan apa yang Kristus inginkan. Kalau sekedar beragama Kristen, banyak yang harganya murah.

Kita lihat di internet atau televisi artis baik laki-laki atau perempuan dengan tingkah laku yang sembarangan tapi berkalung salib. Ada juga orang-orang yang memiliki nama dan identitas sebagai orang Kristen tapi korupsi dan melakukan kejahatan. Hari-hari ini ada berita tertangkap seorang penyidik KPK yang melakukan korupsi dengan cara minta uang pada seorang Walikota untuk mengatur kasus yang sedang dihadapi oleh bpk Walikota tersebut. Nama penyidik itu Stepanus. Beberapa waktu lalu ada seorang menteri yang tertangkap kasus korupsi juga seorang yang identitasnya Kristen. Kalau anda mengikuti berita di berbagai media belakangan ini, ada keluarga pengacara terkenal yang saling menggugat antara suami istri. Pengacara itu pun juga seorang yang dikenal sebagai seorang Kriten yang taat. Kekristenan itu mahal harganya. Kita harus terbiasa untuk hidup dalam kekudusan, hidup seturut kebenaran firman Tuhan dan hidup tegas berkata tidak pada dosa.

Ada beberapa orang yang merasa saat ini kalau tidak baca Alkitab setiap hari kok rasanya gelisah, padahal dulu ya biasa saja. Ada lagi yang berkata sekarang kalau tidak memberi untuk perpuluhan kok rasanya ada saja yang kurang, padahal dulu ya tidak apa-apa. Kalau sekarang ini tidak menaikkan pujian dan penyembahan kok hati tidak tenang, padahal dulu ya biasa saja. Mengapa demikian, karena ikut Kristus itu tidak murahan. Standar kekristenan anda sudah naik dari sebelumnya bila merasakan hal yang demikian. Ada seseorang yang mundur dari posisi sebagai hamba Tuhan, penginjil, lulusan sekolah Teologi tapi tidak melanjutkan pelayanannya karena merasa hidup Kristen itu susah, nanti kalau menikah tidak boleh cerai. Kalau sudah cerai susah untuk nikah lagi. Dia masih mau cari standar yang murahan.

Perhatikan kalimat berikut dalam cerita di atas. Bukan hanya minyak narwastu itu mahal harganya. Tapi oleh perempuan ini yang diyakini bernama Maria Magdalena, dipecahkan leher buli-bulinya. Leher botolnya dipecahkan yang artinya tidak bisa lagi disimpan dan tidak ada lagi sisa. Saat memutuskan menjadi pengikut Kristus, wanita ini bertindak maksimal atau sepenuhnya. Tidak ada lagi pemikiran untuk balik pada kehidupan yang lalu.

Ada banyak orang yang membayar harga untuk menjadi pengikut Kristus. Mereka membayar harga dengan cara ditolak oleh keluarga, bisa juga dikecewakan oleh hamba Tuhan atau pemimpin rohani atau diremehkan oleh saudara seiman lainnya. Namun demikian dalam hati paling dalam mereka berkata "saya tidak mau sekalipun balik pada kehidupan lama saya".

Saya suatu kali memutuskan meninggalkan semua kepopuleran saya dalam bidang sekuler. Saya pernah menjadi kontributor dan narasumber untuk acara di televisi swasta nasional (Trans Tv), siaran di radio swasta nasional dan memimpin organisasi besar. Waktu itu saya menjadi seorang ketua komunitas penggemar grup musik. Tapi suatu kali saya memilih untuk meninggalkan semua tanpa ada satu perasaan sayang sedikit pun.

Saya pernah siaran di sebuah radio swasta pada tahun 2015 di Kota Surabaya. Saya memimpin sebuah program acara rutin setiap Senin malam. Satu kali pada bulan Oktober tahun 2018, saya memutuskan untuk tidak siaran lagi. Saya mau komitmen untuk melangkah melayani Tuhan tanpa ada kegiatan sampingan lainnya. Minggu kedua saya mulai tidak aktif sama sekali. Saya sudah pamit pada teman-teman saya. Tidak saya duga ternyata awal minggu ketiga ada satu tawaran untuk saya menjadi narasumber di radio RRI di Kota Madiun untuk acara yang hampir sama. Bayangkan, jadi narasumber utama di sebuah radio pemerintah, didengar orang banyak dan disaksikan orang banyak juga karena disiarkan secara langsung. Saya bisa tetap terkenal. Acaranya pun cuma satu kali itu saja. Jadi kalau mau tetap komitmen melayani Tuhan, tidak masalah kan cuma satu hari.  Saya mencoba menawar pada Tuhan "satu kali ini saja ya Tuhan". Anda tahu apa yang terjadi, dua hari menjelang pelaksanaan panitia menghubungi saya kalau ternyata format acaranya tidak memerlukan narasumber. Jadi saya tidak perlu hadir di acara tersebut. Saya langsung terkejut, berarti Tuhan tidak mau saya ada di sana. Tuhan mau kalau saya total melayani Dia, tidak perlu sedikit pun menoleh ke belakang lagi.

Mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya. Ada banyak harga yang harus dibayar, ada jam untuk berdoa, ada hari untuk doa puasa, ada waktu untuk membaca firman Tuhan, dsb. Namun yang tidak kalah penting, mengikut Tuhan Yesus tidak boleh balik lagi pada kehidupan yang lama. Saya mau mengikut Tuhan Yesus seumur hidup.. Bagaimana dengan keputusan anda  Yang saya tahu Dia tidak pernah sekalipun mengecewakan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 304




 

Senin, 26 April 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Tidak Berhenti Mendoakan


Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Tidak Berhenti Mendoakan

Baca    : 1 Samuel 12:23

 

Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.

            Kalau dihitung sejak awal tahun hingga hari ini, sudah banyak bencana, musibah atau peristiwa sosial yang terjadi di bangsa ini. Mulai dari pesawat yang hilang kontak, lalu terjatuh di dalam laut. Banjir besar yang terjadi di beberapa daerah. Tanah longsor, gunung meletus hingga gempa bumi. Belum lama semua bencana itu berlalu, kita dikejutkan oleh peristiwa hilangnya kapal selam yang sedang berlatih tempur.

            Saat terjadi sebuah musibah atau bencana alam yang terjadi di bangsa ini seringkali muncul gerakan doa secara mendadak, sporadis, masif dan bersifat darurat. Banyak orang yang tiba-tiba berfungsi menjadi pendoa. Orang yang sebelumnya tidak pernah berdoa akhirnya jadi ikut berdoa. Kemudian muncul hastag di mana-mana untuk mendoakan sesuatu. Sampai peristiwa itu berlalu, lalu berhenti berdoa. Hingga muncul lagi peristiwa yang baru, orang mendadak menjadi pendoa lagi. Demikian seterusnya.

Sebenarnya motivasi orang menjadi pendoa mendadak yang pertama tentu supaya para korban dalam peristiwa yang yerjadi dapat tertolong. Yang kedua, bisa jadi karena takut. Banyak orang berdoa hanya karena takut supaya dia tidak mengalami musibah atau bencana.

Firman Tuhan mengatakan “jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu”. Bangsa kita ini sedang butuh pendoa-pendoa yang tidak kenal kata berhenti. Tidak mengenal lelah dan tidak jemu untuk mendoakan. Jangan hanya berdoa syafaat hanya karena terjadi musibah atau bencana. Jangan hanya berdoa saat ada masalah besar menimpa. Tapi berdoalah karena memang itu tugas kita yang tidak mengenal kata akhir. Seorang pendoa adalah perantara bagi bangsa ini dengan Tuhan. Seorang pendoa mau menyediakan diri untuk menangisi bangsa ini demi keselamatan dan kesejahteraannya.

Secara pribadi, kita masing-masing memang punya pergumulan yang ingin untuk didoakan. Apakah itu pergumulan sakit, keuangan, masalah rumah tangga, pekerjaan, pasangan hidup dan berbagai masalah lain. Seakan kalau diminta untuk mengajukan permohonan doa, kita maju pada barisan pertama dengan sederet permohonan doa.

Tapi jangan lupa, kita tidak hanya punya hak untuk didoakan. Kita punya tugas untuk berdoa bagi bangsa ini. Dalam doa pribadi anda, sisipkan doa syafaat untuk keselamatan bangsa ini. Doakan jalannya pemerintahan supaya aman. Doakan supaya bangsa ini terhindar dari bencana dan malapetaka. Doakan supaya bangsa kita terlepas dari Covid 19 yang belum selesai.

Jangan berhenti mendoakan bangsa ini. Indonesia perlu dukungan doa anda. Indonesia perlu air mata anda. Indonesia perlu ratapan dan erangan anda. Kami setiap hari membuat pokok doa syafaat dengan topic yang berbeda. Kami sedang membentuk pasukan doa. Pasukan doa yang bukan terdiri dari orang-orang yang “ahli dalam berdoa”. Tapi mereka adalah orang-orang biasa, yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang, tapi mau menaruh beban di hati mereka untuk bangsa ini.

Nabi Samuel berkata “kalau aku berhenti mendoakan kamu (bangsa Israel), maka aku berdosa kepada Tuhan”. Jangan berhenti mendoakan supaya kita tidak berdoa. Jangan berhenti mendoakan karena memang kita rndu bangsa ini dimenangkan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 303





 

Minggu, 25 April 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Berlari Dan Memanjat

 

JUMPA DENGAN TUHAN

Judul: Berlari Dan Memanjat

Baca : Lukas 19:1-4

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.


Sejak kecil kita sering diajarkan mengenai kisah tentang Zakheus ini. Namun cerita dari guru Sekolah Minggu seringkali menempatkan Zakheus dari sisi orang yang jahat. Zakheus ini pemungut cukai, orang berdosa dan suka memeras orang lain. Dia diibaratkan sebagai rentenir yang mengambil lebih banyak dari yang seharusnya dibayarkan oleh seseorang.

Tapi kali ini kita akan melihat sosok Zakheus dari sudut pandang yang lain. Dia sudah mendengar tentang Yesus dan segala hal ajaib yang dilakukan. Oleh karena itu ketika Yesus masuk ke kotanya, Yerikho, dia pun penasaran. Apa yang dilakukannya, dia mau melihat Yesus tapi tdak berhasil karena tubuhnya pendek.

Langkah pertama, Zakheus berlari mendahului orang banyak. Langkah kedua, Zakheus memanjat pohon ara. Berlari dan memanjat adalah dua hal yang dilakukan oleh Zakheus di tengah keterbatasan yang dia miliki. Di tengah ketidak mungkinan yang dia hadapi. Dia tidak mau menyerah. Dia kalahkan semua kewajaran yang ada di depannya. Pada akhirnya, dia pun berhasil bertemu dengan Yesus dan mengalami keajaiban. Tuhan Yesus mau datang untuk berkunjung di rumahnya. Padahal tujuan awalnya dia hanya ingin melihat Yesus.

Bagaimana dengan kehidupan rohani kita belakangan ini. Ketika menghadapi berbagai pergumulan, kesulitan dan berbagai ketidak mungkinan, adakah usaha kita yang maksimal untuk mengejar Tuhan atau kita hanya hidup dalam kewajaran karena keterbatasan yang kita miliki.

Beranikah kita berdoa lebih pagi dari yang lain untuk berjumpa dengan Tuhan lebih awal. Seringkali kita menunda bangun, menunda waktu doa hanya karena beranggapan “orang Kristen kan bebas jam doanya, tidak terikat waktu”.   Adakah kita tekun membaca Firman Tuhan secara pribadi atau kita lebih suka menggantikannya dengan mendengar kotbah dari hamba-hamba Tuhan yang terkenal di YouTube. Kita lebih suka mendengar kotbah yang menghibur, menguatkan dan menyenangkan hati. Namun kita kurang suka membaca Firman Tuhan secara langsung karena berat. Seringkali alasannya, ayatnya terlalu panjang dan kata-katanya susah untuk dimengerti. 

Mohon maaf, bukan berarti tidak boleh mendengar atau melihat dan membaca kotbah orang lain di YouTube atau media sosial lainnya. Tapi kita sendiri juga harus memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan.

Mari kita mengejar Tuhan dengan maksimal. Lakukan hal yang terbaik untuk membangun iman kita. Lampaui batas kewajaran itu. Jangan kompromi dengan diri sendiri. Paksa daging ini untuk tunduk pada hal yang rohani. Zakheus bisa saja hidup dalam kewajaran. Orangnya pendek, dia terhalang oleh orang lain yang ada di depannya. Oleh karena itu dia berlari mendahului orang lain. Tidak cukup itu, dia memanjat pohon ara. Dia akan melakukan apapun supaya dapat melihat Tuhan Yesus. 

Apa kewajaran yang saat ini kita hadapi. Mungkin anda berkata “Saya tidak bisa bangun pagi, pak. Nanti kalau kerja jadi ngantuk; Saya tidak punya waktu untuk baca Firman Tuhan; Masalah saya banyak, jadi saya belum bisa melayani Tuhan; Saya bukan pendeta, jadi tidak bisa menyampaikan Firman Tuhan serta berbagai alasan lainnya. Bukankah hal-hal itu merupakan sesuatu yang wajar dan kita berkata “tidak apa-apa”. 

Mari kita melampaui kewajaran yang ada. Kita berlari dan memanjat, melakukan apapun yang selama ini menjadi keterbatasan kita. Maka setiap kita yang berani melakukan hal yang maksimal, perbuatan ajaib Tuhan akan disediakan bagi kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501)

 

Selasa, 20 April 2021

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 298




 

Jumpa Dengan Tuhan : Memandang Kepada Tuhan

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Memandang Kepada Tuhan

Baca    : Mazmur 16:8

 

16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah

            Dalam hidup ini ada banyak hal yang bisa membuat langkah iman kita goyah, lemah dan tidak berdaya. Bisa jadi itu kekuatiran, kondisi hidup yang kekurangan, kegagalan dalam berjuang atau harapan yang tidak segera menjadi kenyataan. Firman Tuhan mengatakan “aku senantiasa memandang kepada Tuhan…”. Satu kunci utama yang Firman Tuhan ajarkan supaya iman kita tetap kuat, tetap teguh, tidak oyah dan tidak rontok di tengah jalan yaitu memandang kepada Tuhan.

            Orang yang memandang kepada Tuhan hidupnya akan aman, sebab dia tahu pada siapa dia harus memfokuskan dirinya. Orang yang memandang kepada Tuhan tidak akan peduli meskipun orang-orang di sekitarnya mengecewakan, tidak menghargai apa yang dia lakukan bahkan sekalipun banyak situasi sulit yang ditemuinya. Orang yang memandang pada Tuhan tidak akan mencari pujian manusia, dia hanya puas dengan perlakuan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang memandang pada Tuhan akan tetap terus melangkah sekalipun perjalanan hidup yang dia tempuh penuh dengan linangan air mata.

Satu kali Abraham menerima janji Tuhan bahwa dia akan memiliki seorang anak. Sekalipun usianya sudah tua, sudah tidak ada harapan dan seakan tidak mungkin. Tapi dia tetap percaya bahwa Tuhan tidak akan mengingkari apa yang Dia janjikan. Dalam usia yang sudah tua, anak itu pun dia dapatkan. Bahkan di kisah berikutnya, dia juga diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mendapatkan anak-anak yang lain.

Yusuf pada suatu hari menerima mimpi yang mengisyaratkan bahwa dia akan menjadi seorang pemimpin. Tapi mana  ada seorang pemimpin kok dibuang ke sumur lalu dijadikan budak bahkan masuk penjara. Semua impiannya seakan tidak mungkin terjadi. Tapi Yusuf memandang kepada Tuhan, imannya tidak tergoyahkan. Saat menjadi budak, dia menjadi budak kesayangan. Saat berada dalam tahanan, dia menjadi narapidana yang istimewa. Pada akhirnya dia pun mendapatkan apa yang Tuhan pernah janjikan sekian tahun sebelumnya.

Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini. Adakah kita senantiasa memandang kepada Tuhan. Sekalipun doa kita belum terjawab sepenuhnya, harapan kita belum menjadi kenyataan dan impian kita masih belum digenapi, adakah kita masih mau memandang kepada Tuhan. Tekun dalam pengharapan kita, tidak undur dalam kita mengiring Tuhan dan tetap setia dalam pelayanan kita.

Seperti batu karang yang diterpa gelombang air laut, dia tidak akan pernah hancur. Tetap kokoh berdiri sekalipun badai menghantam disana sini. Demikian juga sekalipun banyak kesulitan hidup kita alami, pergumulan seakan tidak berhenti dan kegagalan satu per satu kita temui. Tetaplah memandang pada Tuhan. RancanganNya tidak pernah gagal, kehendakNya tidak pernah salah dan pertolonganNya tidak pernah luput dari hidup kita.

Satu kali air mata penderitaan kita akan diubahkan menjadi air mata sukacita penuh dengan kemenangan. Sebab orang yang memandang kepada Tuhan tidak akan tergoyahkan imannya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 


Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 297




 

Minggu, 18 April 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Bukan Karena Berkat

 

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Bukan Karena Berkat

Baca    : Mazmur 73:25-26

 

73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

            Suatu pernyataan yang berani, yang nekad dan tidak main-main diucapkan oleh penulis Mazmur yang bernama Asaf. “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi, sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, Tuhan adalah bagianku untuk selama-lamanya”.

            Seringkali kita datang pada Tuhan untukmengharapkan sesuatu, kita datang pada Tuhan hanya karena butuh untuk Tuhan melakukan sesuatu. Oleh karena itu doa-doa kita seringkali berkata “Engkau tidak akan mengecewakan aku; Engkau pasti menolong aku; PertolonganMu tidak pernah terlambat; Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan untuk melakukan yang terbaik bagiku, dsb”.

Semua doa hanya focus pada “aku” dan diri kita sendiri. Saat dalam posisi yang tidak menyenangkan, kita ini berharap Tuhan menolong dan menyelesaikan kesulitan yang kita hadapi. Sebaliknya, ketika pertolongan itu tidak segera datang maka kita pun mulai kecewa, menyesal dan mengata-ngatai Tuhan. Kita mulai berkata “Mengapa Tuhan tidak menolong aku; mengapa Tuhan tidak memperhatikan aku; padahal aku sudah berdoa, mengapa Tuhan seperti diam saja”.

Berdoa untuk minta tolong pada Tuhan atas setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak salah dan mestinya memang kita perlu berharap pada Tuhan. Tapi apakah kita juga mau menyediakan hati yang mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya. Hati yang mau mengarahkan diri untuk membuat Tuhan senang dengan perbuatan kita. Hati yang mau membuat Tuhan itu tersenyum pada kita.

Ketika kita sering berkata “Aku tahu, Tuhan tidak akan mengecewakan aku”. Kalau dibalik, seberapa kita berlaku tidak pernah mengecewakan Tuhan. Kalau kita sering berdoa “Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagiku”. Seberapa pula kita tidak pernah terlambat untuk datang pada Tuhan dalam persekutuan pribadi kita.

Bersediakah kita datang pada Tuhan bukan dengan fokus supaya ditolong, supaya diberkati atau supaya mendapatkan mujizat. Jangan sampai kita fokus pada berkat, pada pertolongan Tuhan atau pada apa yang Tuhan mampu lakukan tapi kita kehilangan Pribadi Tuhan itu sendiri. Beranikah kita dengan segenap ketulusan hati berkata seperti pemazmur Asaf “selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi”. Artinya dia berani berkata “Saya tidak mengingini berkat, mujizat atau apapun. Yang kuingini cuma Engkau saja ya, Tuhan”. Sekalipun Tuhan tidak menolong saya, saya akan tetap mengasihi Tuhan. Beranikah di sudut kamar saat kita berdoa, kita mengangkat tangan “Tuhan, aku mengasihi Engkau bukan karena Engkau sanggup menolongku tapi karena PribadiMu yang begitu istimewa dan begitu indah”.

Saya sangat yakin, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ketika orang-orang muda yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego dimasukkan ke dalam dapur api. Mereka dengan berani berkata “Kalau Tuhan sanggup melepaskan kami, Dia akan menolong kami. Tapi seandainya Tuhan tidak menolong kami, sekali-kalipun kami tidak akan emninggalkan Tuhan”. Mereka pun siap dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala oleh karena tidak mau menyembah patung buatan raja.

Kenyataannya, apakah Tuhan menolong mereka. Sepertinya tidak ada pertolongan. Sepertinya semua terlambat. Tapi justru di saat yang sulit itu, Tuhan dengan cara yang ajaib membebaskan mereka. Mari kita mulai datang pada Tuhan dengan cinta kita yang tidak terukur, dengan kasih kita pada Tuhan yang begitu istimewa melebihi apapun juga. Kita bukan lagi datang pada Tuhan seekdar supaya ditolong, supaya diberkati atau supaya mendapatkan mujizat. Tapi dengan segenap hati dan kerinduan karena kita mengasihi dan mencintai Dia. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Jadwal Sharing Malam 26 April - 01 Mei 2021


 

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...