Rabu, 30 Desember 2020

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 188





 

Jumpa Dengan Tuhan : Tuntunlah Aku

JUMPA DENGAN TUHAN

Rabu, 30 Desember 2020

Tema  : TuntunlahAku

Baca    : Mazmur 61:3


Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.

 

Permintaan Daud dalam doamya, bukan supaya gunung batu yang tinggi itu dilenyapkan. Gunung batu yang tinggi berbicara mengenai situasi yang sulit, tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Dia tidak meminta gunung batu itu ditiadakan. Namun juga dia tidak menantang meminta supaya ada gunung batu, tidak demikian. Doa Daud, kalau pun dia harus melewati gunung batu itu, tuntunlah ya Tuhan. kalau pun kesulitan itu harus dihadaoi, kiranya Tuhan tidak meninggalkan hidupnya.

Beberapa waktu lalu saya divonis mengalami penyakit akibat Covid 19. Semua tentu tidak ada yang mau mengalami situasi seperti ini. Satu penyakit yang saat ini dijauhi dan dihindari orang. Sebelum Covid, saya tidak pernah berdoa supaya saya tidak kena covid. Namun saya pun tidak juga menantang Tuhan supaya diberi sakit. Doa saya, ketika saya harus menghadapi situasi Covid, saya bisa kuat dan mampu melewati semua oleh kuat kuasa Roh Kudus.

Sebelum sakit, saya sering mendoakan orang supaya tidak mengalami Covid atau yang sakit kena Covid jadi sembuh. Puji Tuhan, beberapa orang mengalami keajaiaban setelah saya doakan. Tapi pada akhirnya, Tuhan bawa saya pribadi untuk mengalami Covid. Dia mau supaya saya mengalami pertolomganNya secara sempurna. Tidak hanya dari kata orang saja.

Ketika saya sendiri yang mengalami Covid, saya tidak berdoa mengusir atau menengking penyakit ini. Saya berdoa, supaya Tuhan memampukan saya melewati segala situasi yang ada dengan penyertaaan Tuhan yang ajaib. Seperti seorang anak yang dituntun berjalan melewati setapak demi setapak. Meskipun sempat jatuh dan terluka bahkan menangis. Tapi anak ini akan bangun digendong oleh ayahnya dan dituntun untuk berjalan lagi sampai kakinya kuat.

Jangan pernah meminta supaya tidak ada masalah. Kehidupan kekristenan tidak menjanjikan sesuatu yang mulus, lancar dan bebas hambatan. Seperti kapal yang berjalan tanpa gelombang. Semua alam riang ria. Tidak demikian. Tuhan hanya menjanjikan, Dia akan memberikan penyertaan bagi kita saat melewati lembah kekelaman. Apakah saya tidak putus asa ketika mengalami Covid, tentu saja seringkali. Betapa saya juga berkata pada Tuhan “Lebih baik ambil nyawa saja, pulang ke Sorga daripada sakit seperti ini”. Betapa tidak menyakitkan nafas saya tidak beraturan, tiap hari harus suntik beberapa kali, obat diminum dalam jumlah yang banyak dan ukurannya besar. Saya tidak kuat

Satu kali saat berdoa, Tuhan memberikan bagi saya pengertian. Ada banyak orang dalam situasi seperti ini doanya dua : Hindarkan saya, Tuhan atau mengeluh mengapa saya yang alami ini, Tuhan. Saya tidak dalam meminta atau menolak. Tapi kalau Tuhan ijinkan kita mengalami sesuatu, pasti Tuhan punya maksud tertentu yang indah di luar pemikiran kita.

Tuhan Yesus bukan Tuhan yang iseng saja, asal memberi sesuatu. Diberikan pada kita kondisi sakit, lemah secara ekonomi, masalah keluarga, dsb. Supaya kita belajar berharap pada Tuhan. Belajar juga melihat dan mengalami penyertaan Tuhan secara langsung.

Kaki kita kuat bukan karena berjalan di atas kasur atau busa. Kaki kita kuat karena terlatih melewati jalan yang berliku dan berbatu. Di situ penuh darah, nanah dan luka. Tapi satu kali kita akan bisa berdiri tegak, tanpa ada satu orang pun bisa menjatuhkan kita.

Tidak ada kemenangan, tanpa peperangan. Tidak ada kesembuhan, tanpa mengalami sakit. Tidak ada pemulihan, tanpa ada situasi buruk kita alami. Tidak ada keajaiban, tanpa adanya kesulitan terlebih dulu. Tuhan Yesus selalu ada, menopang kita di saat apapun juga. Tangan kasihNya akan menuntun kita melewati situasi paling sulit, apapun itu. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry WA: 0895623356501)

 

Sabtu, 12 Desember 2020

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 185






Jumpa Dengan Tuhan : Menjadi Penyembah Yang Benar

 JUMPA DENGAN TUHAN

Sabtu, 12 Desember 2020

Tema  : Menjadi Penyembah Yang Benar

Baca    : Matius 2:11

 

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.

 

Orang-orang Majus ini datang pada bayi Yesus, reaksi pertama yang mereka lakukan yaitu “sujud menyembah Dia”. Pengertian dari kata “menyembah” yaitu kita menganggap ada Pribadi yang lebih tinggi otoritas atau kekuasaannya. Orang-orang Majus ini melihat dari tanda bintang bahwa yang telah lahir itu adalah seorang bayi raja.

Reaksi kedua yang dilakukan oleh orang-orang Majus ini yaitu mempersembahkan harta benda yang mereka miliki. Kita tahu bahwa yang diberikan yaitu emas, kemenyan dan mur. Ada sesuatu yang diberikan saat bertemu dengan pribadi yang disembah.

Bagaimana dengan hidup kita saat ini. Adakah kita sudah menjadi “penyembah Kristus”. Mungkin anda berkata “Lah saya ini kan sudah beragama Kristen, tentu saya secara otomatis menyembah Tuhan Yesus”. kekristenan sebaiknya tidak diaknai hanya sebagai sebuah agama. Oleh karena agama akan menuntut kita melakukan ritual, liturgi atau berbagai kebiasaan agamawi. Namun kekristenan menjadikan Kristus sebagai pusat dari kehidupan kita. Kita menjadikan Kristus sebagai pemegang kendali atas hidup kita. Kita menempatkan Kristus sebagai yang terutama, kita yang paling belakang. Kita memposisikan Kristus sebagai yang termulia, kita yang paling rendah.

Namun bukankah yang terjadi seringkali sebaliknya. Tuhan Yesus kita posisikan sebagai Pihak yang harus menyediakan berkat untuk kita. Oleh karena itu ketika berdoa, seringkali kita seperti membawa daftar belanjaan yang harus Tuhan penuhi dan sediakan. Bukankah sebaiknya kita datang pada Tuhan untuk mengenal hatiNya, mendengar suaraNya dan melakukan apa yang Dia arahkan.

Kata “menyembah” juga berbicara mengenai keintiman. Hubungan yang karib antara kita dengan Tuhan. Semalam saat saya berdoa pribadi, Tuhan berkata “Kalau orang mau dekat dengan Aku, dia akan rela duduk berdua dengan Aku dan melupakan yang lainnya. Namun ada banyak orang yang mengabaikan Aku, demi sesuatu yang lain (pelayanan, berkat, kenyamanan hidup, dsb)”. Tuhan selalu ingin ada waktu yang intim, yang tidak terganggu dan yang nyaman antara kita dengan Dia.

Saya sering mengingatkan pada beberapa orang, supaya membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan. Supaya mereka membangun lagi kehidupan doa dan Firman Tuhan. Namun sayang sekali, jawaban yang disampaikan yaitu “Saya sibuk, tidak ada cukup waktu. Pokoknya bagi saya yang penting, Tuhan Yesus harus menolong saya”. Adakah hal seperti ini juga pernah terjadi pada kehidupan anda. Hati-hati kalau kita berkata “Maaf, saya sibuk tidak ada waktu, Tuhan”. Bisa jadi satu kali ketika kita berdoa, Tuhan akan menjawab “Maaf, saya sibuk anakKu”. Apakah mungkin Tuhan berkata seperti itu. Bisa jadi demikian. Pada orang-orang yang melayani dan mengusir setan serta bernubuat saja Tuhan Yesus berkata “enyahlah kamu, Aku tidak mengenal kamu. Kamu sekalian pembuat kejahatan”.

Mari kita fungsikan hati dan hidup kita kembali sebagai pribadi penyembah Tuhan. Bahwa yang utama itu hati kita melekat pada Tuhan lebih dari pergumulan kita dalam hal apapun. Akhir tahun ini mari kita periksa, adakah kita masih punya rasa cinta pada Tuhan atau semua sudah makin hambar. Kobarkan hati yang cinta Tuhan itu, jaga dan jangan sampai terpadamkan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry WA : 0895623356501)

 

 

Senin, 07 Desember 2020

Jumpa Dengan Tuhan : Meskipun Tidak Ada Harapan

 JUMPA DENGAN TUHAN

Senin, 07 Desember 2020

Tema  : Meskipun Tidak Ada Harapan

Baca    : Roma 4:18


Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

 

Abraham usianya sudah tua sekali. Saat dia menerima janji Tuhan bahwa ia akan mempunyai keturunan, umurnya saat itu 75 tahun. Sementara Sara terpaut 10 tahun di bawahnya. Kalau orang masih berusia 30 atau 40 tahunan belum punya anak, dia tentu masih punya harapan. Bagaimana pun tenaganya masih kuat dan usianya masih muda. Namun ketika usianya sudah terlalu tinggi, apakah masih ada harapan untuk mempunyai anak. Tentu kecil sekali kemungkinannya atau bahkan tidak mungkin. 

Namun Abraham hanya percaya pada janji Tuhan bahwa Tuhan yang dia sembah sanggup berkuasa melakukan yang Dia janjikan dan sanggup membuat keajaiban di tengah berbagai kemustahilan. Kita tahu berikutnya bahwa pada akhirnya Abraham memiliki anak pada saat dia berusia 100 tahun atau 25 tahun setelah menerima janji Tuhan.

Hari ini mari kita periksa hidup kita. Adakah sesuatu yang tidak mungkin atau mustahil itu sedang kita hadapi. Sesuatu yang sepertinya tidak ada pertolongan dan tidak mungkin ada harapan. Kalau anda setiap bulan menerima gaji yang lebih dari cukup, lalu anda dihadapkan harus membayar tanggungan, anda mungkin masih bisa tersenyum lebar. Mengapa, karena ada harapan dari gaji yang rutin diterima. Namun bagaimana bila penghasilan pas-pasan, tapi harus menghadapi banyak tagihan dan tanggungan. Jangankan untuk membayar kewajiban, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kesulitan. Lalu darimana ada harapan untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Demikian juga untuk hal lain, anda sudah berobat sekian waktu tapi sakit itu tidak segera sembuh. Dokter yang terbaik sudah ditemui, obat yang mahal sudah diminum, rumah sakit sudah dikunjungi berkali-kali, tapi kesehatan tidak kunjung membaik. Apakah ada harapan untuk sembuh, tipis sekali.

Ada juga yang sudah menikah sekian tahun, tapi tidak segera mendapatkan keturunan. Berbagai tindakan medis maupun tradisional sudah diupayakan, tapi tidak berhasil. Sudah tidak ada harapan lagi, lalu mau apa. Ada banyak hal lagi yang menjadi pergumulan dan kesulitan hidup kita. seakan mustahil terjadi hal yang baik dalam hidup kita. Semua jalan sudah tertutup. Semua pintu sudah terhalang. Namun ada satu Pribadi yang sanggup melakukan keajaiban di tengah berbagai ketidak mungkinan. Pribadi itu bernama Yesus yang sanggup menolong kita saat situasi seakan tidak ada harapan lagi.

Dia adalah Tuhan yang sanggup mengubah musim kering dalam hidup kita menjadi musim yang penuh dengan buah-buahan yang menghasilkan. Dia yang sanggup mengadakan mujizat tanpa batas dan di luar perkiraan kita. Sesuai dengan bacaan Firman Tuhan kali ini, saya ajak anda untuk menghidupi bagian Firman Tuhan ini menjadi sesuai dengan situasi hidup kita. Nama Abraham silakan anda ganti dengan nama anda sendiri, lalu kalimat berikutnya kita ganti dengan situasi atas hidup kita yang lebih baik. Sebagai contoh saya akan mengganti nama Abraham dengan nama saya yaitu Okky Rahardjo lalu situasi yang tertulis di kalimat itu saya ganti dengan situasi ekonomi yang lebih baik terjadi atas hidup saya. 

“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Okky Rahardjo berharap juga dan percaya, bahwa saya akan mengalami pertolongan secara ekonomi dan menjadi berkat bagi banyak orang

“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Okky Rahardjo berharap juga dan percaya, bahwa saya akan mengalami pemulihan dalam kesehatan, tidak ada lagi sakit penyakit dan gula darah saya kembali normal.

Selanjutnya silakan lakukan perkataan iman tersebut, dengan diucapkan bukan hanya dalam hati. Kalau perlu lakukan dengan tumpang tangan di dada supaya kuasa dari Kerajaan Sorga itu dinyatakan dan mengubah situasi kemustahilan yang saat ini kita alami. Orang yang berani melakukan tindakan iman dengan perkataan profetik (perkataan yang diilhami oleh Firman Tuhan), baginya akan ada kekuatan dan pertolongan Tuhan secara ajaib. Percaya saja, mujizat itu masih ada sampai hari ini. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry WA : 0895623356501)

 

 

Kamis, 03 Desember 2020

Jumpa Dengan Tuhan : Rendahkanlah Dirimu

 JUMPA DENGAN TUHAN

Kamis, 03 Desember 2020

Tema  : Rendahkanlah Dirimu

Baca    : Efesus 5:21

 

dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus

Belakangan ini di Kota Surabaya muncul sebuah gerakan yang didasari oleh sakit hati. Gerakan atau barisan sakit hati ini muncul menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Hal ini berawal dari tokoh yang didukung tidak lolos menjadi calon kepala daerah, maka sekelompok orang menyatakan diri sebagai orang-orang yang terluka dan sakit hati.

Firman Tuhan mengajarkan “rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain”. Beberapa penyebab orang menjadi sakit hati yaitu adanya harga diri yang terusik, kebenaran diri sendiri yang tidak cocok dengan orang lain atau adanya perasaan “saya benar dan dia yang salah”. Namun Firman Tuhan juga menajarkan jurus “rendahkanlah dirimu untuk mengatasi sakit hati”. Rendahkanlah dirimu ini tidak sama dengan rendah diri. Kalau rendah diri artinya minder. Rendahkanlah dirimu mengandung makna bahwa orang lain lebih utama dari dirinya sendiri. 

Ketika harga diri kita terusik, daripada kita mengambil keputusan yang salah dan menjadi tersinggung, bukankah lebih baik kita berkata “biarlah dia saja yang menang, saya yang kalah tidak apa-apa. Bagaimana pun juga dia saudara saya”. Betapa pun juga perseteruan atau perselisihan dengan saudara sendiri atau saudara seiman, tidak akan ada untungnya. Kalau kita yang menang, tetap akan ada luka yang tidak akan terselesaikan. Buat apa kita mempertahankan gengsi demi predikat “Saya yang menang, saya yang benar dan saya yang berhak atau saya yang lebih rohani dari dia”.

Kalau sesama hamba Tuhan bertengkar hingga saling menuntut di pengadilan, bukankah yang dicemarkan adalah nama Tuhan. Buat apa saling menuntut. Bagaimana pun gereja yang megah atau organisasi yang besar, tidak akan kita bawa ke Sorga. Bahkan gelar pendeta sekalipun tidak akan ada artinya di Kerajaan Sorga, lalu buat apa rebutan jabatan.

Belasan tahun lalu ketika pelayanan saya sebagai pembina di sebuah Persekutuan Doa banyak dimasalahkan oleh pihak lain yang juga ingin melayani di tempat itu, sampai ada terkotak-kotak di antara anggota Persekutuan Doa yang suka dengan teman saya yang baru bergabung itu dan ada yang setuju dengan saya. Saya lalu mempertibangkan, daripada terjadi rebutan pengaruh antara saya dengan teman saya tersebut atau merasa lebih rohani antara satu dengan lainnya, saya pun memilih mundur dan menyerahkan pelayanan persekutuan doa pada teman saya tersebut. Harapan saya, tidak ada lagi perpecahan di antara jemaat Persekutuan Doa dan pelayanan pun makin berkembang. Saya pun melanjutkan pelayanan di tempat lain, meskipun di tempat yang sebelumnya saya sudah menabur banyak, termasuk yang merintis Persekutuan Doa tersebut jauh sebelum teman saya tersebut datang. 

Dalam satu tahun terakhir ini pun, istri saya menjadi saksi bahwa ada banyak serangan yang ditujukan pada saya. Serangan itu berupa kata-kata kasar, sinis, fitnah atau tudingan yang tidak ada dasarnya. Serangan itu dilontarkan oleh pihak keluarga, teman sekerja hingga orang yang dalam status sebagai saudara seiman. Namun saya memilih untuk tetap respon dengan baik dan mengalah saja. Oleh karena saya menyadari, buat apa mepertahankan ego hanya demi predikat “Saya yang benar, dia yang salah”. 

Ketika saya memilih untuk belajar merendahkan diri, ada banyak pertolongan Tuhan yang saya terima tanpa saya duga. Mari kita belajar untuk merendahkan diri satu dengan lainnya. Orang yang merendahkan diri itu tidak punya hak yang berlebihan. Tidak perlu menulis status yang bersifat kejengkelan dan sakit hati di media sosial. Orang yang merendahkan diri rela dianggap kalah demi saudaranya yang menang. Dia juga rela dianggap gagal demi keberhasilan orang lain. Dia pun rela dianggap sesat demi orang lain yang dianggap benar dan lebih rohani. Orang yang merendahkan diri rela berada di bawah, demi saudaranya yang berada di posisi puncak.

Bukankah Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkan kalau ditampar pipi kiri, berikan pipi kananmu. Kalau diundang ke satu pesta, duduklah di tempat yang kurang terhormat. Percaya saja, satu kali bila Tuhan berkenan maka orang yang merendahkan diri akan ditinggikan oleh Tuhan. Semua terjadi dalam waktunya Tuhan dan dengan caranya Tuhan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry WA : 0895623356501)

 

 

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...