Minggu, 30 Mei 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Karakter Dibersihkan

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Karakter Dibersihkan

Baca    : Yohanes 15:2

 

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

            Pagi hari ini dalam doa saya mendapatkan pengluhatan sebuah piring yang sedang dicuci. Piring yang kotor itu dibersihkan menggunakan spon pembersih. Tiap-tiap sudutnya dibersihkan, dicuci dan dihilangkan kekotorannya. Kalau piring ini bisa berteriak, dia akan protes dan merasa kesakitan. Tapi lihat betapa ketika hasil akhirnya selesai, piring itu pun menjadi bersih dan indah.

            Dalam usia 100 tahun segala sesuatu sudah terasa tidak mungkin. Dan ingat, dia tidak menerima janji Tuhan seperti pada Yusuf dan Maria yang akan melahirkan Yesus. Maria menerima janji Tuhan akan memperoleh anak tanpa melalui proses hubungan suami istri, padahal usianya masih muda. Tapi Abraham dan Sara akan mempunyai anak di masa tua mereka, tapi tetap melalui hubungan suami istri. Oleh karena itu semuanya serba tidak mungkin. Sudah tua keduanya, yang laki-laki tubuhnya sudah sangat lemah dan yang perempuan pun rahimnya sudah tertutup.

Demikian juga dengan hidup kita, ada kalanya Tuhan ijinkan untuk karakter kita dibersihkan dari segala hal yang kotor dan menyakitkan. Karakter kita yang mudah emsi, gampang tersinggung, suka berkata kasar, suka jatuh bangun dalam dosa, sering tidak taat pada Tuhan dan berbagai hal yang buruk dalam karakter kita. Tuhan akan bersihkan dan jadikan indah supaya berkenan di hadapan Tuhan.

Tuhan Yesus member contoh pada sebuah pohon anggur untuk menggambarkan kehidupan kita dan hubungannya dengan Dia. Setiap pohon anggur yang bertumbuh akan selalu dibersihkan oleh pemiliknya. Daun dan ranting yang kering dipotong, agar tidak mengganggu pertumbuhannya. Ranting yang berbuah dibersihkan dari daun-daun yang tidak perlu, sehingga buah yang dihasilkan dapat bertumbuh dengan baik.

Salah satu cara untuk membersihkan karakter kita sebenarnya adalah ketika kita dihadapkan pada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Orang lain yang tidak sepaham dengan kita dan bahkan terkesan menjengkelkan. Saat itu hati kita sedang dibersihkan dari sifat merasa benar sendiri, merasa aman dan sikap merasa lebih baik dari orang lain. Saat itu kesombongan kita diruntuhkan, ego kita ditundukkan, mulai bisa melayani dan memahami orang lain juga tidak lagi memiliki sikap saya yang benar dan dia yang salah.

Karakter kita tidak akan terbentuk ketika kita hanya bertemu dengan saudara seiman yang sifatnya baik, manis dan yang sependapat dengan kita. Kita perlu bertemu orang lain yang berbeda pendapat, berbeda sikap dan berbeda karakter untuk membuat karakter kita muncul dengan indah. Bagaimana respon kita ketika menghadapi segala sesuatunya akan menentukan bagaimana karakter kita.

Kalau Daud hanya bertemu dengan domba-domba yang dia gembalakan saja, karakternya tidak akan terbentuk. Dia harus dipertemukan dengan Raja Saul yang menjengkelkan, yang mengejar dia karena salah paham. Dari situ dia terbentuk menjadi seorang yang mudah mengampuni, bisa memahami orang lain dan bahkan ketika Saul mati pun dia tidak bergembira dan mensyukuri kematiannya. Dia tidak berkata “Loh akhirnya dia mati kan, saya lah yang benar. Dia kena murkanya Tuhan”. Tidak, dia justru menjadi orang yang paling sedih dan menangisi kematian raja Saul dan Yonatan, anaknya.

Kalau saya hanya bertemu dengan orang-orang yang berkata “kotbah anda bagus, sangat memberkati. Anda seorang yang dipakai oleh Tuhan luar biasa. Terima kasih, melalui doa anda, saya mengalami pertolongan Tuhan, dsb” maka karakter saya tidak akan terbentuk dengan baik. Tuhan perlu mempertemukan saya dengan orang-orang yang berkata pada saya “kamu munafik, anda penipu, doa anda tidak merubah hidup saya, perkataanmu tidak sesuai dengan kelakuan, kamu mudah tersinggung atau orang-orang yang mengata-ngatai saya dengan sebutan lain yang tidak enak didengar bahkan memblokir nomor WA saya karena tidak suka dengan pelayanan yang saya lakukan.

Melalui hal itu karakter saya sedang diproses , dibentuk dan dibersihkan oleh Tuhan untuk dijadikan indah. Apakah berarti saat ini karakter saya sudah baik, sudah indah dan sudah benar. Saya tentu tidak berani menilai diri sendiri. Biarlah Tuhan sendiri yang menilai dan orang lain yang merasakan hasilnya.

Ketika karakter kita dibersihkan rasanya tidak pernah menyenangkan. Tapi Tuhan ijinkan hal itu untuk membentuk karakter kita jadi indah dan berbuah manis yang bisa dirasakan oleh orang lain. Jangan takut dengan pembentukan karakter, nikmati saja cara Tuhan bekerja dan alami segala berkat Tuhan yang ajaib. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Rabu, 26 Mei 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Mengulurkan TanganNya

 

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Mengulurkan TanganNya

Baca    : Markus 1:40-41

 

1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."

1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."

            Satu kali orang yang sakit kusta datang pada Yesus dan berlutut di hadapanNya untuk memohon bantuanNya. Tentu saja bantuan yang dimaksud berupa kesembuhan. Saat itu sakit kusta termasuk sakit yang dianggap membawa aib, menular dan tidak layak untuk bertemu dengan orang banyak. Tidak heran banyak orang yang sakit kusta masa itu pekerjaannya hanya jadi pengemis.

            Tapi demi mendengar Yesus lewat di depannya, ia pun berseru “kalau Engku mau, Engkau dapat mentahirkan aku”. Orang sakit kusta ini tahu diri, dia hanya orang buangan. Orang pinggiran yang tersisihkan. Oleh karena itu dia cuma berkata “kalau Engkau mau”. Hati Yesus pun tergerak oleh belas kasihan. Lalu Yesus mengulurkan tanganNya dan menjamah orang itu lalu menyembuhkannya.

Hari ini pergumulan apa yang masih melekat dalam hidup kita dan terasa begitu berat dan menyiksa. Sampai-sampai pergumulan yang kita hadapi itu membuat kita tidak nyaman untuk bertemu dengan orang lain. Dijauhi oleh orang lain bahkan bisa jadi kita tidak lagi dianggap sebagai orang yang dikenal. Tidak ada salahnya untuk kita datang pada Tuhan dengan kerendahan hati. Kita mohon belas kasihan Tuhan. Kita bersujud mohon Tuhan bereskan. Kita minta Tuhan pulihkan hidup kita.

Sebelum tangan Yesus terulur, hatiNya digerakkan oleh belas kasihan. Belas kasihan ini muncul karena ada sikap hati yang merendah. Sikap hati yang menanggalkan keakuan dan nama baik. Dalam banyak kisah, kalau ada orang yang datang bersujud atau berlutut biasanya hati Tuhan Yesus tersentuh oleh belas kasihan. Sebagaimana halnya saat peristiwa Lazarus dibangkitkan. Bukankah Maria dan Marta mengucapkan kata-kata yang sama. Namun karena Maria mengucapkan dengan sikap yang tersungkur di kaki Tuhan, hati Yesus pun masygul atau timbul belas kasihan.

Sikap hati apakah yang saat ini ada pada kita ketika datang pada Tuhan. Bisa jadi anda adalah orang yang sudah tahu banyak tentang Firman Tuhan, sudah tahu banyak tentang pelayanan, sudah senior dalam hal rohani dan bahkan punya jabatan secara pelayanan di gereja atau persekutuan doa. Tidak ada salahnya untuk kita datang pada Tuhan minta Tuhan sembuhkan, mohon Tuhan pulihkan dan mohon belas kasihan Tuhan. Tidak ada yang perlu kita pertahankan ketika kita datang pada Tuhan, oleh karena semua predikat kita di hadapan Tuhan tidak ada artinya.

Ketika kita datang pada Tuhan dengan segenap kerendahan hati, meninggalkan posisi, menanggalkan gengsi dan mengabaikan prestasi yang kita miliki, maka saya yakin dan percaya tangan Tuhan yang ajaib itu akan terbuka bagi kita. Ketika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, maka Ia akan mengulurkan tanganNya bagi kita. Hidup kita pun ditolong dan dipulihkanNya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 332





 

Selasa, 25 Mei 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Serupa Gambaran Kristus

 

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Serupa Gambaran Kristus

Baca    : Roma 8:29

 

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

            Beberapa waktu ini ada berita yaitu anak seorang pelawak yang malu ketika wajahnya dibilang mirip dengan ayahnya. Bisa jadi wajah ayahnya kurang begitu baik, tidak tampan dan ada bagian fisik tertentu yang terlihat menonjol. Anak ini tidak bangga ketika dikatakan mirip dengan ayahnya.

            Firman Tuhan mengatakan bahwa kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Mau tidak mau, ketika kita lahir baru, menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, maka kita juga ditentukan untuk memiliki gambaran yang sama dengan Kristus. Gambaran yang dimaksud yaitu karakter, hidup dalam kuasa dan juga gaya hidup yang sama.

Kalau Tuhan Yesus memiliki karakter mudah mengampuni, mudah mengasihi, mudah memahami orang lain mestinya kita juga demikian. Kalau Yesus memiliki gaya hidup suka member, suka menolong atau mudah menaruh belas kasihan pada orang lain, mestinya kita pun berbuat yang sama. Demikian pula ketika Yesus mengajarkan ditampar pipi kiri berikan pipi kananmu juga, adakah kita berani melakukannya. Hal yang paling tidak menyenangkan, ketika Yesus rela menderita dan dianiaya karena kebenaran, adakah kita juga mau mengalami aniaya karena nama Kristus.

Kalau ternyata mulut kita suka memfitnah, mudah menyerang orang lain dengan kata-kata kasar, suka memutar balik perkataan, suka membicarakan orang lain, mudah tersinggung dan gampang emosi, coba diperiksa karakter siapa yang sedang kita ikuti. Periksa hati, kita sedang serupa dengan gambaran Kristus atau belum.

Orang yag hidup serupa dengan gambaran Kristus akan memiliki pancaran kehidupan yang otomatis sama. Oleh karena dia menjadi bayangan atau pantulan dari Kristus sendiri. Saya punya anak yang tiap hari hidup dengan saya, maen dengan saya dan beraktivitas dengan saya. Tanpa perlu diajari, dia memiliki gambaran yang sama dengan saya. Bukan hanya wajah, tapi juga arah bicara, tingkah laku dan kebiasaan. Tanpa perlu saya mengajari, dia memiliki kebiasaan yang sama dengan saya. Mengapa, karena dia anak saya.

Adakah melalui hidup kita, tanpa perlu orang lain melihat KTP kita, orang sudah tahu kalau kita ini pengikut Kristus. Bisakah tanpa ditunjukkan kartu identitas, orang bisa melihat “oh dia ini orang Kristen”. Saya ingat waktu SMA, ketika ujian kenaikan kelas duduk kami ini digabung dengan siswa tingkatan lain. Saya waktu itu kelas 1, sebelah saya anak kelas 2. Jadi saya duduk dengan kakak kelas. Hal ini tentu untuk saling mengawasi dan menutup peluang berbuat kecurangan. Satu kali anak yang duduk di sebelah saya bertanya “Kamu anak Kristen ya”. Saya bertanya balik “Kok mbak tau, saya anak Kristen…”. Dia menjawab “Soalnya kamu ngerjakan ulangan, tapi ga’ nyontek (lihat jawaban teman)…”. Sementara dia dan teman-temannya saling bertukar jawaban dengan berbagai cara.

Adakah gaya hidup kita ini mencerminkan karakter Kristus atau ternyata kita sama saja dengan orang yang lain. Kita ini adalah gambaran Kristus yang diciptakan serupa dengan Dia. Serupa dengan gambaran Kristus bukan dalam hal wajah, tapi dalam karakter kita, gaya bicara, sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaan yang orang mudah melihat bahwa ada Kristus dalam hidup kita.

Orang yang memiliki karakter Kristus akan bangga dan tidak ada yang perlu ditutupi. Hal ini supaya orang melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa di Sorga. Adakah kita bangga memiliki gambaran yang serupa dengan Kristus. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 331





 

Kamis, 20 Mei 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Fungsi Doa Sharing Pada Tuhan

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Fungsi Doa Sharing Pada Tuhan

Baca    : Mazmur 5:4

 

TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu.

            Mulai edisi hari ini secara berseri kita akan belajar mengenai fungsi doa. Bagi anda yang sudah cukup banyak tahu tentang hal rohani, mungkin hal ini terdengar sepele. Apalagi anda yang sudah lama terlibat dalam pelayanan doa. Tapi setidaknya pembelajaran ini akan memperbarui pengertian kita mengenai doa.

            Kalau ditanyakan mengenai fungsi doa, sebagian besar dari kita bisa jadi akan menjawab doa itu untuk mengajukan permohonan supaya pergumulan kita terselesaikan. Tapi ternyata mengajukan permohonan itu bukan fungsi yang utama. Kalau anda punya anak yang cuma minta-minta saja, kan rasanya jengkel juga. Walaupun sebenarnya wajar saja.

Fungsi doa yang pertama yaitu menyampaikan curhat atau sharing pada Tuhan. Daud berkata “pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku”. Hal ini bukan berarti hanya berupa permintaan. Kalau anda punya sahabat, anda akan sharing, cerita, atau curhat tentang apa yang anda alami. Saya punya teman baik, teman yang saya kenal saat masih sama-sama menjadi guru. Kami jadi guru di sekolah yang berbeda, tapi sering pulang bersama.

Dalam perjalanan pulang itu kami sering mampir di warung untuk sekedar beli minum. Saat itulah kami gunakan kesempatan untuk bercerita. Dia bebas bercerita yang dia alami atau kesulitan yang dia rasakan. Demikian juga saya pun sharing hal-hal tertentu yang saya hadapi. Segala sesuatu rahasia yang saya alami yang hanya boleh dia yang tahu. Teman yang lain belum tentu saya ijinkan untuk tahu. Demikian juga dengan Tuhan. Dia adalah Sahabat yang terbaik. Pada Tuhan kita bisa sharing dan cerita tentang banyak hal. Pada Tuhan kita bisa curhat apapun yang kita alami. Tidak perlu orang lain tahu. Dia bisa menyimpan rahasia. Saat kita sharing dengan Tuhan, kita mendapatkan motivasi, instruksi, kekuatan, pembelaan dan penghiburan.

Satu kali saya mengalami suatu masalah dalam pelayanan. Disalah paham, disalah mengerti bahkan difitnah. Saya sampaikan hal itu pada Tuhan ketika berdoa secara pribadi. Saya katakan “Tuhan, saya kecewa sebenarnya. Kenapa saya kok diperlakukan seperti ini oleh orang itu. Padahal saya sudah melaani dia, memberi yang terbaik untuk dia”. Yang namanya curhat kan bebas bicaranya. Santai, tidak harus formal atau kaku.

Tiba-tiba saat berdoa itu saya mendengar dari hati saya, satu suara yang tenang, seperti seorangs ahabat. Dia berkata “Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Dia tidak memahami yang kamu lakukan. Tapi Aku lebih paham tentang kondisimu. Aku yang urus dia nantinya, kamu tenang saja”. Bukankah menyenangkan kalau bisa sharing seperti itu pada Tuhan dalam doa.

Fungsi doa yaitu sebagai sarana untuk kita sharing atau curhat pada Tuhan. Ingat, yang namanya sharing tidak selalu untuk hal-hal penting. Hal yang kita anggap sepele atau remeh pun tidak masalah untuk kita sampaikan pada Tuhan. Jangan beranggapan, hal yang ini tidak layak saya bicarakan pada Tuhan karena tidak terlalu rohani. Bebas saja untuk menyatakan sesuatu pada Tuhan.

Kalau anda mengikuti perjalanan Daud, ada banyak hal yang kelihatannya tidak rohani pun dia sampaikan pada Tuhan. Saat dia kecewa dengan seseorang, saat dia minta petunjuk akan berangkat berperang bahkan ketika dia haus dan ingin minum dari sebuah sumur pun dia ngomong sama Tuhan. Ketika kita menjadikan Tuhan sebagai Pribadi yang sedekat sahabat, betapa hidup kita akan bahagia dan bersukacita.

Doa bukan sebagai sarana pertemuan dengan Tuhan yang formal, kaku atau menakutkan. Jadikan doa pribadi anda sebagai saat-saat yang menyenangkan, karena berjumpa dengan Tuhan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 326





 

Selasa, 18 Mei 2021

Jumpa Dengan Tuhan : Doa Itu Komunikasi

Jumpa Dengan Tuhan

Judul  : Doa Itu Komunikasi

Baca    : Kejadian 15:1-6

 

15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."

15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."

15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."

15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

 

            Dalam kisah ini Abraham mengalami peristiwa penampakan diri dari Tuhan berupa penglihatan. Tuhan berbicara pada Abraham seperti layaknya dua orang yang berbicara secara langsung. Ketika seseorang berbicara dengan Tuhan, sebenarnya itulah yang disebut dengan doa. Jadi doa merupakan komunikasi dua arah antara manusia dengan Tuhan. Yang namanya komunikasi selalu dua arah. Kita bicara, Tuhan mendengar. Tuhan bicara kita pun mendengar. Betapa banyak saat berdoa kita ini yang bicara terus tanpa jeda. Setelah puas bicaranya, baru mengucakan amin. Tanda doanya selesai. Tuhan mau menyampaikan sesuatu pun tertunda, tidak jadi. Karena kita keburu selesai berdoanya.

            Sekali lagi, doa itu komunikasi dua arah antara manusia dengan Tuhan. Bisa juga dibuat singkatan DOA yaitu Dialog Orang dengan Allah. Pernahkah dalam situasi sehari-hari kita itu bicara sendiri atau bicara dalam hati, “Tuhan apa yang harus saya lakukan. Situasinya sudah seperti ini. Tidak tahu lagi yang saya hadapi harus bagaimana.” Saat itu kita sebenarnya sedang berdoa, meskipun tidak sedang tutup mata dan lipat tangan. Daud pernah saat akan berperang berkata “Tuhan akan Kau serahkankah mereka dalam tanganku”. Tuhan pun membalas “Aku serahkan mereka dalam tanganmu, maju saja”. Saat dia ngobrol dengan Tuhan itulah dia sebenarnya sedang berdoa.

Dalam setiap kesempatan berdoa, biasakan untuk member kesempatan untuk Tuhan berbicara. Ketika Dia menyatakan segala sesuatunya, maka di situ kita akan mendapatkan petunjuk, kekuatan, motivasi atau bahkan hikmat dan pengertian apa yang harus kita lakukan dan kerjakan. Luangkan waktu sekian menit, setelah kita bicara dalam doa kita. Katakana “Tuhan, silakan berbicara padaku apa yang menjadi pesanMu untuk aku sepanjang hari ini”. Selanjutnya Tuhan yang baik itu akan menyatakan sesuatu melalui hati kita. Pesan atau suara Tuhan yang kita terima melalui hati nurani kita, tangkap itu sebagai pesan Tuhan untuk kita.

Kadang-kadang ada yang seperti mendengar seorang berbicara secara langsung di dekat telinga kita. Padahal sebenarnya tidak ada orang di dekat kita. Sebenarnya ketika itu Tuhan sedang mencoba melakukan komunikasi dengan kita. Terima suara itu sebagai pesan Tuhan untuk kita. Hari ini kita belajar sesuatu yang sederhana bahwa doa itu komunikasi dua arah antara kita dengan Tuhan. Yang namanya komunikasi, pasti ada bicaranya. Pasti ada interaksi. Tuhan pun pasti menyampaikan sesuatu untuk anda. Bukankah Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup sampai hari ini. Dia masih dan akan selalu menyatakan diriNya pada kita, suaraNya pun bisa kita terima tanpa batas. Selamat mengalami kehidupan doa yang indah. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry. 0895623356501).

             

           

 

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...