Sebuah pelayanan sederhana yang akan mendukung anda untuk hari demi hari mengasihi Tuhan Yesus dengan maksimal
Jumat, 30 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 307
Kamis, 29 April 2021
Jumpa Dengan Tuhan : Jangan Menunda Ketaatan
Jumpa Dengan Tuhan
Judul : Jangan Menunda Ketaatan
Baca : Matius 8:26-27
8:26 Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus
menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu,
katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat
kepada-Nya?"
Peristiwa dalam bacaan ini terjadi ketika Yesus meredakan
angin ribut. Ketika Yesus bersama murid-muridNya ada dalam sebuah perahu. Menarik
sekali, dalam kitab Matius dan Markus menuliskan angin dan danau pun taat
kepada Tuhan Yesus. Matius dan Markus seakan membandingkan kedua unsur alam ini
dengan murid-murid Yesus. Artinya, angin dan danau lebih taat kepada Tuhan
Yesus daripada murid-murid Yesus yang setiap hari melihat mujizat dan menerima
pengajaran dari Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan ketaatan kita hari ini pada Tuhan. Ada kalanya,
Tuhan bisa memakai alam ini untuk melakukan kehendakNya daripada kita yang
seringkali mengabaikan atau menolak kehendak Tuhan. Kalau anda ingat, Tuhan
pernah memakai keledai untuk mengingatkan Bileam yang tidak taat. Tuhan pernah membuat
singa-singa untuk diam tidak bereaksi saat Daniel dihukum masuk di gua singa. Dalam
banyak hal, Tuhan bisa membuat alam ini menjadi sarana untuk melayani Dia.
Melakukan
ketaatan pada panggilan Tuhan tidak perlu menunggu situasi hidup kita beres dan
aman. Kapan pun Tuhan meminta kita untuk melayani Dia, jangan biarkan hidup
kita menunda dan mengabaikan panggilanNya. Saya sering mendengar orang yang berkata
“Kalau saya disembuhkan dari sakit, saya mau melayani Tuhan. Kalau masalah
keuangan saya beres, saya mau taat pada kehendak Tuhan lebih baik lagi. Ada juga
yang berkata, kalau Tuhan sembuhkan saya dari sakit, saya akan seperti pak
Okky, bisa melayani Tuhan ke mana-mana”.. Kelihatannya janji itu baik dan
indah. Tapi kemana dia saat sehat, mengapa menunggu sakit baru membuat
komitmen. Yang sering terjadi justru ketika sudah sembuh, mulai lupa pada
komitmen yang pernah dia sampaikan.
Taat
pada kehendak Tuhan, tidak perlu menunggu hidup anda nyaman. Melayani Tuhan
tidak perlu menunggu menjadi aktivis gereja. Sharing Firman Tuhan tidak perlu
menunggu untuk menjadi pendeta. Berbagi pada orang lain tidak perlu menunggu
untuk kaya dulu. Kalau Tuhan minta ketaatan anda untuk melakukan sesuatu,
jangan tunda lagi. Jangan pernah menahan untuk melakukan sesuatu saat kita bisa
mengerjakannya.
Kalau
pagi-pagi Tuhan bangunkan kita untuk berdoa dan mendoakan orang lain, jangan
pernah menunda. Jangan sampai karena kita tidak mau segera bangun untuk berdoa,
lalu kita dibuat tidak bisa bangun oleh Tuhan dan ganti kita yang didoakan oleh
orang lain tapi posisi kita ada dalam peti mati. Anda mau seperti itu ?
Jangan
sampai kita menolak panggilan Tuhan untuk melayani. Ingat, melayani Tuhan tidak
harus berupa kegiatan rohani di gereja. Anda bisa menggunakan HP, komputer,
sepeda motor atau kemampuan anda apapun untuk melayani Tuhan. Jangan hanya
maunya dialayani, yang pada akhirnya orang-orang melayani kita dengan melakukan
banyak hal di sekitar kita, tapi kita sudah terbujur kaku di rumah duka atau
tempat persemayaman jenazah. Anda mau seperti itu ? Tentu kita semua tidak mau
ada pada posisi seperti itu.
Mari
kita belajar untuk taat pada Tuhan, sekecil apapun sesederhana apapun. Jangan sampai
Tuhan memakai alam ini untuk menggantikan ketaatan kita. Dari hati yang paling
dalam biarlah kita mau berkata “ini aku, Tuhan. Pakai aku sesuai dengan
kehendakMu”. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa
Ministry. 0895623356501).
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 306
Rabu, 28 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 305
Selasa, 27 April 2021
Jumpa Dengan Tuhan : Mahal Harganya
JUMPA DENGAN TUHAN
Tema : Mahal Harganya
Baca : Markus 14:3
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Saya terkesan dengan kata "mahal harganya". Perempuan ini membawa minyak narwastu yang mahal harganya. Ada yang memperkirakan bahwa minyak itu dibeli dengan harga 300 Dinar. Perhitungan dinar Yordania yang saat itu umum dipakai nilainya lebih mahal dari saat ini. Kalau dibuat perhitungan kurang lebih nilainya Rp. 3.822.867,00. Mahal sekali dan perempuan ini harus mengumpulkan uang sekian lama.
Roh Kudus menempelak saya dengan kata "mahal harganya" ini. Dia berkata bahwa mengikut Tuhan Yesus harganya tidak pernah murah. Hal ini yang seringkali kita sebut dengan istilah memikul salib Kristus. Oleh karena itu tidak heran ketika banyak orang yang mengeluh mengapa mengikut Yesus kok cari uang tidak semudah dulu. Mengapa dulu berbuat curang rasanya biasa saja, sekarang kok seperti ada perasaan bersalah. Mengapa kok mengikut Yesus harus meninggalkan kebiasaan buruk. Tidak lagi bebas nonton film porno, tidak lagi bebas merokok atau berbohong pada orang lain. Kalau anda termasuk orang yang mengalami hal ini, ingat sekali lagi bahwa mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya.
Perhatikan kalau hanya menjadi orang yang beragama Kristen, mudah sekali. Tinggal menikah dengan orang yang beragama Kristen. Sudah beres. Bisa juga dengan lahir di keluarga yang beragama Kristen, maka kita menjadi seorang yang beragama Kristen. Tapi untuk menjadi pengikut Kristus itu perlu "mati setiap hari". Kekristenan bukan sekedar identitas agamawi. Kekristenan merupakan gaya hidup yang seturut dengan apa yang Kristus inginkan. Kalau sekedar beragama Kristen, banyak yang harganya murah.
Kita lihat di internet atau televisi artis baik laki-laki atau perempuan dengan tingkah laku yang sembarangan tapi berkalung salib. Ada juga orang-orang yang memiliki nama dan identitas sebagai orang Kristen tapi korupsi dan melakukan kejahatan. Hari-hari ini ada berita tertangkap seorang penyidik KPK yang melakukan korupsi dengan cara minta uang pada seorang Walikota untuk mengatur kasus yang sedang dihadapi oleh bpk Walikota tersebut. Nama penyidik itu Stepanus. Beberapa waktu lalu ada seorang menteri yang tertangkap kasus korupsi juga seorang yang identitasnya Kristen. Kalau anda mengikuti berita di berbagai media belakangan ini, ada keluarga pengacara terkenal yang saling menggugat antara suami istri. Pengacara itu pun juga seorang yang dikenal sebagai seorang Kriten yang taat. Kekristenan itu mahal harganya. Kita harus terbiasa untuk hidup dalam kekudusan, hidup seturut kebenaran firman Tuhan dan hidup tegas berkata tidak pada dosa.
Ada beberapa orang yang merasa saat ini kalau tidak baca Alkitab setiap hari kok rasanya gelisah, padahal dulu ya biasa saja. Ada lagi yang berkata sekarang kalau tidak memberi untuk perpuluhan kok rasanya ada saja yang kurang, padahal dulu ya tidak apa-apa. Kalau sekarang ini tidak menaikkan pujian dan penyembahan kok hati tidak tenang, padahal dulu ya biasa saja. Mengapa demikian, karena ikut Kristus itu tidak murahan. Standar kekristenan anda sudah naik dari sebelumnya bila merasakan hal yang demikian. Ada seseorang yang mundur dari posisi sebagai hamba Tuhan, penginjil, lulusan sekolah Teologi tapi tidak melanjutkan pelayanannya karena merasa hidup Kristen itu susah, nanti kalau menikah tidak boleh cerai. Kalau sudah cerai susah untuk nikah lagi. Dia masih mau cari standar yang murahan.
Perhatikan kalimat berikut dalam cerita di atas. Bukan hanya minyak narwastu itu mahal harganya. Tapi oleh perempuan ini yang diyakini bernama Maria Magdalena, dipecahkan leher buli-bulinya. Leher botolnya dipecahkan yang artinya tidak bisa lagi disimpan dan tidak ada lagi sisa. Saat memutuskan menjadi pengikut Kristus, wanita ini bertindak maksimal atau sepenuhnya. Tidak ada lagi pemikiran untuk balik pada kehidupan yang lalu.
Ada banyak orang yang membayar harga untuk menjadi pengikut Kristus. Mereka membayar harga dengan cara ditolak oleh keluarga, bisa juga dikecewakan oleh hamba Tuhan atau pemimpin rohani atau diremehkan oleh saudara seiman lainnya. Namun demikian dalam hati paling dalam mereka berkata "saya tidak mau sekalipun balik pada kehidupan lama saya".
Saya suatu kali memutuskan meninggalkan semua kepopuleran saya dalam bidang sekuler. Saya pernah menjadi kontributor dan narasumber untuk acara di televisi swasta nasional (Trans Tv), siaran di radio swasta nasional dan memimpin organisasi besar. Waktu itu saya menjadi seorang ketua komunitas penggemar grup musik. Tapi suatu kali saya memilih untuk meninggalkan semua tanpa ada satu perasaan sayang sedikit pun.
Saya pernah siaran di sebuah radio swasta pada tahun 2015 di Kota Surabaya. Saya memimpin sebuah program acara rutin setiap Senin malam. Satu kali pada bulan Oktober tahun 2018, saya memutuskan untuk tidak siaran lagi. Saya mau komitmen untuk melangkah melayani Tuhan tanpa ada kegiatan sampingan lainnya. Minggu kedua saya mulai tidak aktif sama sekali. Saya sudah pamit pada teman-teman saya. Tidak saya duga ternyata awal minggu ketiga ada satu tawaran untuk saya menjadi narasumber di radio RRI di Kota Madiun untuk acara yang hampir sama. Bayangkan, jadi narasumber utama di sebuah radio pemerintah, didengar orang banyak dan disaksikan orang banyak juga karena disiarkan secara langsung. Saya bisa tetap terkenal. Acaranya pun cuma satu kali itu saja. Jadi kalau mau tetap komitmen melayani Tuhan, tidak masalah kan cuma satu hari. Saya mencoba menawar pada Tuhan "satu kali ini saja ya Tuhan". Anda tahu apa yang terjadi, dua hari menjelang pelaksanaan panitia menghubungi saya kalau ternyata format acaranya tidak memerlukan narasumber. Jadi saya tidak perlu hadir di acara tersebut. Saya langsung terkejut, berarti Tuhan tidak mau saya ada di sana. Tuhan mau kalau saya total melayani Dia, tidak perlu sedikit pun menoleh ke belakang lagi.
Mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya. Ada banyak harga yang
harus dibayar, ada jam untuk berdoa, ada hari untuk doa puasa, ada waktu untuk
membaca firman Tuhan, dsb. Namun yang tidak kalah penting, mengikut Tuhan Yesus
tidak boleh balik lagi pada kehidupan yang lama. Saya mau mengikut Tuhan Yesus
seumur hidup.. Bagaimana dengan keputusan anda Yang saya tahu Dia tidak pernah sekalipun
mengecewakan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 304
Senin, 26 April 2021
Jumpa Dengan Tuhan : Tidak Berhenti Mendoakan
Jumpa
Dengan Tuhan
Judul : Tidak Berhenti Mendoakan
Baca : 1 Samuel 12:23
Mengenai aku, jauhlah dari padaku
untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan
kepadamu jalan yang baik dan lurus.
Kalau dihitung sejak awal tahun hingga hari ini, sudah
banyak bencana, musibah atau peristiwa sosial yang terjadi di bangsa ini. Mulai
dari pesawat yang hilang kontak, lalu terjatuh di dalam laut. Banjir besar yang
terjadi di beberapa daerah. Tanah longsor, gunung meletus hingga gempa bumi. Belum
lama semua bencana itu berlalu, kita dikejutkan oleh peristiwa hilangnya kapal
selam yang sedang berlatih tempur.
Saat terjadi sebuah musibah atau bencana alam yang
terjadi di bangsa ini seringkali muncul gerakan doa secara mendadak, sporadis, masif
dan bersifat darurat. Banyak orang yang tiba-tiba berfungsi menjadi pendoa. Orang
yang sebelumnya tidak pernah berdoa akhirnya jadi ikut berdoa. Kemudian muncul
hastag di mana-mana untuk mendoakan sesuatu. Sampai peristiwa itu berlalu, lalu
berhenti berdoa. Hingga muncul lagi peristiwa yang baru, orang mendadak menjadi
pendoa lagi. Demikian seterusnya.
Sebenarnya
motivasi orang menjadi pendoa mendadak yang pertama tentu supaya para korban
dalam peristiwa yang yerjadi dapat tertolong. Yang kedua, bisa jadi karena
takut. Banyak orang berdoa hanya karena takut supaya dia tidak mengalami musibah
atau bencana.
Firman
Tuhan mengatakan “jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada Tuhan dengan
berhenti mendoakan kamu”. Bangsa kita ini sedang butuh pendoa-pendoa yang tidak
kenal kata berhenti. Tidak mengenal lelah dan tidak jemu untuk mendoakan. Jangan
hanya berdoa syafaat hanya karena terjadi musibah atau bencana. Jangan hanya
berdoa saat ada masalah besar menimpa. Tapi berdoalah karena memang itu tugas
kita yang tidak mengenal kata akhir. Seorang pendoa adalah perantara bagi
bangsa ini dengan Tuhan. Seorang pendoa mau menyediakan diri untuk menangisi
bangsa ini demi keselamatan dan kesejahteraannya.
Secara
pribadi, kita masing-masing memang punya pergumulan yang ingin untuk didoakan. Apakah
itu pergumulan sakit, keuangan, masalah rumah tangga, pekerjaan, pasangan hidup
dan berbagai masalah lain. Seakan kalau diminta untuk mengajukan permohonan
doa, kita maju pada barisan pertama dengan sederet permohonan doa.
Tapi
jangan lupa, kita tidak hanya punya hak untuk didoakan. Kita punya tugas untuk
berdoa bagi bangsa ini. Dalam doa pribadi anda, sisipkan doa syafaat untuk
keselamatan bangsa ini. Doakan jalannya pemerintahan supaya aman. Doakan supaya
bangsa ini terhindar dari bencana dan malapetaka. Doakan supaya bangsa kita
terlepas dari Covid 19 yang belum selesai.
Jangan
berhenti mendoakan bangsa ini. Indonesia perlu dukungan doa anda. Indonesia perlu
air mata anda. Indonesia perlu ratapan dan erangan anda. Kami setiap hari
membuat pokok doa syafaat dengan topic yang berbeda. Kami sedang membentuk
pasukan doa. Pasukan doa yang bukan terdiri dari orang-orang yang “ahli dalam
berdoa”. Tapi mereka adalah orang-orang biasa, yang dipandang sebelah mata oleh
kebanyakan orang, tapi mau menaruh beban di hati mereka untuk bangsa ini.
Nabi
Samuel berkata “kalau aku berhenti mendoakan kamu (bangsa Israel), maka aku
berdosa kepada Tuhan”. Jangan berhenti mendoakan supaya kita tidak berdoa. Jangan
berhenti mendoakan karena memang kita rndu bangsa ini dimenangkan. Tetap setia
sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 303
Minggu, 25 April 2021
Jumpa Dengan Tuhan : Berlari Dan Memanjat
JUMPA DENGAN TUHAN
Judul: Berlari Dan
Memanjat
Baca : Lukas 19:1-4
19:1 Yesus masuk ke
kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada
seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk
melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak,
sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Sejak kecil kita sering diajarkan mengenai kisah tentang Zakheus ini. Namun cerita dari guru Sekolah Minggu seringkali menempatkan Zakheus dari sisi orang yang jahat. Zakheus ini pemungut cukai, orang berdosa dan suka memeras orang lain. Dia diibaratkan sebagai rentenir yang mengambil lebih banyak dari yang seharusnya dibayarkan oleh seseorang.
Tapi kali ini kita akan melihat sosok Zakheus dari sudut pandang yang lain. Dia sudah mendengar tentang Yesus dan segala hal ajaib yang dilakukan. Oleh karena itu ketika Yesus masuk ke kotanya, Yerikho, dia pun penasaran. Apa yang dilakukannya, dia mau melihat Yesus tapi tdak berhasil karena tubuhnya pendek.
Langkah pertama, Zakheus berlari mendahului orang banyak. Langkah kedua, Zakheus memanjat pohon ara. Berlari dan memanjat adalah dua hal yang dilakukan oleh Zakheus di tengah keterbatasan yang dia miliki. Di tengah ketidak mungkinan yang dia hadapi. Dia tidak mau menyerah. Dia kalahkan semua kewajaran yang ada di depannya. Pada akhirnya, dia pun berhasil bertemu dengan Yesus dan mengalami keajaiban. Tuhan Yesus mau datang untuk berkunjung di rumahnya. Padahal tujuan awalnya dia hanya ingin melihat Yesus.
Bagaimana dengan kehidupan rohani kita belakangan ini. Ketika menghadapi berbagai pergumulan, kesulitan dan berbagai ketidak mungkinan, adakah usaha kita yang maksimal untuk mengejar Tuhan atau kita hanya hidup dalam kewajaran karena keterbatasan yang kita miliki.
Beranikah kita berdoa lebih pagi dari yang lain untuk berjumpa dengan Tuhan lebih awal. Seringkali kita menunda bangun, menunda waktu doa hanya karena beranggapan “orang Kristen kan bebas jam doanya, tidak terikat waktu”. Adakah kita tekun membaca Firman Tuhan secara pribadi atau kita lebih suka menggantikannya dengan mendengar kotbah dari hamba-hamba Tuhan yang terkenal di YouTube. Kita lebih suka mendengar kotbah yang menghibur, menguatkan dan menyenangkan hati. Namun kita kurang suka membaca Firman Tuhan secara langsung karena berat. Seringkali alasannya, ayatnya terlalu panjang dan kata-katanya susah untuk dimengerti.
Mohon maaf, bukan berarti tidak boleh mendengar atau melihat dan membaca kotbah orang lain di YouTube atau media sosial lainnya. Tapi kita sendiri juga harus memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan.
Mari kita mengejar Tuhan dengan maksimal. Lakukan hal yang terbaik untuk membangun iman kita. Lampaui batas kewajaran itu. Jangan kompromi dengan diri sendiri. Paksa daging ini untuk tunduk pada hal yang rohani. Zakheus bisa saja hidup dalam kewajaran. Orangnya pendek, dia terhalang oleh orang lain yang ada di depannya. Oleh karena itu dia berlari mendahului orang lain. Tidak cukup itu, dia memanjat pohon ara. Dia akan melakukan apapun supaya dapat melihat Tuhan Yesus.
Apa kewajaran yang saat ini kita hadapi. Mungkin anda berkata “Saya tidak bisa bangun pagi, pak. Nanti kalau kerja jadi ngantuk; Saya tidak punya waktu untuk baca Firman Tuhan; Masalah saya banyak, jadi saya belum bisa melayani Tuhan; Saya bukan pendeta, jadi tidak bisa menyampaikan Firman Tuhan serta berbagai alasan lainnya. Bukankah hal-hal itu merupakan sesuatu yang wajar dan kita berkata “tidak apa-apa”.
Mari kita melampaui kewajaran yang ada. Kita berlari
dan memanjat, melakukan apapun yang selama ini menjadi keterbatasan kita. Maka setiap
kita yang berani melakukan hal yang maksimal, perbuatan ajaib Tuhan akan
disediakan bagi kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa
Ministry. 0895623356501)
Sabtu, 24 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 302
Jumat, 23 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 301
Kamis, 22 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 300
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 299
Selasa, 20 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 298
Jumpa Dengan Tuhan : Memandang Kepada Tuhan
Jumpa
Dengan Tuhan
Judul : Memandang Kepada Tuhan
Baca : Mazmur 16:8
16:8 Aku senantiasa memandang
kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah
Dalam hidup ini ada banyak hal yang bisa membuat langkah
iman kita goyah, lemah dan tidak berdaya. Bisa jadi itu kekuatiran, kondisi
hidup yang kekurangan, kegagalan dalam berjuang atau harapan yang tidak segera
menjadi kenyataan. Firman Tuhan mengatakan “aku senantiasa memandang kepada
Tuhan…”. Satu kunci utama yang Firman Tuhan ajarkan supaya iman kita tetap
kuat, tetap teguh, tidak oyah dan tidak rontok di tengah jalan yaitu memandang
kepada Tuhan.
Orang yang memandang kepada Tuhan hidupnya akan aman,
sebab dia tahu pada siapa dia harus memfokuskan dirinya. Orang yang memandang
kepada Tuhan tidak akan peduli meskipun orang-orang di sekitarnya mengecewakan,
tidak menghargai apa yang dia lakukan bahkan sekalipun banyak situasi sulit
yang ditemuinya. Orang yang memandang pada Tuhan tidak akan mencari pujian
manusia, dia hanya puas dengan perlakuan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang
memandang pada Tuhan akan tetap terus melangkah sekalipun perjalanan hidup yang
dia tempuh penuh dengan linangan air mata.
Satu
kali Abraham menerima janji Tuhan bahwa dia akan memiliki seorang anak. Sekalipun
usianya sudah tua, sudah tidak ada harapan dan seakan tidak mungkin. Tapi dia
tetap percaya bahwa Tuhan tidak akan mengingkari apa yang Dia janjikan. Dalam usia
yang sudah tua, anak itu pun dia dapatkan. Bahkan di kisah berikutnya, dia juga
diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mendapatkan anak-anak yang lain.
Yusuf
pada suatu hari menerima mimpi yang mengisyaratkan bahwa dia akan menjadi
seorang pemimpin. Tapi mana ada seorang
pemimpin kok dibuang ke sumur lalu dijadikan budak bahkan masuk penjara. Semua impiannya
seakan tidak mungkin terjadi. Tapi Yusuf memandang kepada Tuhan, imannya tidak
tergoyahkan. Saat menjadi budak, dia menjadi budak kesayangan. Saat berada
dalam tahanan, dia menjadi narapidana yang istimewa. Pada akhirnya dia pun
mendapatkan apa yang Tuhan pernah janjikan sekian tahun sebelumnya.
Bagaimana
dengan kehidupan kita hari ini. Adakah kita senantiasa memandang kepada Tuhan. Sekalipun
doa kita belum terjawab sepenuhnya, harapan kita belum menjadi kenyataan dan
impian kita masih belum digenapi, adakah kita masih mau memandang kepada Tuhan.
Tekun dalam pengharapan kita, tidak undur dalam kita mengiring Tuhan dan tetap
setia dalam pelayanan kita.
Seperti
batu karang yang diterpa gelombang air laut, dia tidak akan pernah hancur. Tetap
kokoh berdiri sekalipun badai menghantam disana sini. Demikian juga sekalipun
banyak kesulitan hidup kita alami, pergumulan seakan tidak berhenti dan
kegagalan satu per satu kita temui. Tetaplah memandang pada Tuhan. RancanganNya
tidak pernah gagal, kehendakNya tidak pernah salah dan pertolonganNya tidak
pernah luput dari hidup kita.
Satu
kali air mata penderitaan kita akan diubahkan menjadi air mata sukacita penuh
dengan kemenangan. Sebab orang yang memandang kepada Tuhan tidak akan
tergoyahkan imannya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati
(Mizpa Ministry. 0895623356501).
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 297
Senin, 19 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 296
Minggu, 18 April 2021
Jumpa Dengan Tuhan : Bukan Karena Berkat
Jumpa
Dengan Tuhan
Judul : Bukan Karena Berkat
Baca : Mazmur 73:25-26
73:25 Siapa gerangan ada padaku di
sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku
habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Suatu pernyataan yang berani, yang nekad dan tidak
main-main diucapkan oleh penulis Mazmur yang bernama Asaf. “Selain Engkau tidak
ada yang kuingini di bumi, sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, Tuhan
adalah bagianku untuk selama-lamanya”.
Seringkali kita datang pada Tuhan untukmengharapkan
sesuatu, kita datang pada Tuhan hanya karena butuh untuk Tuhan melakukan
sesuatu. Oleh karena itu doa-doa kita seringkali berkata “Engkau tidak akan
mengecewakan aku; Engkau pasti menolong aku; PertolonganMu tidak pernah
terlambat; Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan untuk melakukan yang terbaik
bagiku, dsb”.
Semua
doa hanya focus pada “aku” dan diri kita sendiri. Saat dalam posisi yang tidak
menyenangkan, kita ini berharap Tuhan menolong dan menyelesaikan kesulitan yang
kita hadapi. Sebaliknya, ketika pertolongan itu tidak segera datang maka kita
pun mulai kecewa, menyesal dan mengata-ngatai Tuhan. Kita mulai berkata “Mengapa
Tuhan tidak menolong aku; mengapa Tuhan tidak memperhatikan aku; padahal aku
sudah berdoa, mengapa Tuhan seperti diam saja”.
Berdoa
untuk minta tolong pada Tuhan atas setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak
salah dan mestinya memang kita perlu berharap pada Tuhan. Tapi apakah kita juga
mau menyediakan hati yang mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya. Hati yang mau
mengarahkan diri untuk membuat Tuhan senang dengan perbuatan kita. Hati yang
mau membuat Tuhan itu tersenyum pada kita.
Ketika
kita sering berkata “Aku tahu, Tuhan tidak akan mengecewakan aku”. Kalau dibalik,
seberapa kita berlaku tidak pernah mengecewakan Tuhan. Kalau kita sering berdoa
“Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagiku”. Seberapa pula kita tidak
pernah terlambat untuk datang pada Tuhan dalam persekutuan pribadi kita.
Bersediakah
kita datang pada Tuhan bukan dengan fokus supaya ditolong, supaya diberkati
atau supaya mendapatkan mujizat. Jangan sampai kita fokus pada berkat, pada
pertolongan Tuhan atau pada apa yang Tuhan mampu lakukan tapi kita kehilangan
Pribadi Tuhan itu sendiri. Beranikah kita dengan segenap ketulusan hati berkata
seperti pemazmur Asaf “selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi”. Artinya dia
berani berkata “Saya tidak mengingini berkat, mujizat atau apapun. Yang
kuingini cuma Engkau saja ya, Tuhan”. Sekalipun Tuhan tidak menolong saya, saya
akan tetap mengasihi Tuhan. Beranikah di sudut kamar saat kita berdoa, kita
mengangkat tangan “Tuhan, aku mengasihi Engkau bukan karena Engkau sanggup
menolongku tapi karena PribadiMu yang begitu istimewa dan begitu indah”.
Saya
sangat yakin, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ketika orang-orang
muda yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego dimasukkan ke dalam dapur api. Mereka dengan
berani berkata “Kalau Tuhan sanggup melepaskan kami, Dia akan menolong kami. Tapi
seandainya Tuhan tidak menolong kami, sekali-kalipun kami tidak akan
emninggalkan Tuhan”. Mereka pun siap dimasukkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala oleh karena tidak mau menyembah patung buatan raja.
Kenyataannya,
apakah Tuhan menolong mereka. Sepertinya tidak ada pertolongan. Sepertinya semua
terlambat. Tapi justru di saat yang sulit itu, Tuhan dengan cara yang ajaib
membebaskan mereka. Mari kita mulai datang pada Tuhan dengan cinta kita yang
tidak terukur, dengan kasih kita pada Tuhan yang begitu istimewa melebihi
apapun juga. Kita bukan lagi datang pada Tuhan seekdar supaya ditolong, supaya
diberkati atau supaya mendapatkan mujizat. Tapi dengan segenap hati dan
kerinduan karena kita mengasihi dan mencintai Dia. Tetap setia sampai garis
akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).
Jadwal Sharing Malam 26 April - 01 Mei 2021
Sabtu, 17 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 295
Jumat, 16 April 2021
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 294
KESAKSIAN PELAYANAN
Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"
JUMPA DENGAN TUHAN Judul : Kuat Di Dalam Tuhan Baca : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...
-
Kali ini kami akan memuat sebuah halaman yang berisikan pengalaman yang inspira...
-
JUMPA DENGAN TUHAN Kamis, 27 Agustus 2020 Tema : Membalut Luka Hati Baca : Mazmur 147:3 Ia menyembuhkan orang-orang yang ...