Jumpa
Dengan Tuhan
Judul : Bukan Karena Berkat
Baca : Mazmur 73:25-26
73:25 Siapa gerangan ada padaku di
sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku
habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Suatu pernyataan yang berani, yang nekad dan tidak
main-main diucapkan oleh penulis Mazmur yang bernama Asaf. “Selain Engkau tidak
ada yang kuingini di bumi, sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, Tuhan
adalah bagianku untuk selama-lamanya”.
Seringkali kita datang pada Tuhan untukmengharapkan
sesuatu, kita datang pada Tuhan hanya karena butuh untuk Tuhan melakukan
sesuatu. Oleh karena itu doa-doa kita seringkali berkata “Engkau tidak akan
mengecewakan aku; Engkau pasti menolong aku; PertolonganMu tidak pernah
terlambat; Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan untuk melakukan yang terbaik
bagiku, dsb”.
Semua
doa hanya focus pada “aku” dan diri kita sendiri. Saat dalam posisi yang tidak
menyenangkan, kita ini berharap Tuhan menolong dan menyelesaikan kesulitan yang
kita hadapi. Sebaliknya, ketika pertolongan itu tidak segera datang maka kita
pun mulai kecewa, menyesal dan mengata-ngatai Tuhan. Kita mulai berkata “Mengapa
Tuhan tidak menolong aku; mengapa Tuhan tidak memperhatikan aku; padahal aku
sudah berdoa, mengapa Tuhan seperti diam saja”.
Berdoa
untuk minta tolong pada Tuhan atas setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak
salah dan mestinya memang kita perlu berharap pada Tuhan. Tapi apakah kita juga
mau menyediakan hati yang mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya. Hati yang mau
mengarahkan diri untuk membuat Tuhan senang dengan perbuatan kita. Hati yang
mau membuat Tuhan itu tersenyum pada kita.
Ketika
kita sering berkata “Aku tahu, Tuhan tidak akan mengecewakan aku”. Kalau dibalik,
seberapa kita berlaku tidak pernah mengecewakan Tuhan. Kalau kita sering berdoa
“Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagiku”. Seberapa pula kita tidak
pernah terlambat untuk datang pada Tuhan dalam persekutuan pribadi kita.
Bersediakah
kita datang pada Tuhan bukan dengan fokus supaya ditolong, supaya diberkati
atau supaya mendapatkan mujizat. Jangan sampai kita fokus pada berkat, pada
pertolongan Tuhan atau pada apa yang Tuhan mampu lakukan tapi kita kehilangan
Pribadi Tuhan itu sendiri. Beranikah kita dengan segenap ketulusan hati berkata
seperti pemazmur Asaf “selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi”. Artinya dia
berani berkata “Saya tidak mengingini berkat, mujizat atau apapun. Yang
kuingini cuma Engkau saja ya, Tuhan”. Sekalipun Tuhan tidak menolong saya, saya
akan tetap mengasihi Tuhan. Beranikah di sudut kamar saat kita berdoa, kita
mengangkat tangan “Tuhan, aku mengasihi Engkau bukan karena Engkau sanggup
menolongku tapi karena PribadiMu yang begitu istimewa dan begitu indah”.
Saya
sangat yakin, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ketika orang-orang
muda yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego dimasukkan ke dalam dapur api. Mereka dengan
berani berkata “Kalau Tuhan sanggup melepaskan kami, Dia akan menolong kami. Tapi
seandainya Tuhan tidak menolong kami, sekali-kalipun kami tidak akan
emninggalkan Tuhan”. Mereka pun siap dimasukkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala oleh karena tidak mau menyembah patung buatan raja.
Kenyataannya,
apakah Tuhan menolong mereka. Sepertinya tidak ada pertolongan. Sepertinya semua
terlambat. Tapi justru di saat yang sulit itu, Tuhan dengan cara yang ajaib
membebaskan mereka. Mari kita mulai datang pada Tuhan dengan cinta kita yang
tidak terukur, dengan kasih kita pada Tuhan yang begitu istimewa melebihi
apapun juga. Kita bukan lagi datang pada Tuhan seekdar supaya ditolong, supaya
diberkati atau supaya mendapatkan mujizat. Tapi dengan segenap hati dan
kerinduan karena kita mengasihi dan mencintai Dia. Tetap setia sampai garis
akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar