JUMPA DENGAN TUHAN
Tema : Mahal Harganya
Baca : Markus 14:3
Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus.
Saya terkesan dengan kata "mahal harganya". Perempuan ini membawa minyak narwastu yang mahal harganya. Ada yang memperkirakan bahwa minyak itu dibeli dengan harga 300 Dinar. Perhitungan dinar Yordania yang saat itu umum dipakai nilainya lebih mahal dari saat ini. Kalau dibuat perhitungan kurang lebih nilainya Rp. 3.822.867,00. Mahal sekali dan perempuan ini harus mengumpulkan uang sekian lama.
Roh Kudus menempelak saya dengan kata "mahal harganya" ini. Dia berkata bahwa mengikut Tuhan Yesus harganya tidak pernah murah. Hal ini yang seringkali kita sebut dengan istilah memikul salib Kristus. Oleh karena itu tidak heran ketika banyak orang yang mengeluh mengapa mengikut Yesus kok cari uang tidak semudah dulu. Mengapa dulu berbuat curang rasanya biasa saja, sekarang kok seperti ada perasaan bersalah. Mengapa kok mengikut Yesus harus meninggalkan kebiasaan buruk. Tidak lagi bebas nonton film porno, tidak lagi bebas merokok atau berbohong pada orang lain. Kalau anda termasuk orang yang mengalami hal ini, ingat sekali lagi bahwa mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya.
Perhatikan kalau hanya menjadi orang yang beragama Kristen, mudah sekali. Tinggal menikah dengan orang yang beragama Kristen. Sudah beres. Bisa juga dengan lahir di keluarga yang beragama Kristen, maka kita menjadi seorang yang beragama Kristen. Tapi untuk menjadi pengikut Kristus itu perlu "mati setiap hari". Kekristenan bukan sekedar identitas agamawi. Kekristenan merupakan gaya hidup yang seturut dengan apa yang Kristus inginkan. Kalau sekedar beragama Kristen, banyak yang harganya murah.
Kita lihat di internet atau televisi artis baik laki-laki atau perempuan dengan tingkah laku yang sembarangan tapi berkalung salib. Ada juga orang-orang yang memiliki nama dan identitas sebagai orang Kristen tapi korupsi dan melakukan kejahatan. Hari-hari ini ada berita tertangkap seorang penyidik KPK yang melakukan korupsi dengan cara minta uang pada seorang Walikota untuk mengatur kasus yang sedang dihadapi oleh bpk Walikota tersebut. Nama penyidik itu Stepanus. Beberapa waktu lalu ada seorang menteri yang tertangkap kasus korupsi juga seorang yang identitasnya Kristen. Kalau anda mengikuti berita di berbagai media belakangan ini, ada keluarga pengacara terkenal yang saling menggugat antara suami istri. Pengacara itu pun juga seorang yang dikenal sebagai seorang Kriten yang taat. Kekristenan itu mahal harganya. Kita harus terbiasa untuk hidup dalam kekudusan, hidup seturut kebenaran firman Tuhan dan hidup tegas berkata tidak pada dosa.
Ada beberapa orang yang merasa saat ini kalau tidak baca Alkitab setiap hari kok rasanya gelisah, padahal dulu ya biasa saja. Ada lagi yang berkata sekarang kalau tidak memberi untuk perpuluhan kok rasanya ada saja yang kurang, padahal dulu ya tidak apa-apa. Kalau sekarang ini tidak menaikkan pujian dan penyembahan kok hati tidak tenang, padahal dulu ya biasa saja. Mengapa demikian, karena ikut Kristus itu tidak murahan. Standar kekristenan anda sudah naik dari sebelumnya bila merasakan hal yang demikian. Ada seseorang yang mundur dari posisi sebagai hamba Tuhan, penginjil, lulusan sekolah Teologi tapi tidak melanjutkan pelayanannya karena merasa hidup Kristen itu susah, nanti kalau menikah tidak boleh cerai. Kalau sudah cerai susah untuk nikah lagi. Dia masih mau cari standar yang murahan.
Perhatikan kalimat berikut dalam cerita di atas. Bukan hanya minyak narwastu itu mahal harganya. Tapi oleh perempuan ini yang diyakini bernama Maria Magdalena, dipecahkan leher buli-bulinya. Leher botolnya dipecahkan yang artinya tidak bisa lagi disimpan dan tidak ada lagi sisa. Saat memutuskan menjadi pengikut Kristus, wanita ini bertindak maksimal atau sepenuhnya. Tidak ada lagi pemikiran untuk balik pada kehidupan yang lalu.
Ada banyak orang yang membayar harga untuk menjadi pengikut Kristus. Mereka membayar harga dengan cara ditolak oleh keluarga, bisa juga dikecewakan oleh hamba Tuhan atau pemimpin rohani atau diremehkan oleh saudara seiman lainnya. Namun demikian dalam hati paling dalam mereka berkata "saya tidak mau sekalipun balik pada kehidupan lama saya".
Saya suatu kali memutuskan meninggalkan semua kepopuleran saya dalam bidang sekuler. Saya pernah menjadi kontributor dan narasumber untuk acara di televisi swasta nasional (Trans Tv), siaran di radio swasta nasional dan memimpin organisasi besar. Waktu itu saya menjadi seorang ketua komunitas penggemar grup musik. Tapi suatu kali saya memilih untuk meninggalkan semua tanpa ada satu perasaan sayang sedikit pun.
Saya pernah siaran di sebuah radio swasta pada tahun 2015 di Kota Surabaya. Saya memimpin sebuah program acara rutin setiap Senin malam. Satu kali pada bulan Oktober tahun 2018, saya memutuskan untuk tidak siaran lagi. Saya mau komitmen untuk melangkah melayani Tuhan tanpa ada kegiatan sampingan lainnya. Minggu kedua saya mulai tidak aktif sama sekali. Saya sudah pamit pada teman-teman saya. Tidak saya duga ternyata awal minggu ketiga ada satu tawaran untuk saya menjadi narasumber di radio RRI di Kota Madiun untuk acara yang hampir sama. Bayangkan, jadi narasumber utama di sebuah radio pemerintah, didengar orang banyak dan disaksikan orang banyak juga karena disiarkan secara langsung. Saya bisa tetap terkenal. Acaranya pun cuma satu kali itu saja. Jadi kalau mau tetap komitmen melayani Tuhan, tidak masalah kan cuma satu hari. Saya mencoba menawar pada Tuhan "satu kali ini saja ya Tuhan". Anda tahu apa yang terjadi, dua hari menjelang pelaksanaan panitia menghubungi saya kalau ternyata format acaranya tidak memerlukan narasumber. Jadi saya tidak perlu hadir di acara tersebut. Saya langsung terkejut, berarti Tuhan tidak mau saya ada di sana. Tuhan mau kalau saya total melayani Dia, tidak perlu sedikit pun menoleh ke belakang lagi.
Mengikut Tuhan Yesus itu mahal harganya. Ada banyak harga yang
harus dibayar, ada jam untuk berdoa, ada hari untuk doa puasa, ada waktu untuk
membaca firman Tuhan, dsb. Namun yang tidak kalah penting, mengikut Tuhan Yesus
tidak boleh balik lagi pada kehidupan yang lama. Saya mau mengikut Tuhan Yesus
seumur hidup.. Bagaimana dengan keputusan anda Yang saya tahu Dia tidak pernah sekalipun
mengecewakan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar