Sebuah pelayanan sederhana yang akan mendukung anda untuk hari demi hari mengasihi Tuhan Yesus dengan maksimal
Selasa, 30 Juni 2020
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 19
Senin, 29 Juni 2020
Inspirasi Iman (06) : Mia "Semua Orang Percaya Adalah Pendoa"
Mia bersama tim saat pelayanan |
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 18
Minggu, 28 Juni 2020
Seorang Ibu Berdoa selama 18 Tahun, Suami Pun Kembali
Gambar ilustrasi dari Google |
Yohanes 2:9-10
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air,
yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai
laki-laki,
dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Berikut kesaksian dari ibu Linda di Surabaya. Beliau pernah mengalami masa-masa kelam dalam kehidupan bersama keluarga besar. Saat usia dua tahun, papa beliau meninggalkan keluarga tanpa ada kabar yang jelas. Papa beliau sebagai kepala keluarga meninggalkan istri dan anak-anak begitu saja.
Papa beliau mulai jarang pulang dengan alasan ada urusan pekerjaan di luar kota. Oleh karena beliau bekerja sebagai teknisi, maka beliau menyatakan harus tinggal di kantor supaya praktis. Awalnya keluarga masih bisa menerima alasan tersebut. Namun lama kelamaan pendapat itu mulai tidak masuk akal.
Betapa tidak, papa bu Linda ini mulai susah untuk dihubungi. Istri juga tidak diperkenankan mendatangi tempat kerja. Kepulangan juga makin tidak menentu. Kadang 1-2 bulan sekali, itu pun hanya 2-3 jam. Bagaimana dengan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Sudah pasti terabaikan. Mama beliau harus pontang-panting kesana kemari berjuang untuk menghidupi anak-anak yaitu ibu Linda dan kakak-kakaknya.
Dalam perjalanan hari ke hari, ibu Linda menyadari betapa berat hidup tanpa figur ayah. Demikian juga beliau melihat begitu susah mama beliau mengurus segala sesuatunya seorang diri. Ibu Linda yang saat itu sudah beranjak remaja mulai menguatkan mama beliau. Bahkan setiap hari mereka berdoa berdua minta belas kasihan Tuhan supaya papa kembali ke rumah dan berkumpul bersama keluarga.
Titik terang itu mulai terlihat saat tahun 2011, keluarga mulai mengetahui keberadaan Papa beliau yang ternyata selama ini menikah lagi dengan perempuan lain. Mama dan kakak-kakak ibu Linda tentu shock mengetahui hal ini. Namun bagaimana pun juga hidup harus terus berjalan, lagipula selama ini mereka sudah terbiasa hidup tanpa ada Papa bersama mereka. Tragisnya, hal ini diketahui oleh ibu Linda saat usia 20 tahun yang berarti sekitar 18 tahun beliau ditinggal oleh Papa. Suatu jangka waktu yang sangat lama. Papa beliau pun yang sudah terikat dengan perempuan lain tidak bisa melepaskan diri begitu saja. Meskipun sudah terlanjur ketahuan oleh istri dan anaknya.
Mengetahui hal ini, bu Linda dan kakak beserta mama makin gencar berdoa supaya Papa kembali lagi. Tidak ada kecewa sedikit pun pada Tuhan atas kondisi ini. Yang ada di hati hanya bagaimana papa kembali pulang. Tuhan tidak tertidur, Dia mendengar doa dan seruan setiap orang yang berharap padaNya. Tapi jawaban doa itu diberikan pada waktu yang tepat menurut rencana Tuhan sendiri.
Pada tahun 2017 Tuhan mulai memulihkan keluarga ini. Tak terduga bulan Desember Papa dari Ibu Linda kembali pulang. Hari itu beliau pulang dalam kondisi yang hancur berantakan. Oleh karena sudah pensiun, tidak bekerja maka istri simpanan beliau mulai meremehkan dan menghina pria yang sudah makin menua ini. Dalam ketidak berdayaan, beliau mulai ditendang dan tidak diharapkan untuk tinggal bersama perempuan tersebut.
Dengan menahan malu dan mengumpulkan kepingan hati yang terpecah, pria ini kembali menemui istri dan anak-anak yang sudah ditinggalkan selama hampir dua puluh tahun. Bersyukur sekali, bukan cacian atau umpatan sinis yang diterima. Keluarga mau menerima kepulangan beliau dengan sejuta kerinduan. Sukacita dan keharuan menggumpal menjadi satu. Derai air mata menjemput kedatangan Papa yang sudah lama dinanti.
Saat ini Papa bu Linda ada dalam kondisi yang sudah tidak seprima belasan tahun lalu. Namun keluarga masih mau menerima apa adanya. Mereka mau merawat beliau dengan penuh kasih sayang. Mengapa demikian, karena mereka inilah keluarga sesungguhnya. Sementara istri simpanan sebagai keluarga KW tentu tidak menerima ketika pria ini sudah tidak menghasilkan lagi.
Tuhan Yesus begitu baik, ada kalanya Dia menjawab dalam waktu yang tidak pernah kita duga. Semua bergantung pada kesetiaan kita untuk berdoa dan berharap pada Tuhan. Dia membuat anggur pada pernikahan makin lama makin manis. Makin waktu kebahagiaan itu makin nyata, teruji oleh waktu.
Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam
kasihNya, Okky Rahardjo)
Inspirasi Iman (05) : Hana Susilowati "Senyum Tuhan Yesus Mengubahkan Hidupnya"
Inspirasi Iman kali ini
menghadirkan narasumber yaitu Ibu Hana Susi yang berdomisili di kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar. Karanganyar merupakan sebuah kabupaten yang
merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kami tiba di
kota Solo, kami harus menempuh perjalanan sekitar 19 km untuk menuju
Karanganyar lalu dilanjutkan menuju kecamatan Jaten menemui bu Hana untuk
sharing dengan beliau. Di rumah beliau yang asri itu, Bu Hana tinggal bersama
anak dan kedua cucunya.
Sharing kali ini lebih
banyak berupa kesaksian pribadi bu Hana dari semula belum mengikut Yesus secara
sungguh-sungguh hingga saat ini dipercaya untuk melayani Tuhan. Secara lugas,
bu Hana yang memiliki nama kelahiran Susilowati ini menyampaikan pada kami
perjalanannya mengikut Tuhan Yesus sebagai berikut.
“Sebelum
saya bertobat .. saya memang ke gereja, itu pun kalo saya ingat atao kalao ada
yg mengajak..sesekali baca Alkitab, itupun asal asalan.. Saya memang dari kecil
Kristen karena ikut kakak saya yang lebih dulu Kristen. Namun kakak saya tidak
membimbing iman saya untuk mengikut Kristus dengan benar. Orang tua Muslim tapi
Kejawen, ibu memiliki garis keturunan dari Keraton. Dari keluarga kami yang
Kristen hanya saya berdua dengan kakak.
Oleh karena saya tidak mengenal kehidupan kekristenan dengan benar,
saat dewasa saya mengenal lawan jenis lalu menikah dengan seorang yang tidak seiman.
Saya menganggap kalau sudah mendapatkan jodoh, maka hidup saya akan bahagia. Sampai
beberapa tahun, saat itu sudah punya anak, suami saya setiap hari mempengaruhi
saya untuk ikut dengan agamanya. Sampai dituliskan di belakang kalender tata
cara beribadah dan saya diminta untuk memakai kerudung.
Saya tentu saja menolak ajakan suami saya tersebut. Lama kelamaan
hubungan pun menjadi tidak nyaman. Rumah tangga saya kacau. Saya ini banyak
teman, banyak saudara tapi hati saya merasa kosong dan ada seuatu yang
sepertinya saya cari, tapi saya tidak tahu apa itu. Pokoknya saya merindukan
sesuatu yang membuat hati saya tenang”.
Bu Hana melanjutkan kisahnya
yang mengalami peristiwa supranatural yang tidak terlupakan. “sampai suatu kali saya bermimpi. Di dalam
mimpi itu saya berada di sebuah tanah lapang yang kosong. Di tanah itu saya
sendirian. Saya diam saja, seperti orang yang bengong. Tiba-tiba Tuhan Yesus
muncul dan tersenyum pada saya. Saya mau ngomong sesuatu, tiba-tiba Tuhan sudah menghilang...”. Senyuman
Tuhan Yesus tersebut yang selalu membayangi kehidupan beliau sejak saat itu.
Saat berbagai peristiwa
itu, Bu Hana bersama suami masih tinggal di Solo. Dalam kondisi rumah tangga
yang berantakan, mereka masih mencoba melakukan usaha untuk menghidupi
keluarga. “Waktu itu rencana beli rumah
untuk buka usaha salon, eh..belum sampai salon
dibuka.., rumah kami dibobol maling. Selang beberapa bulan kami pun
pisah dan rumah saya jual, untuk beli rumah yang agak kecil di Jaten.. Yang
sekarang saya tempati dengan anak saya”.
Sampai satu kali titik
balik pertobatan dialami oleh Bu Hana yang dialami sekitar delapan belas tahun
lalu. “Pada tanggal 10 November 2002, saya
tiba-tiba pergi ke gereja sendiri. Tidak ada yang mengajak, saya yakin Roh
Kudus yang mengajak saya. Saat itu saya datang ke gereja GBI Keluarga Allah,
gereja yang besar di Kota Solo. Saya saat ikut ibadah menangis terus, ga’
berhenti. Saya seperti diperlihatkan film kehidupan saya yang diputar. Saat itu
saya mendengar ada suara yang berkata Inilah kamu, tapi Aku mau menerima kamu
apa adanya”. Sejak itu kehidupan rohani Bu Hana mulai berubah. Beliau begitu
antusias mengikuti setiap kegiatan untuk menunjang iman beliau. “Saat di gereja diumumkan siapa yang rindu
dibaptis, saya ikut. Saat diumumkan ada kegiatan SOM, pelayanan pelepasan atau
apapun saya ikuti semua” kisah beliau sambil mengenang masa awal
pertobatan.
Waktu itu di gereja beliau
diadakan Encounter, atau semacam follow up bagi siapa pun yang rindu untuk
mengalami pembinaan secara lebih lanjut. Sebelum mengikuti kegiatan encounter,
beliau diminta untuk doa puasa lebih dulu. Bu Hana mengikuti encounter tersebut
bersama dua orang lainnya. Saat itu beliau diminta menuliskan perbuatan dosa
apa saja yang pernah dilakukan yang masih diingat, dari saat kecil hingga
dewasa. Tanpa diduga beliau bisa menulis sampai tiga lembar halaman folio. Saat
pelaksanaan enciunter, beliau didoakan oleh hamba Tuhan yang melayani. Hamba Tuhan
ini dalam doanya berkata “Ini Tuhan, ibu
Hana mohon pengampunan untuk semua hal yang pernah beliau lakukan. Mampukan ya
Tuhan, supaya bu Hana tidak mengulangi lagi setiap perbuatannya di masa lampu
ini”.
Selesai didoakan, Bu Hana
merasakan adanya kenyamanan dalam hati beliau. Rasanya enteng dan lega sekali. Sejak
saat itu dalam hati beliau mulai berkobar-kobar rasa ingin melayani Tuhan. saat
diminta bersaksi di depan jemaat Tuhan di gereja, beliau tanpa pikir panjang
segera bersedia dan maju ke depan mimbar untuk menyampaikan kesaksian. Ada sesuatu
yang berbeda yang beliau rasakan sebelum mengikut Tuhan Yesus dengan
sungguh-sungguh dibandingkan saat mulai menyerahkan hati pada Tuhan. secara
jujur beliau menyampaikan pada kami kesaksian berikut ini.
“Sebelum saya ambil keputusan, bertobat, banyak yang memandang saya dengan
sebelah mata..mencibir..merendahkan saya.. Itu akibat ketidak taatan saya
kepadaNya.. Apapun yang saya lakukan selalu gagal.. Saya pernah membelikan
sepeda buat pergi sekolah eh belum satu bulan, sudah dimaling orang.. betapa
Ndak nyamannya”. Beliau pun melanjutkan, “Nah..setelah saya bertobat dan melakukan perintah dan ketetapanNya..,
maka hidup saya di pulihkan.. Ekonomi dipulihkan, kehormatan dipulihkan...tiba-tiba
saya terpilih menjadi ketua kelompok, komunitas orang-orang percaya, juga salah
satu pembibing rohani di gereja.. Tuhan pulihkan
saya sesuai dengan janjiNya..”. Beliau menambahkan, “Hidup di bawah kutuk itu pegang
uang banyak takut..Ndak ada uang bingung..” ujarnya sambil tersenyum.
Bu Hana ingat sekali saat
itu Konselor di gereja mengatakan “Baca Alkitab
dari Kejadian sampai Wahyu, meskipun mungkin banyak yang tidak dimengerti, baca
saja...”. Saat ini oleh kasih karunia Tuhan, bu Hana sudah melayani bagi
banyak orang yang Tuhan percayakan. “Saya
di gereja sbagai PKS (Pemimpin Kelompok Sel) juga pendoa dan karna saat ini
saya juga bergabung di GBA( Gerakan Baca Alkitab) saat ini sebagai host umum
juga host anak2( teens). Di group MK ( Murid Kristus) sebagai anggota, dan karena
saya masih kehausan , kelaparan, saya gabung di persekutuan Efrata, di situ pelajaran
lebih dalam.., Peneliti Alkitab(PA) sebagai murid dan juga pembibing ..muridnya
eyang2 ,ibu2 juga anak-anak” urai Bu Hana saat menjelaskan pelayanan yang
saat ini ditekuni.
Tim blog Mizpa menanyakan
pada Bu Hana siapa saja yang pernah beliau layani dalam pemahaman Alkitab, beliau
dengan sabar menjawab pertanyaan kami “Sekarang
ini ada dua nenek-nenek yang belajar, yaitu eyang Ruth dan eyang Sri.. ini orang sudah tidak bisa ke
gereja dan anak anak 3 orang.. Pernah memuridkan 17 anak, anak Sekolah Minggu
di Gereja kami dan sekarang mereka sudah pada kuliah, juga ambil pelayanan,
sesuai dengan talenta masing-masing”.
Kami juga menanyakan
pendapat beliau, mengapa seseorang perlu sekali untuk belajar Firman Tuhan.
Sambil mengambil posisi duduk yang nyaman, beliau mengatakan “supaya mengerti kebenaran.., orang Kristen (pengikut
Kristus) harus melakukan yang benar seperti yang Tuhan kehendaki..lha bagaimana
mengerti kebenaran.. kalo tidak belajar dari Tuhan yang sudah tertulis di Alkitab”. Beliau menambahkan
bahwa “Terkadang manusia atau kita
menganggap diri kita benar...namun benar menurut kebenaran sendiri”.
Bu Hana lalu memberi penjelasan dari kisah yang terdapat dalam
Firman Tuhan “Contohnya Raja Saul yang merasa
tindakannya benar waktu membakar korban Bakaran dan korban keselamatan
..kesalahan yg fatal.. Tindakan itu berarti mendirikan kebenarannya sendiri”.
Dalam perjalanan iman beliau, Bu Hana memiliki dasar firman Tuhan sebagai
penguatan yang dituliskan dalam Filipi 1:21-22 yaitu Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi
jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
Bu Hana yang kelahiran 14
Agustus 1959 saat ini merasakan kebahagiaan hidup dalam kasih karunia Tuhan
Yesus. Hanya saja yang masih dalam pergumulan beliau yaitu putri beliau yaitu
Lia yang belum terbuka hatinya untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
pribadi. Meskipun demikian, Bu Hana terhibur karena kedua cucu beliau yaitu
Angel dan Evan sudah bersedia menjadi milik Tuhan Yesus di usia yang saat ini
masih sekolah dasar.
Oleh karena beliau saat
ini tinggal di Jaten, Karanganyar tentu menyulitkan beliau untuk beribadah di
GBI Keluarga Allah. Bu Hana pun memutuskan untuk pindah beribadah di GPIA
Ebenhaezer Jaten di bawah bimbingan gembaka sidang Pdt. Sutikno Kurniawan (Foto
beliau terlampir di atas bersama Bu Hana).
Demikian yang dapat kami
sampaikan sebagai Inspirasi Iman edisi kali ini. Menjadi seorang yang beragama
Kristen memang mudah, kita bisa mendapatkan status itu dari kelahiran atau
pernikahan. Namun hidup sebagai pengikut Kristus merupakan sesuatu yang tidak
mudah. Kita harus bersedia mati dari kedagingan dan memikul salib hari demi
hari. Kiranya sharing dari Ibu Hana Susilowati ini menjadi penguatan bagi kita
dalam menapaki iman hari demi hari.
Sabtu, 27 Juni 2020
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi Hari Minggu
PESAN PROFETIK MIZPA : MENYERAHKAN KEMUDI
Sabtu dini hari, 27 Juni 2020 pkl. 00.15, Tuhan
menyatakan pesan untuk saya. Pesan tersebut memang saya terima saat melakukan
doa pribadi, namun saya yakin ada kebenaran umum yang berlaku untuk kita semua.
Berikut ini pesan Tuhan tersebut :
“Aku ingin kamu menyerahkan
kemudi hidupmu padaKu. Sebab hanya Aku yang bisa mengemudikan laju hidupmu,
aman sampai ke tujuan. Ada banyak anak-anak Ku yang nekat melajukan kemudinya
sendiri, sehingga hidupnya berantakan karena terjadi banyak kecelakaan”
Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. (Galatia 2:19-20)
Demikian pesan Tuhan yang saya dapatkan hari ini. Saya mau belajar menyerahkan
kemudi hidup saya pada Tuhan. Kemudi itu bisa berupa hak pribadi, nama baik,
kesukaan, cita-cita atau pun tujuan hidup pribadi. Betapa sering saya masih
merasa egois, mudah tersinggung dan bertindak semaunya sendiri. Sesungguhnya
saya masih belajar...
(Dalam kasihNya, Okky Rahardjo@MizpaMinistry)
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 16
Jumat, 26 Juni 2020
Melalui Doa, Anak Pun Diterima Masuk Sekolah Negeri
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 15
Inspirasi Iman (04) Kak Novie "Melayani Anak-Anak Melalui BBC KIDZ"
Kamis, 25 Juni 2020
KESAKSIAN DIPULIHKAN MELALUI IBADAH KELUARGA
Berikut ini merupakan kesaksian dari Bu Ratih yang
tinggal di Purwokerto. Beliau bersyukur ada pemulihan dalam keluarga, setelah
mengikuti program Membangun Iman Bersama Keluarga atau ibadah keluarga yang
kami adakan setiap hari secara serentak di rumah masing-masing. Kami sampaikan
kesaksian beliau secara apa adanya menurut gaya penulisan yang disampaikan pada
kami :
Puji
Tuhan sy bersyukur tdk henti2nya pd Kristus Bapa Kita...krn terjawab doa2 saya semenjak kami menikah...salah
satunya adalah ketika suami saya mulai
bertekun dlm DOA Dan membaca alkitab...krn sepanjang kami menikah 7 thn yg
lalu...suami sy jarang sekali terlihat berdoa ...hanya pd saat makan saja dia
berdoa...Apalagi utk membaca alkitab..
bhkn
sering sekali kami bertengkar krn sy ajak dia utk berdoa..pd suatu Hari dia
tiba2 menangis Dan bilang kalo dia malu tdk pernah membaca alkitab Dan jarang
sekali berdoa...krn dia terharu melihat sy yg stiap Hari berdoa Dan membaca
alkitab...akhirnya sy meminta dukungan pd Mas Okky utk mengirimkan panduan DOA
Dan bacaan Firman Tuhan sederhana utk kami belajar bersama . ..
Puji Tuhan... sekarang hati lebih
tenang Dan kebih terarah lgi...satu persatu suami sy sekarang dpt orderan
...smpai kewalahan krn mmg sebelumnya
sama sekali tdk Ada yg memesan kanopi ato teralis... Sejak kami sepakat
berdoa bersama...mujizat Tuhan dtng seperti gelombang laut. Hanya Tuhan yg
sanggup pulihkan hati suami sy ...
Pertama
Kali kami berdua mengadakan kebaktian keluarga mini seminggu yg lalu
(12 Juni 2020)...suami
sy menangis tersedu2..krn merasakan rasa Damai yg luar biasa...Puji Tuhan
sekarang suami saya yg rajin mengingatkan utk kami berdoa Dan membaca
alkitab...trmkasih Tuhan Dan pd mas Okky yg sabar mendengarkan curahan hati Dan
pertanyaan2 kami mengenai DOA Dan Firman Tuhan......amin
Adakah anda juga rindu mengadakan ibadah bersama
keluarga, bila anda rindu ada suasana kesatuan hati bersama keluarga silakan
kabari kami. Setiap sore kami kirimkan panduan untuk melaksanakan ibadah
keluarga yang kami sebut Membangun Iman Bersama Keluarga. Kabari kami di WA :
0895623356501.
Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 14
Rabu, 24 Juni 2020
Inspirasi Iman (03) : Wahyu Katon "Sedih, Bila Ada Warga Yang Tidak Menjadi Terang..."
Puji Tuhan, kali ini kita memasuki Inspirasi Iman untuk edisi ketiga. Oleh kemurahan Tuhan, tim blog Mizpa Ministry bisa ada di kota yang dulu terkenal dengan pabrik semen yaitu Gresik. Di sini kami akan menemui seorang hamba Tuhan yang dengan kerelaan hati mau melayani persekutuan doa yang bersifat oikumene yaitu terdiri dari berbagai aliran denominasi gereja. Hamba Tuhan berikut ini yaitu bpk. Wahyu Katon, selanjutnya akan kita panggil dengan sebutan Pak Wahyu.
Pak Wahyu seorang hamba Tuhan yang melayani pembinaan
umat Kristen di sebuah perumahan yang terletak di sudut Gresik bagian selatan.
Pembinaan tersebut dinamakan Kerukunan Warga Kristen Griya Puncak Anom Sari
(KWK GPAS). Perumahan GPAS sendiri merupakan perumahan yang terletak di
kecamatan Driyorejo. Setiap satu bulan sekali pada hari Sabtu minggu ketiga,
umat Tuhan di perumahan ini mengadakan ibadah bersama. Pak Wahyu yang juga
tinggal di perumahan tersebut, dipercaya untuk mengkoordinasi pembinaan warga
Kristen. Oleh karena begitu antusiasnya warga Kristen untuk beribadah bersama
meskipun berbeda gereja, membuat tim kami tertarik meluncur ke perumahan
tersebut untuk sharing bersama Pak Wahyu.
Pada tim kami yang berkunjung, Pak Wahyu bersyukur boleh
diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk melayani sejak masa muda. Saat usia
remaja, Pak Wahyu yang menempuh pendidikan di SMP 15 Surabaya ini sudah aktif
melayani Tuhan. Saat kelas 2 SMP beliau mulai melayani sebagai tim musik, lalu
menginjak kelas 3 SMP beliau mulai dipercaya untuk mengajar sekolah minggu di
gereja. “Zaman itu saya rasakan zaman
kegerakan rohani kristen cukup mempengaruhi, saya banyak mengikuti KKR dan
memiliki komunitas rohani sejak SMP yang membuat iman saya bertumbuh” ujar
Pak Wahyu memulai perbincangan bersama tim kami.
Pada dekade ‘80an hingga ‘90an awal, Kota Surabaya memang
mengalami masa kegerakan rohani. Ada banyak kegiatan persekutuan doa yang
menyebar di berbagai pelosok kota ini. Bukan hanya Persekutuan Doa, seringkali
diadakan Kegiatan Kebangunan Rohani (KKR) yang mengundang banyak orang masih
dengan bebas dilakukan. Pak Wahyu pun saat itu juga terlibat hadir di berbagai
acara KKR yang sering diadakan di Stadion Gelora 10 November dan gedung Go
Skate Surabaya. Sebagai seorang yang dulu pernah terlibat dalam kegerakan
rohani di kalangan pelajar, Pak Wahyu melihat adanya perbedaan yang jauh antara
gerakan pelajar masa beliau muda dengan saat ini. “Saya rasa beda banget, dulu komunitas saya bukan hanya satu gereja,
saya juga punya komunitas dari beberapa gereja. Kami kumpul bareng, ibadah
bareng berpindah pindah. Jadi rasa
persaudaraan satu tubuh kristus sangat terasa. Sekarang secara pribadi, menurut
saya kegerakan anak-anak muda terkotak-kotak. Sebatas gereja (sinode) saja, ini
kurang sehat menurut saya”.
Dalam sharing bersama Pak Wahyu, tim kami mengangkat
pembahasan mengenai pelayanan. Bagi meliau saat usia muda dulu terpanggil untuk
melayani karena adanya perasaan untuk menyenangkan hati Tuhan. “Kalau sekarang saya masih melayani karena
adanya rasa tanggung jawab untuk menjaga iman generasi baru Kristen, supaya
mereka memiliki iman yang kuat dan tidak mudah digoncangkan pengajaran iman di
luar Kristen. Sebab zaman saat ini lebih jahat dari zaman saya muda dulu”
jelas Pak Wahyu sambil menambahkan bahwa sampai saat ini beliau masih melayani
di sekolah minggu, tunas remaja dan youth.
Kami menanyakan pada bapak yang mahir bermain gitar ini,
mengapa sih beliau sampai mau melayani Tuhan. Sambil tersenyum, beliau menjawab
seraya mengenang masa-masa yang pernah dijalani sekian tahun silam. “Satu hal secara pribadi dan saya rasakan
sampai saat ini adalah kekuatan rohani yg membuat kita memiliki kekuatan fisik
menjalani tantangan kehidupan” Beliau melanjutkan “Saat umur 22 tahun papa saya dipanggil Tuhan, karena kecelakaan
kapalnya tenggelam. Kemudian mama menyusul tidak berapa lama setelah papa
berpulang. Kami empat bersaudara baru satu yangg menikah, saya bersama dua
orang adik hidup di kos-kosan, jadi cukup berat tantangan hidup waktu itu”
Pak Wahyu menyimpulkan, “Tapi jika saya melihat hari ini, semua sudah berubah. Tidak makin
turun, tapi makin naik. Saya merasa ini adalah buah hidup dekat dan melayani
Tuhan. Sebab beberapa teman yang dulu sepertinya kuat iman, tapi sekarang sudah
meninggalkan imannya”. Pak Wahyu saat ini menjadi seorang single parents
dalam membesarkan seorang putri semata wayangnya. Istri beliau lebih dulu
berpulang lima tahun yang lalu, namun beliau percaya semua ada dalam bagian rencana
Tuhan yang indah bagi kehidupan beliau.
Pak Wahyu sudah lima tahun diberikan kepercayaan untuk
menggembalakan anak-anak Tuhan di perumahan Griya Puncak Anom Sari Gresik ini. Pada
kami beliau menceritakan suka dan dukanya melayani jemaat Tuhan yang sifatnya
heterogen dari berbagai aliran gereja itu. Bagi beliau, kesukaannya yaitu
ketika sampai hari ini diberi kepercayaan oleh Tuhan dan warga untuk melayani
di persekutuan doa KWK ini. Namun sebagaimana lazimnya perjalanan hidup, ada
suka demikian pula ada duka. Bagi pak Wahyu duka itu “Jika ada warga KWK yang tidak bisa jadi terang di lingkungan, hal itu
yang terkadang seperti kuasa kegelapan itu menuntut atau menyerang saya. Dalam pikiran
saya seperti berkata "kamu gagal".
Pak Wahyu yang dalam keseharian bekerja sebagai seorang
estimator ini mengatakan bahwa dia memiliki sosok hamba Tuhan yang dikagumi dan
menjadi teladan bagi iman beliau. Secara jujur beliau menyebut bahwa gembala
sidang dari gereja tempat beliau awal beribadah dulu merupakan inspirasi bagi
pertumbuhan beliau. Hamba Tuhan ini bernama Pdt. Yosia Vyba dari Gereja Yesus
Terang Dunia yang berlokasi di Tanah Merah, Kenheran Surabaya.
Pdt. Yosia Vyba menurut beliau merupakan salah satu
profil seorang hamba Tuhan yang setia melayani Tuhan. Dulunya gereja tersebut
mempunya jemaat yang cukup besar dan banyak kegiatan rutin diadakan selain hari
Minggu. Namun saat ini gereja tersebut hanya menyisakan sepuluh orang jemaat. Ibadah
kaum muda dan sekolah minggu sudah ditiadakan karena tidak ada lagi pesertanya.
Pak Wahyu sempat menyayangkan kondisi tersebut, namun beliau memiliki penilaian
tersendiri terhadap kesetiaan bapak gembalanya tersebut. “Memang dari sisi menyiapkan regenerasi, beliau kurang, Tapi beliau setia
melayani sampai umur 78 tahun, dari jemaat kecil menjadi besar, sekarang kembali
kecil tetap melayani walau sudah tidak bisa kemana mana. Saya kadang rasakan
dia akan melayani sampai jemaat habis dipanggil Tuhan, baru dia yang terakhir” ujar
Pak wahyu sambil tersenyum.
Pak Wahyu sendiri mengikuti ibadah di gereja tersebut
sejak masa sekolah minggu hingga dewasa dan akhirnya harus meninggalkan gereja
tersebut karena pindah tempat tinggal. Demi membalas bakti pada gereja yang
menumbuhkan iman beliau, setiap satu bulan sekali beliau bersedia dijadwal
untuk menyampaikan firman Tuhan dalam ibadah minggu. Pada tim blog Mizpa Pak
Wahyu sempat pula bercerita mengenai masa kecil beliau. Sebenarnya sejak kecil
beliau memang terlahir Kristen, walaupun kedua orang tua beliau baru menjadi
pengikut Kristus setelah mereka menikah. Uniknya, meskipun sejak lahir sudah
menjadi “orang Kristen”, namun saat menempuh pendidikan SD beliau sering
mengikuti pelajaran agama lain. baru saat memasuki jenjang SMP beliau
memutuskan untuk dibaptis dan mulai sungguh-singguh mengikut Tuhan Yesus.
Bapak dari Eunike Valencia Wahyuningsih ini memiliki pola
khusus dalam menjalankan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Setiap hari beliau
menaikkan Doa Bapa Kami sebagai permulaan, lalu melanjutkan dengan doa pribadi
beliau yang diakhiri dengan beberapa pembacaan ayat yang menjadi ayat pegangan
beliau seumur hidup. Ayat tersebut diambil dari Yohanes 10:10; Amsal 10:22 dan
Filipi 4:13. Apa isinya, silakan anda buka sendiri ya...
Saat malam sudah bertambah larut, kami pun hendak
mengundurkan diri dari sharing dengan beliau. Namun pada tim blog Mizpa beliau
menitipkan beberapa pesan secara khusus. Yang pertama, pesan khusus bagi jemaat
Tuhan di KWK GPAS. “Kerinduan saya KWK
tetap bisa menjaga kesatuan imam bersama sampai generasi generasi berikutnya
walau mereka dari katolik.protestan.pantekosta atau pun karismatik. Sebab dg
tetap rukun itu senjata rohani utk menjadi terang di lingkungan dan itu akan
membawa dampak KWK akan dihargai dan di hormati walau sebagai kaum minoritas
dilingkungan.”
Yang kedua, bagi anak-anak Tuhan secara keseluruhan. “Untuk umat Tuhan kaum kristiani, punyailah
komunitas rohani baik segereja maupun dengan lain gereja. Sebab semakin banyak
komunitas rohani, maka kuatlah rohani kita”.
Yang terakhir, bagi oran-orang yang sudah melayani Tuhan
beliau berpesan. “Untuk pelayan Tuhan
punyailah tanggung jawab untuk menjaga dan menguatkan iman yang ada di
sekitarmu, karena untuk itulah kita dipanggil”.
Kami mengucapkan terima kasih pada Pak Wahyu yang sudah
berkenan menyediakan diri menjadi narasumber, sekaligus kami mengucapkan
selamat atas bertambahnya usia beliau yang pada bulan Juni ini menjadi 44
tahun. Tuhan Yesus kiranya memakai Pak Wahyu hari demi hari semakin setia dan
mengalami pemeliharaan Tuhan yang tanpa batas.
Demikian yang dapat kami sajikan pada Inspirasi Iman kali
ini kiranya boleh menjadi berkat bagi kita semua. Apapun terjadi biarlah kita
boleh tetap setia pada panggilan yang Tuhan percayakan pada kita. Tetap setia
sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.
Pak Wahyu di acara Natal Warga
KESAKSIAN PELAYANAN
Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"
JUMPA DENGAN TUHAN Judul : Kuat Di Dalam Tuhan Baca : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...
-
Kali ini kami akan memuat sebuah halaman yang berisikan pengalaman yang inspira...
-
JUMPA DENGAN TUHAN Kamis, 27 Agustus 2020 Tema : Membalut Luka Hati Baca : Mazmur 147:3 Ia menyembuhkan orang-orang yang ...