Inspirasi Iman kali ini
kita akan belajar mengenai doa dan pelayanan doa. Kita mengenal apa itu doa dan
pentingnya pelayanan doa bagi gereja Tuhan. Kerinduan kami melalui tulisan ini,
setiap kita boleh diperbarui pengertiannya mengenai doa dan mulai bergerak
dalam kehidupan doa yang aktif baik secara pribadi maupun secara korporat dalam
pelayanan yang Tuhan percayakan pada kita.
Tim blog Mizpa bersyukur sekali mendapatkan kesempatan
untuk sharing bersama seorang yang sudah terlibat dalam pelayanan doa dan
menjadikan doa sebagai bagian dari hidup kesehariannya. Narasumber kita kali
ini yaitu Mia, seorang gadis dari Maluku Utara tepatnya Kabupaten Halmahera Utara, yang pernah menjadi tim doa di Menara Doa
Kota Surabaya. Sekedar diketahui, di Kota Surabaya ada Menara Doa yang diadakan
selama dua puluh empat jam setiap hari di hotel Garden Palace. Menara Doa ini
di bawah naungan BAMAG Kota Surabaya. Saat bermukim di Kota Surabaya, Mia
pernah terlibat dalam pelayanan di Menara Doa tersebut.
Saat sharing dengan Tim blog Mizpa, Mia membuka dengan
menjawab pertanyaan kami yang mencoba meminta pendapatnya mengenai pengertian
doa dan kapan waktu yang tepat untuk berdoa. “Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Bicara tentang waktu berdoa,
setiap orang bisa berbeda-beda, namun umumnya waktu yang baik untuk berdoa
adalah di saat situasi benar-benar hening. Kalau saya pribadi bisa begitu
flexibel, kadang-kadang saya tidak bisa
menyangka waktunya”. Mia pun menyarankan
“Gunakan waktu sebaik mungkin untuk
berkomunikasi dengan Tuhan secara personal. Seperti bangun pagi-pagi untuk
berdoa. Tidak heran jika ada banyak gangguan ketika kita mau berdoa, tapi harus
lawan itu, lawan rasa ngantuk dan lelah yang membuat kita enggan berdoa atau
bicara dengan Tuhan. Jangan cepat menyerah. Ingatlah bahwa hal mengikut Yesus
selalu perlu pengorbanan”.
Mia memberikan tips yang harus dilakukan saat kita datang
pada Tuhan dalam doa pribadi, “Belajarlah
untuk ucapkan syukur senantiasa termasuk ketika kita harus bangun pagi. Jangan
dulu mengeluh,tapi bersyukur dan puji Dia. Walau pun hanya dengan kata-kata
yang sederhana, Dia pasti akan sangat senang”.
Mia menceritakan pada kami titik awal perjumpaannya
dengan kasih Tuhan Yesus yang membawanya masuk dalam pelayanan doa. Dengan gaya
bertutur, Mia menceritakan “Saya lahir
dari keluarga Kristen yang baik dan harmonis. Dan saya sudah punya kerinduan
sejak kecil untuk melihat Tuhan Yesus. Saya pernah berkali-kali mencoba untuk
hidup benar tapi saya selalu gagal. Namun, suatu waktu di usia saya yang ke 18
tahun yaitu pada tahun 2009, saya pergi ke suatu tempat pelayanan yaitu menara
doa di Surabaya. Dan waktu itu saya merasa "klik" dengan Tuhan, saya
rasa itu panggilan saya. Seolah-olah Tuhan berkata ke saya seperti ini,
"Nak, ini waktunya, kamu mulai belajar hidup dalam anugerah dan
kekuatan-Ku serta mengerti kasih-Ku." Mia pun menambahkan “Saya merasakan jamahan Tuhan yang sangat
dalam, tanpa bimbingan siapa pun, saya merasakan Tuhan begitu riil. Dan saya
komitmen untuk diproses oleh-Nya dan hidup di dalam kehendak-Nya”.
Tahun-tahun itu Mia melanjutkan pendidikan tingginya di
kota yang disebut sebagai Kota Pahlawan ini. Mia berada di Surabaya selama
lima tahun dan mengalami banyak proses sebagai seorang pendoa. Secara bergiliran,
Mia mengambil waktu untuk berdoa bersama tim yang tergabung dalam Menara Doa
Kota Surabaya. “Menara Doa Surabaya beroperasi
24 jam setiap hari. Dan di sana ada seorang Penjaga yang bertugas seperti
seorang penjaga benteng kota dalam suatu kerajaan. Ia berjaga dan mengintai
dengan doa-doa dan pujian sepanjang 7 jam. Lalu 1 jam dipakai untuk istirahat. Selama itu,
pendoa-pendoa kota akan datang bergabung dan mereka akan berdoa bersama dengan
pokok-pokok doa kota juga untuk bangsa dan negara. Bahkan berdoa untuk
bangsa-bangsa yang sudah disiapkan oleh pihak menara dan juga atas tuntunan Roh
Kudus. Selalu ada deklarasi firman Tuhan dalam setiap penyampaian doa”
Saat kami mencoba menggali lebih jauh, apakah perlu
gereja Tuhan memiliki pelayanan doa. Secara bersemangat Mia menjelaskan “Gereja perlu berdoa karena doa merupakan
penggerak dalam setiap bentuk pelayanan gereja. Doa seperti membuka jalan bagi
setiap kegerakan pelayanan. Doa merupakan media komunikasi dengan Tuhan yang
adalah Roh. Doa membantu umat Tuhan mengerti kehendak Bapa yang mulia. Doa
mampu mengubah keadaan”.
Tim blog Mizpa menanyakan, apakah ada syarat khusus untuk
menjadi seorang pendoa. Mia dengan sabar menguraikan “Bagi saya, semua orang percaya adalah pendoa, setiap orang harus
berdoa dan bertekun di dalam-Nya. Setiap orang percaya adalah Imamat yang
rajani, artinya kita adalah imam-imam Kerajaan Sorga. Tidak ada syarat khusus
untuk menjadi pendoa, hanya saja kebanyakan orang tidak tahan untuk duduk diam
di bawah kaki Tuhan Yesus dan menjadi mitra-Nya untuk berdiri bagi jiwa-jiwa.
Seorang pendoa harus menjaga kekudusan hidup-Nya dalam anugerah Tuhan Yesus
Kristus. Setiap orang dilayakkan datang dan meminta anugerah Allah untuk semua
orang yang belum percaya atau jauh dari pada Kristus”.
Menurut Mia, pelayanan doa merupakan anugerah Tuhan untuk
setiap orang percaya. Pelayanan doa bukan talenta sebagaimana pelayanan yang
lain seperti musik, pujian atau pembicara. Hal ini dikarenakan talenta
memnutuhkan skill tertentu. Namun demikian divisi doa memang perlu ada
tersendiri yang harus bergerak untuk menopang divisi-divisi yang lain. Memang
seseorang dalam divisi pendoa belum tentu bisa berfungsi sebagai seorang
pemusik atau pemimpin pujian tetapi sebaliknya seorang pemusik atau pemimpin
pujian bisa masuk di divisi pelayanan doa.
Ketika tim blog Mizpa menanyakan pengalaman yang paling
mengesankan saat masih tergabung bersama Menara Doa Kota Surabaya, Mia tampak
menerawang mencoba mengingat. “Banyak
kali kami melihat jawaban doanya apa yang kami deklarasikan atas kota dan
bangsa, itu terjadi seperti yang kami katakan. Itu terlalu banyak, saya sampai
sulit mengingat salah satunya” ujarnya sambil tersenyum.
Mia lalu menceritakan salah satu yang mengesankan yaitu
ketika mereka berdoa untuk lokalisasi di Surabaya yang terkenal dengan sebutan “Gang
Dolly” supaya ditutup. Tiba-tiba saja tak diduga, yang mereka doakan berhasil
dan menjadi sesuatu yang diimpikan selama ini. Mia menggambarkan sukacita yang
mereka alami sebagai berikut “Seringkali
terjadi, bahasa yang dimuat di koran itu persis seperti apa yang kami
deklarasikan atau kami doakan”.
Mia saat ini aktif dalam pelayanan di Pulau Bali dalam
kegerakan missionaris. Mia bersama teman-teman yang satu visi tergabung dalam “Bali
Missional Community” (BMC). Mia sekarang tinggal di Denpasar bagian Selatan dan
aktif dalam grup doa melalui media sosial yang juga secara aktif memberikan
pembelajaran Firman Tuhan. Ketika kami menanyakan mengenai dasar Firman Tuhan
yang menjadi kekuatan bagi perjalanan imannya, Mia mengatakan “Sejak awal Tuhan bicara ke saya
berkali-kali tentang "Kasih" dalam 1 Korintus 13. Tuhan tidak mau
saya dan saudara-saudara yang lain mengesampingkan soal kasih, karena terkadang
anak-anak Tuhan bisa menjadi angkuh dengan setiap karunia luar biasa yang ada
padanya”.
Pada setiap orang yang terlibat dalam pelayanan doa, Mia
pun memberikan pesan “Tetaplah setia. Dan
ingatlah untuk selalu merendahkan hati di bawah tangan Tuhan yang kuat. Apa pun
yang terjadi, pandanglah Tuhan Yesus. Dia kemenangan kita dan Dialah kekasih
yang abadi. Jangan merasa lebih bijak atau benar dari pada orang lain, karena
kita mengerti segala sesuatu dan punya banyak karunia yang mampu mengubah
keadaan dan sebagainya”.
Perbincangan pun kami akhiri karena Mia juga harus
melanjutkan aktivitas pelayanannya. Demikian Inspirasi Iman kali ini
mudah-mudahan menambah wawasan kita mengenai doa dan meneguhkan panggilan bagi
anda yang rindu terlibat dalam pelayanan doa. Sampai jumpa pada Inspirasi Iman
berikutnya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.
Mia bersama tim saat pelayanan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar