Inspirasi Iman kali ini
menghadirkan narasumber yaitu Ibu Hana Susi yang berdomisili di kecamatan
Jaten Kabupaten Karanganyar. Karanganyar merupakan sebuah kabupaten yang
merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kami tiba di
kota Solo, kami harus menempuh perjalanan sekitar 19 km untuk menuju
Karanganyar lalu dilanjutkan menuju kecamatan Jaten menemui bu Hana untuk
sharing dengan beliau. Di rumah beliau yang asri itu, Bu Hana tinggal bersama
anak dan kedua cucunya.
Sharing kali ini lebih
banyak berupa kesaksian pribadi bu Hana dari semula belum mengikut Yesus secara
sungguh-sungguh hingga saat ini dipercaya untuk melayani Tuhan. Secara lugas,
bu Hana yang memiliki nama kelahiran Susilowati ini menyampaikan pada kami
perjalanannya mengikut Tuhan Yesus sebagai berikut.
“Sebelum
saya bertobat .. saya memang ke gereja, itu pun kalo saya ingat atao kalao ada
yg mengajak..sesekali baca Alkitab, itupun asal asalan.. Saya memang dari kecil
Kristen karena ikut kakak saya yang lebih dulu Kristen. Namun kakak saya tidak
membimbing iman saya untuk mengikut Kristus dengan benar. Orang tua Muslim tapi
Kejawen, ibu memiliki garis keturunan dari Keraton. Dari keluarga kami yang
Kristen hanya saya berdua dengan kakak.
Oleh karena saya tidak mengenal kehidupan kekristenan dengan benar,
saat dewasa saya mengenal lawan jenis lalu menikah dengan seorang yang tidak seiman.
Saya menganggap kalau sudah mendapatkan jodoh, maka hidup saya akan bahagia. Sampai
beberapa tahun, saat itu sudah punya anak, suami saya setiap hari mempengaruhi
saya untuk ikut dengan agamanya. Sampai dituliskan di belakang kalender tata
cara beribadah dan saya diminta untuk memakai kerudung.
Saya tentu saja menolak ajakan suami saya tersebut. Lama kelamaan
hubungan pun menjadi tidak nyaman. Rumah tangga saya kacau. Saya ini banyak
teman, banyak saudara tapi hati saya merasa kosong dan ada seuatu yang
sepertinya saya cari, tapi saya tidak tahu apa itu. Pokoknya saya merindukan
sesuatu yang membuat hati saya tenang”.
Bu Hana melanjutkan kisahnya
yang mengalami peristiwa supranatural yang tidak terlupakan. “sampai suatu kali saya bermimpi. Di dalam
mimpi itu saya berada di sebuah tanah lapang yang kosong. Di tanah itu saya
sendirian. Saya diam saja, seperti orang yang bengong. Tiba-tiba Tuhan Yesus
muncul dan tersenyum pada saya. Saya mau ngomong sesuatu, tiba-tiba Tuhan sudah menghilang...”. Senyuman
Tuhan Yesus tersebut yang selalu membayangi kehidupan beliau sejak saat itu.
Saat berbagai peristiwa
itu, Bu Hana bersama suami masih tinggal di Solo. Dalam kondisi rumah tangga
yang berantakan, mereka masih mencoba melakukan usaha untuk menghidupi
keluarga. “Waktu itu rencana beli rumah
untuk buka usaha salon, eh..belum sampai salon
dibuka.., rumah kami dibobol maling. Selang beberapa bulan kami pun
pisah dan rumah saya jual, untuk beli rumah yang agak kecil di Jaten.. Yang
sekarang saya tempati dengan anak saya”.
Sampai satu kali titik
balik pertobatan dialami oleh Bu Hana yang dialami sekitar delapan belas tahun
lalu. “Pada tanggal 10 November 2002, saya
tiba-tiba pergi ke gereja sendiri. Tidak ada yang mengajak, saya yakin Roh
Kudus yang mengajak saya. Saat itu saya datang ke gereja GBI Keluarga Allah,
gereja yang besar di Kota Solo. Saya saat ikut ibadah menangis terus, ga’
berhenti. Saya seperti diperlihatkan film kehidupan saya yang diputar. Saat itu
saya mendengar ada suara yang berkata Inilah kamu, tapi Aku mau menerima kamu
apa adanya”. Sejak itu kehidupan rohani Bu Hana mulai berubah. Beliau begitu
antusias mengikuti setiap kegiatan untuk menunjang iman beliau. “Saat di gereja diumumkan siapa yang rindu
dibaptis, saya ikut. Saat diumumkan ada kegiatan SOM, pelayanan pelepasan atau
apapun saya ikuti semua” kisah beliau sambil mengenang masa awal
pertobatan.
Waktu itu di gereja beliau
diadakan Encounter, atau semacam follow up bagi siapa pun yang rindu untuk
mengalami pembinaan secara lebih lanjut. Sebelum mengikuti kegiatan encounter,
beliau diminta untuk doa puasa lebih dulu. Bu Hana mengikuti encounter tersebut
bersama dua orang lainnya. Saat itu beliau diminta menuliskan perbuatan dosa
apa saja yang pernah dilakukan yang masih diingat, dari saat kecil hingga
dewasa. Tanpa diduga beliau bisa menulis sampai tiga lembar halaman folio. Saat
pelaksanaan enciunter, beliau didoakan oleh hamba Tuhan yang melayani. Hamba Tuhan
ini dalam doanya berkata “Ini Tuhan, ibu
Hana mohon pengampunan untuk semua hal yang pernah beliau lakukan. Mampukan ya
Tuhan, supaya bu Hana tidak mengulangi lagi setiap perbuatannya di masa lampu
ini”.
Selesai didoakan, Bu Hana
merasakan adanya kenyamanan dalam hati beliau. Rasanya enteng dan lega sekali. Sejak
saat itu dalam hati beliau mulai berkobar-kobar rasa ingin melayani Tuhan. saat
diminta bersaksi di depan jemaat Tuhan di gereja, beliau tanpa pikir panjang
segera bersedia dan maju ke depan mimbar untuk menyampaikan kesaksian. Ada sesuatu
yang berbeda yang beliau rasakan sebelum mengikut Tuhan Yesus dengan
sungguh-sungguh dibandingkan saat mulai menyerahkan hati pada Tuhan. secara
jujur beliau menyampaikan pada kami kesaksian berikut ini.
“Sebelum saya ambil keputusan, bertobat, banyak yang memandang saya dengan
sebelah mata..mencibir..merendahkan saya.. Itu akibat ketidak taatan saya
kepadaNya.. Apapun yang saya lakukan selalu gagal.. Saya pernah membelikan
sepeda buat pergi sekolah eh belum satu bulan, sudah dimaling orang.. betapa
Ndak nyamannya”. Beliau pun melanjutkan, “Nah..setelah saya bertobat dan melakukan perintah dan ketetapanNya..,
maka hidup saya di pulihkan.. Ekonomi dipulihkan, kehormatan dipulihkan...tiba-tiba
saya terpilih menjadi ketua kelompok, komunitas orang-orang percaya, juga salah
satu pembibing rohani di gereja.. Tuhan pulihkan
saya sesuai dengan janjiNya..”. Beliau menambahkan, “Hidup di bawah kutuk itu pegang
uang banyak takut..Ndak ada uang bingung..” ujarnya sambil tersenyum.
Bu Hana ingat sekali saat
itu Konselor di gereja mengatakan “Baca Alkitab
dari Kejadian sampai Wahyu, meskipun mungkin banyak yang tidak dimengerti, baca
saja...”. Saat ini oleh kasih karunia Tuhan, bu Hana sudah melayani bagi
banyak orang yang Tuhan percayakan. “Saya
di gereja sbagai PKS (Pemimpin Kelompok Sel) juga pendoa dan karna saat ini
saya juga bergabung di GBA( Gerakan Baca Alkitab) saat ini sebagai host umum
juga host anak2( teens). Di group MK ( Murid Kristus) sebagai anggota, dan karena
saya masih kehausan , kelaparan, saya gabung di persekutuan Efrata, di situ pelajaran
lebih dalam.., Peneliti Alkitab(PA) sebagai murid dan juga pembibing ..muridnya
eyang2 ,ibu2 juga anak-anak” urai Bu Hana saat menjelaskan pelayanan yang
saat ini ditekuni.
Tim blog Mizpa menanyakan
pada Bu Hana siapa saja yang pernah beliau layani dalam pemahaman Alkitab, beliau
dengan sabar menjawab pertanyaan kami “Sekarang
ini ada dua nenek-nenek yang belajar, yaitu eyang Ruth dan eyang Sri.. ini orang sudah tidak bisa ke
gereja dan anak anak 3 orang.. Pernah memuridkan 17 anak, anak Sekolah Minggu
di Gereja kami dan sekarang mereka sudah pada kuliah, juga ambil pelayanan,
sesuai dengan talenta masing-masing”.
Kami juga menanyakan
pendapat beliau, mengapa seseorang perlu sekali untuk belajar Firman Tuhan.
Sambil mengambil posisi duduk yang nyaman, beliau mengatakan “supaya mengerti kebenaran.., orang Kristen (pengikut
Kristus) harus melakukan yang benar seperti yang Tuhan kehendaki..lha bagaimana
mengerti kebenaran.. kalo tidak belajar dari Tuhan yang sudah tertulis di Alkitab”. Beliau menambahkan
bahwa “Terkadang manusia atau kita
menganggap diri kita benar...namun benar menurut kebenaran sendiri”.
Bu Hana lalu memberi penjelasan dari kisah yang terdapat dalam
Firman Tuhan “Contohnya Raja Saul yang merasa
tindakannya benar waktu membakar korban Bakaran dan korban keselamatan
..kesalahan yg fatal.. Tindakan itu berarti mendirikan kebenarannya sendiri”.
Dalam perjalanan iman beliau, Bu Hana memiliki dasar firman Tuhan sebagai
penguatan yang dituliskan dalam Filipi 1:21-22 yaitu Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi
jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
Bu Hana yang kelahiran 14
Agustus 1959 saat ini merasakan kebahagiaan hidup dalam kasih karunia Tuhan
Yesus. Hanya saja yang masih dalam pergumulan beliau yaitu putri beliau yaitu
Lia yang belum terbuka hatinya untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
pribadi. Meskipun demikian, Bu Hana terhibur karena kedua cucu beliau yaitu
Angel dan Evan sudah bersedia menjadi milik Tuhan Yesus di usia yang saat ini
masih sekolah dasar.
Oleh karena beliau saat
ini tinggal di Jaten, Karanganyar tentu menyulitkan beliau untuk beribadah di
GBI Keluarga Allah. Bu Hana pun memutuskan untuk pindah beribadah di GPIA
Ebenhaezer Jaten di bawah bimbingan gembaka sidang Pdt. Sutikno Kurniawan (Foto
beliau terlampir di atas bersama Bu Hana).
Demikian yang dapat kami
sampaikan sebagai Inspirasi Iman edisi kali ini. Menjadi seorang yang beragama
Kristen memang mudah, kita bisa mendapatkan status itu dari kelahiran atau
pernikahan. Namun hidup sebagai pengikut Kristus merupakan sesuatu yang tidak
mudah. Kita harus bersedia mati dari kedagingan dan memikul salib hari demi
hari. Kiranya sharing dari Ibu Hana Susilowati ini menjadi penguatan bagi kita
dalam menapaki iman hari demi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar