Minggu, 28 Juni 2020

Inspirasi Iman (05) : Hana Susilowati "Senyum Tuhan Yesus Mengubahkan Hidupnya"

    

      Inspirasi Iman kali ini menghadirkan narasumber yaitu Ibu Hana Susi yang berdomisili di kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar. Karanganyar merupakan sebuah kabupaten yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kami tiba di kota Solo, kami harus menempuh perjalanan sekitar 19 km untuk menuju Karanganyar lalu dilanjutkan menuju kecamatan Jaten menemui bu Hana untuk sharing dengan beliau. Di rumah beliau yang asri itu, Bu Hana tinggal bersama anak dan kedua cucunya.

            Sharing kali ini lebih banyak berupa kesaksian pribadi bu Hana dari semula belum mengikut Yesus secara sungguh-sungguh hingga saat ini dipercaya untuk melayani Tuhan. Secara lugas, bu Hana yang memiliki nama kelahiran Susilowati ini menyampaikan pada kami perjalanannya mengikut Tuhan Yesus sebagai berikut.

             “Sebelum saya bertobat .. saya memang ke gereja, itu pun kalo saya ingat atao kalao ada yg mengajak..sesekali baca Alkitab, itupun asal asalan.. Saya memang dari kecil Kristen karena ikut kakak saya yang lebih dulu Kristen. Namun kakak saya tidak membimbing iman saya untuk mengikut Kristus dengan benar. Orang tua Muslim tapi Kejawen, ibu memiliki garis keturunan dari Keraton. Dari keluarga kami yang Kristen hanya saya berdua dengan kakak.

            Oleh karena saya tidak mengenal kehidupan kekristenan dengan benar, saat dewasa saya mengenal lawan jenis lalu menikah dengan seorang yang tidak seiman. Saya menganggap kalau sudah mendapatkan jodoh, maka hidup saya akan bahagia. Sampai beberapa tahun, saat itu sudah punya anak, suami saya setiap hari mempengaruhi saya untuk ikut dengan agamanya. Sampai dituliskan di belakang kalender tata cara beribadah dan saya diminta untuk memakai kerudung.

            Saya tentu saja menolak ajakan suami saya tersebut. Lama kelamaan hubungan pun menjadi tidak nyaman. Rumah tangga saya kacau. Saya ini banyak teman, banyak saudara tapi hati saya merasa kosong dan ada seuatu yang sepertinya saya cari, tapi saya tidak tahu apa itu. Pokoknya saya merindukan sesuatu yang membuat hati saya tenang”.

            Bu Hana melanjutkan kisahnya yang mengalami peristiwa supranatural yang tidak terlupakan. “sampai suatu kali saya bermimpi. Di dalam mimpi itu saya berada di sebuah tanah lapang yang kosong. Di tanah itu saya sendirian. Saya diam saja, seperti orang yang bengong. Tiba-tiba Tuhan Yesus muncul dan tersenyum pada saya. Saya mau ngomong sesuatu, tiba-tiba Tuhan sudah menghilang...”. Senyuman Tuhan Yesus tersebut yang selalu membayangi kehidupan beliau sejak saat itu.

            Saat berbagai peristiwa itu, Bu Hana bersama suami masih tinggal di Solo. Dalam kondisi rumah tangga yang berantakan, mereka masih mencoba melakukan usaha untuk menghidupi keluarga. “Waktu itu rencana beli rumah untuk buka usaha salon, eh..belum sampai salon  dibuka.., rumah kami dibobol maling. Selang beberapa bulan kami pun pisah dan rumah saya jual, untuk beli rumah yang agak kecil di Jaten.. Yang sekarang saya tempati dengan anak saya”.

            Sampai satu kali titik balik pertobatan dialami oleh Bu Hana yang dialami sekitar delapan belas tahun lalu. “Pada tanggal 10 November 2002, saya tiba-tiba pergi ke gereja sendiri. Tidak ada yang mengajak, saya yakin Roh Kudus yang mengajak saya. Saat itu saya datang ke gereja GBI Keluarga Allah, gereja yang besar di Kota Solo. Saya saat ikut ibadah menangis terus, ga’ berhenti. Saya seperti diperlihatkan film kehidupan saya yang diputar. Saat itu saya mendengar ada suara yang berkata Inilah kamu, tapi Aku mau menerima kamu apa adanya”. Sejak itu kehidupan rohani Bu Hana mulai berubah. Beliau begitu antusias mengikuti setiap kegiatan untuk menunjang iman beliau. “Saat di gereja diumumkan siapa yang rindu dibaptis, saya ikut. Saat diumumkan ada kegiatan SOM, pelayanan pelepasan atau apapun saya ikuti semua” kisah beliau sambil mengenang masa awal pertobatan.

            Waktu itu di gereja beliau diadakan Encounter, atau semacam follow up bagi siapa pun yang rindu untuk mengalami pembinaan secara lebih lanjut. Sebelum mengikuti kegiatan encounter, beliau diminta untuk doa puasa lebih dulu. Bu Hana mengikuti encounter tersebut bersama dua orang lainnya. Saat itu beliau diminta menuliskan perbuatan dosa apa saja yang pernah dilakukan yang masih diingat, dari saat kecil hingga dewasa. Tanpa diduga beliau bisa menulis sampai tiga lembar halaman folio. Saat pelaksanaan enciunter, beliau didoakan oleh hamba Tuhan yang melayani. Hamba Tuhan ini dalam doanya berkata “Ini Tuhan, ibu Hana mohon pengampunan untuk semua hal yang pernah beliau lakukan. Mampukan ya Tuhan, supaya bu Hana tidak mengulangi lagi setiap perbuatannya di masa lampu ini”.

            Selesai didoakan, Bu Hana merasakan adanya kenyamanan dalam hati beliau. Rasanya enteng dan lega sekali. Sejak saat itu dalam hati beliau mulai berkobar-kobar rasa ingin melayani Tuhan. saat diminta bersaksi di depan jemaat Tuhan di gereja, beliau tanpa pikir panjang segera bersedia dan maju ke depan mimbar untuk menyampaikan kesaksian. Ada sesuatu yang berbeda yang beliau rasakan sebelum mengikut Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh dibandingkan saat mulai menyerahkan hati pada Tuhan. secara jujur beliau menyampaikan pada kami kesaksian berikut ini.

            “Sebelum saya ambil keputusan, bertobat, banyak yang memandang saya dengan sebelah mata..mencibir..merendahkan saya.. Itu akibat ketidak taatan saya kepadaNya.. Apapun yang saya lakukan selalu gagal.. Saya pernah membelikan sepeda buat pergi sekolah eh belum satu bulan, sudah dimaling orang.. betapa Ndak nyamannya”. Beliau pun melanjutkan, “Nah..setelah saya bertobat dan melakukan perintah dan ketetapanNya.., maka hidup saya di pulihkan.. Ekonomi dipulihkan, kehormatan dipulihkan...tiba-tiba saya terpilih menjadi ketua kelompok, komunitas orang-orang percaya, juga salah satu pembibing rohani di gereja.. Tuhan pulihkan saya sesuai dengan janjiNya..”. Beliau menambahkan, “Hidup di bawah  kutuk itu pegang uang banyak takut..Ndak ada uang bingung..” ujarnya sambil tersenyum.

            Bu Hana ingat sekali saat itu Konselor di gereja mengatakan “Baca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, meskipun mungkin banyak yang tidak dimengerti, baca saja...”. Saat ini oleh kasih karunia Tuhan, bu Hana sudah melayani bagi banyak orang yang Tuhan percayakan. “Saya di gereja sbagai PKS (Pemimpin Kelompok Sel) juga pendoa dan karna saat ini saya juga bergabung di GBA( Gerakan Baca Alkitab) saat ini sebagai host umum juga host anak2( teens). Di group MK ( Murid Kristus) sebagai anggota, dan karena saya masih kehausan , kelaparan, saya gabung di persekutuan Efrata, di situ pelajaran lebih dalam.., Peneliti Alkitab(PA) sebagai murid dan juga pembibing ..muridnya eyang2 ,ibu2 juga anak-anak” urai Bu Hana saat menjelaskan pelayanan yang saat ini ditekuni.

            Tim blog Mizpa menanyakan pada Bu Hana siapa saja yang pernah beliau layani dalam pemahaman Alkitab, beliau dengan sabar menjawab pertanyaan kami “Sekarang ini ada dua nenek-nenek yang belajar, yaitu eyang Ruth  dan eyang Sri.. ini orang sudah tidak bisa ke gereja dan anak anak 3 orang.. Pernah memuridkan 17 anak, anak Sekolah Minggu di Gereja kami dan sekarang mereka sudah pada kuliah, juga ambil pelayanan, sesuai dengan talenta masing-masing”.

            Kami juga menanyakan pendapat beliau, mengapa seseorang perlu sekali untuk belajar Firman Tuhan. Sambil mengambil posisi duduk yang nyaman, beliau mengatakan “supaya mengerti kebenaran.., orang Kristen (pengikut Kristus) harus melakukan yang benar seperti yang Tuhan kehendaki..lha bagaimana mengerti kebenaran.. kalo tidak belajar dari Tuhan yang sudah tertulis di Alkitab”. Beliau menambahkan bahwa “Terkadang manusia atau kita menganggap diri kita benar...namun benar menurut kebenaran sendiri”.

            Bu Hana lalu memberi  penjelasan dari kisah yang terdapat dalam Firman Tuhan “Contohnya Raja Saul yang merasa tindakannya benar waktu membakar korban Bakaran dan korban keselamatan ..kesalahan yg fatal.. Tindakan itu berarti mendirikan kebenarannya sendiri”. Dalam perjalanan iman beliau, Bu Hana memiliki dasar firman Tuhan sebagai penguatan yang dituliskan dalam Filipi 1:21-22 yaitu Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.

            Bu Hana yang kelahiran 14 Agustus 1959 saat ini merasakan kebahagiaan hidup dalam kasih karunia Tuhan Yesus. Hanya saja yang masih dalam pergumulan beliau yaitu putri beliau yaitu Lia yang belum terbuka hatinya untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Meskipun demikian, Bu Hana terhibur karena kedua cucu beliau yaitu Angel dan Evan sudah bersedia menjadi milik Tuhan Yesus di usia yang saat ini masih sekolah dasar.

            Oleh karena beliau saat ini tinggal di Jaten, Karanganyar tentu menyulitkan beliau untuk beribadah di GBI Keluarga Allah. Bu Hana pun memutuskan untuk pindah beribadah di GPIA Ebenhaezer Jaten di bawah bimbingan gembaka sidang Pdt. Sutikno Kurniawan (Foto beliau terlampir di atas bersama Bu Hana).

            Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai Inspirasi Iman edisi kali ini. Menjadi seorang yang beragama Kristen memang mudah, kita bisa mendapatkan status itu dari kelahiran atau pernikahan. Namun hidup sebagai pengikut Kristus merupakan sesuatu yang tidak mudah. Kita harus bersedia mati dari kedagingan dan memikul salib hari demi hari. Kiranya sharing dari Ibu Hana Susilowati ini menjadi penguatan bagi kita dalam menapaki iman hari demi hari.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...