Gambar ilustrasi dari Google |
Yohanes 2:9-10
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air,
yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi
pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai
laki-laki,
dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Berikut kesaksian dari ibu Linda di Surabaya. Beliau pernah mengalami masa-masa kelam dalam kehidupan bersama keluarga besar. Saat usia dua tahun, papa beliau meninggalkan keluarga tanpa ada kabar yang jelas. Papa beliau sebagai kepala keluarga meninggalkan istri dan anak-anak begitu saja.
Papa beliau mulai jarang pulang dengan alasan ada urusan pekerjaan di luar kota. Oleh karena beliau bekerja sebagai teknisi, maka beliau menyatakan harus tinggal di kantor supaya praktis. Awalnya keluarga masih bisa menerima alasan tersebut. Namun lama kelamaan pendapat itu mulai tidak masuk akal.
Betapa tidak, papa bu Linda ini mulai susah untuk dihubungi. Istri juga tidak diperkenankan mendatangi tempat kerja. Kepulangan juga makin tidak menentu. Kadang 1-2 bulan sekali, itu pun hanya 2-3 jam. Bagaimana dengan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Sudah pasti terabaikan. Mama beliau harus pontang-panting kesana kemari berjuang untuk menghidupi anak-anak yaitu ibu Linda dan kakak-kakaknya.
Dalam perjalanan hari ke hari, ibu Linda menyadari betapa berat hidup tanpa figur ayah. Demikian juga beliau melihat begitu susah mama beliau mengurus segala sesuatunya seorang diri. Ibu Linda yang saat itu sudah beranjak remaja mulai menguatkan mama beliau. Bahkan setiap hari mereka berdoa berdua minta belas kasihan Tuhan supaya papa kembali ke rumah dan berkumpul bersama keluarga.
Titik terang itu mulai terlihat saat tahun 2011, keluarga mulai mengetahui keberadaan Papa beliau yang ternyata selama ini menikah lagi dengan perempuan lain. Mama dan kakak-kakak ibu Linda tentu shock mengetahui hal ini. Namun bagaimana pun juga hidup harus terus berjalan, lagipula selama ini mereka sudah terbiasa hidup tanpa ada Papa bersama mereka. Tragisnya, hal ini diketahui oleh ibu Linda saat usia 20 tahun yang berarti sekitar 18 tahun beliau ditinggal oleh Papa. Suatu jangka waktu yang sangat lama. Papa beliau pun yang sudah terikat dengan perempuan lain tidak bisa melepaskan diri begitu saja. Meskipun sudah terlanjur ketahuan oleh istri dan anaknya.
Mengetahui hal ini, bu Linda dan kakak beserta mama makin gencar berdoa supaya Papa kembali lagi. Tidak ada kecewa sedikit pun pada Tuhan atas kondisi ini. Yang ada di hati hanya bagaimana papa kembali pulang. Tuhan tidak tertidur, Dia mendengar doa dan seruan setiap orang yang berharap padaNya. Tapi jawaban doa itu diberikan pada waktu yang tepat menurut rencana Tuhan sendiri.
Pada tahun 2017 Tuhan mulai memulihkan keluarga ini. Tak terduga bulan Desember Papa dari Ibu Linda kembali pulang. Hari itu beliau pulang dalam kondisi yang hancur berantakan. Oleh karena sudah pensiun, tidak bekerja maka istri simpanan beliau mulai meremehkan dan menghina pria yang sudah makin menua ini. Dalam ketidak berdayaan, beliau mulai ditendang dan tidak diharapkan untuk tinggal bersama perempuan tersebut.
Dengan menahan malu dan mengumpulkan kepingan hati yang terpecah, pria ini kembali menemui istri dan anak-anak yang sudah ditinggalkan selama hampir dua puluh tahun. Bersyukur sekali, bukan cacian atau umpatan sinis yang diterima. Keluarga mau menerima kepulangan beliau dengan sejuta kerinduan. Sukacita dan keharuan menggumpal menjadi satu. Derai air mata menjemput kedatangan Papa yang sudah lama dinanti.
Saat ini Papa bu Linda ada dalam kondisi yang sudah tidak seprima belasan tahun lalu. Namun keluarga masih mau menerima apa adanya. Mereka mau merawat beliau dengan penuh kasih sayang. Mengapa demikian, karena mereka inilah keluarga sesungguhnya. Sementara istri simpanan sebagai keluarga KW tentu tidak menerima ketika pria ini sudah tidak menghasilkan lagi.
Tuhan Yesus begitu baik, ada kalanya Dia menjawab dalam waktu yang tidak pernah kita duga. Semua bergantung pada kesetiaan kita untuk berdoa dan berharap pada Tuhan. Dia membuat anggur pada pernikahan makin lama makin manis. Makin waktu kebahagiaan itu makin nyata, teruji oleh waktu.
Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam
kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar