JUMPA DENGAN TUHAN
Judul : Roti Bundar Kecil
Baca : 1 Raja-raja 17:13
Tetapi Elia berkata
kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan,
tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan
bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
Sahabat Kristus, suatu kali Elia mendapatkan pesan Tuhan untuk menemui seorang janda di Sarfat. Saat itu situasinya sedang kelaparan dan kekeringan. Janda ini sedang dalam kondisi kesulitan untuk makan. Sampai dia berkata bahwa setelah makan yang terkahir ini, dia akan mati. Namun Elia berkata “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu”.
Roti saat itu merupakan
makanan pokok. Hal ini menggambarkan sebagai Firman Tuhan. Nabi Elia sebagai
hamba Tuhan merupakan gambaran dari Tuhan itu sendiri. Betapa sebenarnya
melalui kisah ini Tuhan mau mengajarkan untuk kita memberi diri membuka hati
terhadap kebenaran Firman Tuhan lebih dulu dari hal yang lainnya. Tuhan mau
untuk kita mendahulukan bertemu dengan Tuhan sebagai prioritas lebih utama dari
melakukan aktivitas lainnya.
Bukankah Tuhan Yesus juga
mengajarkan “tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Prioritas hidup kita
sesungguhnya adalah mengawali hari dengan Tuhan. Memulai hari dengan Firman
Tuhan. Mendahulukan Tuhan di atas kepentingan pribadi kita yang paling sibuk
sekalipun.
Namun betapa seringkali
kita merasa bahwa kita ini sudah sibuk dan banyak yang dilakukan sejak pagi. Kita
merasa punya alasan untuk tidak memulai hari dengan Firman Tuhan. Ada banyak
rutinitas yang harus dikerjakan, ada tugas yang harus diselesaikan, ada
aktivitas harian yang tidak bisa ditunda. Harus memasak, mencuci, menyiapkan
keperluan untuk anak dan sebagainya. Kita pun punya alasan untuk berkata “nanti
saja berdoanya. Buat apa pagi-pagi berdoa dan merenungkan Firman Tuhan. Tidak ada
waktu”.
Janda di Sarfat ini pun
juga merasa bahwa makanan itu harus dia buat untuk dirinya dan anaknya. Penting
sekali dia membuat roti ini. Oleh karena bisa jadi ini makanan yang terakhir. Minyak
gorengnya sudah menipis. Hanya cukup untuk satu kali masak. Setelah itu dia dan
anaknya bersiap untuk mati. Namun Nabi Elia berkata buatlah dahuku bagiku
sepotong roti bundar kecil. Tidak perlu banyak-banyak, kecil saja yang Tuhan
minta.
Artinya mulailah hari
dengan Tuhan sekalipun yang kita bisa lakukan hanya berdoa dan merenungkan
Firman Tuhan 10-15 menit. Namun yang kecil dan sedikit itu bermanfaat bagi roh
kita. Hal yang sedikit bisa kita kerjakan itu ternyata memiliki kontribusi
besar bagi hidup kita sepanjang hari itu.
Bisa jadi ketika kita
sudah memulai hari dengan Tuhan, ada keputusan yang harus kita ambil. Ada pertimbangan
yang harus ditentukan hari itu. Ada pilihan yang harus diselesaikan hari itu. Ada
kebutuhan yang harus disediakan hari itu. Namun ketika kita sudah mengawali hari
dengan Tuhan, tiba-tiba saja ada jalan keluar. Ada hikmat Tuhan yang mengalir. Ada
pertolongan Tuhan tak terduga. Ada mujizat Tuhan yang disediakan. Ada penyertaan
Tuhan yang meluputkan kita dari bahaya.
Sahabat Kristus, hidup
memang tidak pernah mudah. Berbagai kesulitan bisa datang tak terduga. Namun percayalah
ketika kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita. KebaikanNya akan disediakan
bagi kita. Ketika janda di Sarfat ini taat untuk membuat roti bundar kecil bagi
Elia, sejak saat itu tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak
habis-habisnya. Ketika minyak dituang muncul lagi yang baru. Ketika tepung
diambil, ada lagi yang baru tersedia. Mujizat Tuhan disediakan bagi setiap
orang yang memberi diri untuk mendahulukan Tuhan dalam hidupnya. Tetap setia sampai
garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Untuk dukungan doa. Mizpa Ministry. WA:
0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar