Kali ini kami akan memuat
sebuah halaman yang berisikan pengalaman yang inspiratif dari orang-orang yang
memiliki pengalaman hidup berjalan bersama dengan Tuhan. Setiap harinya akan
kami perbarui dengan tokoh-tokoh atau orang-orang yang kehidupannya bisa
memberikan inspirasi hidup yang nyata bagi kita. Dari kehidupan mereka kita
belajar pengalaman yang tidak murah harganya dan tidak mudah menjalaninya. Dari
iman mereka kita belajar keteguhan hati, bagaimana mereka menjalani panggilan
Tuhan secara unik dan istimewa bahkan terkadang penuh dengan resiko. Oleh karena
itu halaman ini kami namakan Inspirasi Iman.
Sebagai edisi perdana,
kami akan mengangkat sosok hamba Tuhan sederhana dan murah senyum yaitu Pdt.
Diyan Susanto, S. Th seorang Gembala Sidang GSPII Kertaja Surabaya. Edisi kali
ini kami memperbincangkan mengenai panggilan Tuhan. Mari kita simak diskusi
ringan bersama beliau dan mudah-mudahan menjadi berkat bagi kita semua.
“Panggilan Tuhan itu unik dan khusus artinya bahwa panggilan Tuhan atas
hidup seseorang itu bersifat pribadi dan bisa berbeda cara serta prosesnya”
ujar pak Diyan, sapaan beliau, saat kami memulai perbincangan di sela aktivitas
pagi beliau. Pada beliau kami menanyakan mengenai Panggilan Tuhan dalam
kehidupan seseorang, khususnya dalam hal melayani Tuhan.
Secara rinci beliau
menyampaikan pada kami bahwa ada empat prinsip yang harus diperhatikan oleh
seseorang saat menerima panggilan Tuhan. Yang pertama, keteguhan hati dari
penerima panggilan Tuhan itu. Yang kedua, panggilan itu harus didasarkan pada
Firman Tuhan. Lalu pada kami beliau melanjutkan “panggilan tersebut harus teruji dengan waktu dan yang tidak kalah
pentingnya, harus melibatkan hamba Tuhan sebagai mentor yang membimbing kita atas
panggilan tersebut”.
Pak Diyan yang asli Madiun
ini memberi contoh dari kehidupannya betapa Tuhan memanggil beliau untuk
melayani saat usia masih muda. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di kota
yang terkenal dengan kuliner brem dan pecel itu, Pak Diyan oleh tuntunan Roh
Kudus memutuskan masuk Sekolah Teologia. Di sekolah yang berada di daerah Waru-Sidoarjo
itu, beliau mengalami banyak proses dan tempaan yang luar biasa, sampai beliau
akhirnya lulus pada tahun 2005 dan menjadi hamba Tuhan hingga hari ini.
Pada kami secara spesial
beliau menceritakan kilas balik saat awal mula mengenal Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat pribadi. “Sekitar
tahun 1987 ketika saya masih kecil sebenarnya saya sangat tersentuh saat
menonton film Tuhan Yesus oleh LPMI Madiun yang diputar melalui layar tancap di
kampung tempat saya tinggal. Tetapi itu terlupakan oleh waktu dan kondisi”. Hamba
Tuhan yang juga suami dari bu Tiara ini melanjutkan “Sekitar tahun 1990, saya dengar khotbah Bp. Walter Mohr yg berkunjung
di GSPII Madiun. Khotbah dari Yoh. 3:16, hal tersebut juga menyentuh hati saya
hingga tak terasa air mata ini menetes. Hati saya diingatkan dan terus terbuka
untuk suara Tuhan”.
Ketika tim kami memastikan
apakah momen itu merupakan kesempatan beliau untuk mengenal keselamatan dalam
pribadi Yesus, hamba Tuhan yang suka bercanda dalam setiap penyampaian
kotbahnya ini membenarkan dengan mengatakan “Ya,
sejak saat itu saya mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juduselamat
pribadi dan mulai mengikuti kelas Prare tetapi di Pos Manguharjo saja, tidak di
Gereja induk jln. Turi.” Beliau menambahkan bahwa pada Tahun 1997 baru
aktif di gereja secara umum lalu menyerahkan diri untuk dibaptis pada 18
Januari 1998.
Pak Diyan dalam membuka
kotbah selalu mengawali dengan sapaan “apakah
banyak sukacita dan banyak berkat hari ini”, merupakan hamba Tuhan ramah
dan sederhana yang tinggal di rumah pastori di bilangan Gubeng Kertajaya
Surabaya. Kami menanyakan bagaimana suka dan duka selama melayani Tuhan sekian
tahun ini. Secara filosofis beliau berkata bahwa suka dan duka sebenarnya
bergantung pada pandangan pelakunya.
“Menurut saya suka dalam melayani Tuhan adalah kita boleh menjadi
partner atau kawan sekerja dengan Allah secara langsung” ujar beliau sambil
mengutip bgaian Firman Tuhan dalam 1 Kor. 3:19. Beliau menyambung sambil
menekankan “Dan melayani Tuhan menjadi
hambaNya itu sebuah anugerah atau kehormatan yang Allah percayakan bagi kita”.
Saat kami menanyakan
apakah ada duka-nya dalam melayani Tuhan, secara jujur beliau berkata pada kami
“Mengenai duka memang banyak sekali duka
yang dihadapi dalam melayani. Kalau saya kedukaan itu muncul ketika kita harus
menundukkan diri kepada kehendak Kristus Sang Tuan atas hidup saya”. Kami merasa
terberkati sekali dengan pernyataan ini, sementara ada banyak hamba Tuhan
berkata “melayani Tuhan itu tidak ada duka, selalu sukacita”. Namun bagi pak
Diyan, duka itu tetap ada hanya bergantung bagaimana kita menyikapinya.
Sebagai penutup, kami
meminta pesan dari beliau bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan menghadapi masa
pandemi ini. “Oleh karena itu sepatutnya
ini harus menjadi moment berharga bagi kita untuk memperbaiki hidup didalam
Kristus dengan berseru kepada Tuhan.
Bagi "anak yang terhilang" kembalilah pada Bapa, bagi yang
dalam gelap hiduplah dalam terang, bagi yang jahat kembalilah dalam kebenaran
supaya beroleh keselamatan daripada Tuhan”.. Demikian pesan beliau di akhir
perbincangan bersama kami.
Pdt. Diyan Susanto, S. Th merupakan
Gembala Sidang Gereja Sidang Persekutuan Injili Indonesia (GSPII) jemaat
Kertajaya. Gereja ini menggembalakan kurang lebih 40 KK yang terletak di jl.
Gubeng Kertajaya X-B no 6 Surabaya. Adapun kegiatan Ibadah Raya berlangsung hari
Minggu selama satu kali pada pkl. 07.00 yang diikuti dengan Ibadah Sekolah
Minggu pada pkl. 07.30. Sementara kegiatan lainnya berupa Persekutuan Wanita
(Selasa), Persekutuan Rumah Tangga (Rabu), Pemahaman Alkitab (Kamis) dan
Persekutuan Doa (Jumat) terus digulirkan sebagai wujud penggembalaan terhadap
umat Tuhan. Sementara hari Sabtu khusus digunakan sebagai ibadah kaum muda dan
persiapan ibadah raya.
Selama masa pendemi ini
GSPII Kertajaya mengadakan ibadah minggu dengan cara melakukan di rumah
masing-masing jemaat secara serentak. Ibadah tersebut diadakan menggunakan
liturgi yang disediakan oleh pihak gereja sehari sebelum pelaksanaan. Demikian inspirasi
iman kali ini, kiranya boleh menjadi berkat bagi kita semua. Tetap setia sampai
garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.
Pdt. Diyan saat melayani jemaat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar