Minggu, 21 Juni 2020

Inspirasi Iman (01) : Pdt. Diyan Susanto "Panggilan Tuhan Itu Unik..."

                                             

    Kali ini kami akan memuat sebuah halaman yang berisikan pengalaman yang inspiratif dari orang-orang yang memiliki pengalaman hidup berjalan bersama dengan Tuhan. Setiap harinya akan kami perbarui dengan tokoh-tokoh atau orang-orang yang kehidupannya bisa memberikan inspirasi hidup yang nyata bagi kita. Dari kehidupan mereka kita belajar pengalaman yang tidak murah harganya dan tidak mudah menjalaninya. Dari iman mereka kita belajar keteguhan hati, bagaimana mereka menjalani panggilan Tuhan secara unik dan istimewa bahkan terkadang penuh dengan resiko. Oleh karena itu halaman ini kami namakan Inspirasi Iman.

            Sebagai edisi perdana, kami akan mengangkat sosok hamba Tuhan sederhana dan murah senyum yaitu Pdt. Diyan Susanto, S. Th seorang Gembala Sidang GSPII Kertaja Surabaya. Edisi kali ini kami memperbincangkan mengenai panggilan Tuhan. Mari kita simak diskusi ringan bersama beliau dan mudah-mudahan menjadi berkat bagi kita semua.

            “Panggilan Tuhan itu unik dan khusus artinya bahwa panggilan Tuhan atas hidup seseorang itu bersifat pribadi dan bisa berbeda cara serta prosesnya” ujar pak Diyan, sapaan beliau, saat kami memulai perbincangan di sela aktivitas pagi beliau. Pada beliau kami menanyakan mengenai Panggilan Tuhan dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam hal melayani Tuhan.

            Secara rinci beliau menyampaikan pada kami bahwa ada empat prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang saat menerima panggilan Tuhan. Yang pertama, keteguhan hati dari penerima panggilan Tuhan itu. Yang kedua, panggilan itu harus didasarkan pada Firman Tuhan. Lalu pada kami beliau melanjutkan “panggilan tersebut harus teruji dengan waktu dan yang tidak kalah pentingnya, harus melibatkan hamba Tuhan sebagai mentor yang membimbing kita atas panggilan tersebut”.

            Pak Diyan yang asli Madiun ini memberi contoh dari kehidupannya betapa Tuhan memanggil beliau untuk melayani saat usia masih muda. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di kota yang terkenal dengan kuliner brem dan pecel itu, Pak Diyan oleh tuntunan Roh Kudus memutuskan masuk Sekolah Teologia. Di sekolah yang berada di daerah Waru-Sidoarjo itu, beliau mengalami banyak proses dan tempaan yang luar biasa, sampai beliau akhirnya lulus pada tahun 2005 dan menjadi hamba Tuhan hingga hari ini.

            Pada kami secara spesial beliau menceritakan kilas balik saat awal mula mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. “Sekitar tahun 1987 ketika saya masih kecil sebenarnya saya sangat tersentuh saat menonton film Tuhan Yesus oleh LPMI Madiun yang diputar melalui layar tancap di kampung tempat saya tinggal. Tetapi itu terlupakan oleh waktu dan kondisi”. Hamba Tuhan yang juga suami dari bu Tiara ini melanjutkan “Sekitar tahun 1990, saya dengar khotbah Bp. Walter Mohr yg berkunjung di GSPII Madiun. Khotbah dari Yoh. 3:16, hal tersebut juga menyentuh hati saya hingga tak terasa air mata ini menetes. Hati saya diingatkan dan terus terbuka untuk suara Tuhan”.

            Ketika tim kami memastikan apakah momen itu merupakan kesempatan beliau untuk mengenal keselamatan dalam pribadi Yesus, hamba Tuhan yang suka bercanda dalam setiap penyampaian kotbahnya ini membenarkan dengan mengatakan “Ya, sejak saat itu saya mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juduselamat pribadi dan mulai mengikuti kelas Prare tetapi di Pos Manguharjo saja, tidak di Gereja induk jln. Turi.” Beliau menambahkan bahwa pada Tahun 1997 baru aktif di gereja secara umum lalu menyerahkan diri untuk dibaptis pada 18 Januari 1998.

            Pak Diyan dalam membuka kotbah selalu mengawali dengan sapaan “apakah banyak sukacita dan banyak berkat hari ini”, merupakan hamba Tuhan ramah dan sederhana yang tinggal di rumah pastori di bilangan Gubeng Kertajaya Surabaya. Kami menanyakan bagaimana suka dan duka selama melayani Tuhan sekian tahun ini. Secara filosofis beliau berkata bahwa suka dan duka sebenarnya bergantung pada pandangan pelakunya.

            “Menurut saya suka dalam melayani Tuhan adalah kita boleh menjadi partner atau kawan sekerja dengan Allah secara langsung” ujar beliau sambil mengutip bgaian Firman Tuhan dalam 1 Kor. 3:19. Beliau menyambung sambil menekankan “Dan melayani Tuhan menjadi hambaNya itu sebuah anugerah atau kehormatan yang Allah percayakan bagi kita”.

            Saat kami menanyakan apakah ada duka-nya dalam melayani Tuhan, secara jujur beliau berkata pada kami “Mengenai duka memang banyak sekali duka yang dihadapi dalam melayani. Kalau saya kedukaan itu muncul ketika kita harus menundukkan diri kepada kehendak Kristus Sang Tuan atas hidup saya”. Kami merasa terberkati sekali dengan pernyataan ini, sementara ada banyak hamba Tuhan berkata “melayani Tuhan itu tidak ada duka, selalu sukacita”. Namun bagi pak Diyan, duka itu tetap ada hanya bergantung bagaimana kita menyikapinya.

            Sebagai penutup, kami meminta pesan dari beliau bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan menghadapi masa pandemi ini. “Oleh karena itu sepatutnya ini harus menjadi moment berharga bagi kita untuk memperbaiki hidup didalam Kristus dengan berseru kepada Tuhan.  Bagi "anak yang terhilang" kembalilah pada Bapa, bagi yang dalam gelap hiduplah dalam terang, bagi yang jahat kembalilah dalam kebenaran supaya beroleh keselamatan daripada Tuhan”.. Demikian pesan beliau di akhir perbincangan bersama kami.

            Pdt. Diyan Susanto, S. Th merupakan Gembala Sidang Gereja Sidang Persekutuan Injili Indonesia (GSPII) jemaat Kertajaya. Gereja ini menggembalakan kurang lebih 40 KK yang terletak di jl. Gubeng Kertajaya X-B no 6 Surabaya. Adapun kegiatan Ibadah Raya berlangsung hari Minggu selama satu kali pada pkl. 07.00 yang diikuti dengan Ibadah Sekolah Minggu pada pkl. 07.30. Sementara kegiatan lainnya berupa Persekutuan Wanita (Selasa), Persekutuan Rumah Tangga (Rabu), Pemahaman Alkitab (Kamis) dan Persekutuan Doa (Jumat) terus digulirkan sebagai wujud penggembalaan terhadap umat Tuhan. Sementara hari Sabtu khusus digunakan sebagai ibadah kaum muda dan persiapan ibadah raya.

            Selama masa pendemi ini GSPII Kertajaya mengadakan ibadah minggu dengan cara melakukan di rumah masing-masing jemaat secara serentak. Ibadah tersebut diadakan menggunakan liturgi yang disediakan oleh pihak gereja sehari sebelum pelaksanaan. Demikian inspirasi iman kali ini, kiranya boleh menjadi berkat bagi kita semua. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.

 

Pdt. Diyan saat melayani jemaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...