Jumpa Dengan Tuhan
Judul : Karakter Dibersihkan
Baca : Yohanes 15:2
Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya
ia lebih banyak berbuah.
Pagi hari ini dalam doa saya mendapatkan pengluhatan
sebuah piring yang sedang dicuci. Piring yang kotor itu dibersihkan menggunakan
spon pembersih. Tiap-tiap sudutnya dibersihkan, dicuci dan dihilangkan
kekotorannya. Kalau piring ini bisa berteriak, dia akan protes dan merasa
kesakitan. Tapi lihat betapa ketika hasil akhirnya selesai, piring itu pun
menjadi bersih dan indah.
Dalam usia 100 tahun segala sesuatu sudah terasa tidak
mungkin. Dan ingat, dia tidak menerima janji Tuhan seperti pada Yusuf dan Maria
yang akan melahirkan Yesus. Maria menerima janji Tuhan akan memperoleh anak
tanpa melalui proses hubungan suami istri, padahal usianya masih muda. Tapi
Abraham dan Sara akan mempunyai anak di masa tua mereka, tapi tetap melalui
hubungan suami istri. Oleh karena itu semuanya serba tidak mungkin. Sudah tua
keduanya, yang laki-laki tubuhnya sudah sangat lemah dan yang perempuan pun
rahimnya sudah tertutup.
Demikian
juga dengan hidup kita, ada kalanya Tuhan ijinkan untuk karakter kita
dibersihkan dari segala hal yang kotor dan menyakitkan. Karakter kita yang
mudah emsi, gampang tersinggung, suka berkata kasar, suka jatuh bangun dalam
dosa, sering tidak taat pada Tuhan dan berbagai hal yang buruk dalam karakter
kita. Tuhan akan bersihkan dan jadikan indah supaya berkenan di hadapan Tuhan.
Tuhan
Yesus member contoh pada sebuah pohon anggur untuk menggambarkan kehidupan kita
dan hubungannya dengan Dia. Setiap pohon anggur yang bertumbuh akan selalu
dibersihkan oleh pemiliknya. Daun dan ranting yang kering dipotong, agar tidak
mengganggu pertumbuhannya. Ranting yang berbuah dibersihkan dari daun-daun yang
tidak perlu, sehingga buah yang dihasilkan dapat bertumbuh dengan baik.
Salah
satu cara untuk membersihkan karakter kita sebenarnya adalah ketika kita
dihadapkan pada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Orang lain yang
tidak sepaham dengan kita dan bahkan terkesan menjengkelkan. Saat itu hati kita
sedang dibersihkan dari sifat merasa benar sendiri, merasa aman dan sikap
merasa lebih baik dari orang lain. Saat itu kesombongan kita diruntuhkan, ego
kita ditundukkan, mulai bisa melayani dan memahami orang lain juga tidak lagi
memiliki sikap saya yang benar dan dia yang salah.
Karakter
kita tidak akan terbentuk ketika kita hanya bertemu dengan saudara seiman yang
sifatnya baik, manis dan yang sependapat dengan kita. Kita perlu bertemu orang
lain yang berbeda pendapat, berbeda sikap dan berbeda karakter untuk membuat
karakter kita muncul dengan indah. Bagaimana respon kita ketika menghadapi
segala sesuatunya akan menentukan bagaimana karakter kita.
Kalau
Daud hanya bertemu dengan domba-domba yang dia gembalakan saja, karakternya
tidak akan terbentuk. Dia harus dipertemukan dengan Raja Saul yang
menjengkelkan, yang mengejar dia karena salah paham. Dari situ dia terbentuk menjadi
seorang yang mudah mengampuni, bisa memahami orang lain dan bahkan ketika Saul
mati pun dia tidak bergembira dan mensyukuri kematiannya. Dia tidak berkata “Loh
akhirnya dia mati kan, saya lah yang benar. Dia kena murkanya Tuhan”. Tidak,
dia justru menjadi orang yang paling sedih dan menangisi kematian raja Saul dan
Yonatan, anaknya.
Kalau
saya hanya bertemu dengan orang-orang yang berkata “kotbah anda bagus, sangat
memberkati. Anda seorang yang dipakai oleh Tuhan luar biasa. Terima kasih,
melalui doa anda, saya mengalami pertolongan Tuhan, dsb” maka karakter saya
tidak akan terbentuk dengan baik. Tuhan perlu mempertemukan saya dengan
orang-orang yang berkata pada saya “kamu munafik, anda penipu, doa anda tidak
merubah hidup saya, perkataanmu tidak sesuai dengan kelakuan, kamu mudah
tersinggung atau orang-orang yang mengata-ngatai saya dengan sebutan lain yang
tidak enak didengar bahkan memblokir nomor WA saya karena tidak suka dengan
pelayanan yang saya lakukan.
Melalui
hal itu karakter saya sedang diproses , dibentuk dan dibersihkan oleh Tuhan
untuk dijadikan indah. Apakah berarti saat ini karakter saya sudah baik, sudah
indah dan sudah benar. Saya tentu tidak berani menilai diri sendiri. Biarlah Tuhan
sendiri yang menilai dan orang lain yang merasakan hasilnya.
Ketika
karakter kita dibersihkan rasanya tidak pernah menyenangkan. Tapi Tuhan ijinkan
hal itu untuk membentuk karakter kita jadi indah dan berbuah manis yang bisa
dirasakan oleh orang lain. Jangan takut dengan pembentukan karakter, nikmati
saja cara Tuhan bekerja dan alami segala berkat Tuhan yang ajaib. Tetap setia
sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar