Rabu, 24 Juni 2020

Kesaksian Dua Puluh Lima Ribu Menjadi Dua Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah

Berikut ini kami sampaikan kesaksian dari ibu Pudji Handayani dari Temanggung, Jawa Tengah. Kemarin Selasa, 23 Juni 2020 beliau harus membayar perlengkapan sekolah untuk anak beliau (Yoshua) berupa kaos yang seharga Rp. 95.000,-. Selain menyiapkan uang kaos, beliau ternyata diminta untuk partisipasi iuran sukarela/patungan bagi guru yang sedang sakit.

Dalam keterbatasan uang yang dimiliki, Bu Pudji berdoa pada Tuhan apa yang harus dilakukan. Kalau ikut nyumbang, uangnya cuma sedikit. Beliau sendiri juga memerlukan uang tersebut. Kalau tidak ikut nyumbang, rasanya kasihan karena guru tersebut yaitu Bu Titis sedang sakit parah dan dalam perawatn di rumah sakit tapi tidak boleh dikunjungi.

Beberapa wali murid sepakat mengumpulkan uang saja untuk disampaikan pada yang bersangkutan. Bu Titis sendiri merupakan guru dari putra Bu Pudji, sebagai kenangan terakhir karena putranya sudah dinyatakan lulus, rasanya segan kalau tidak ikut nyumbang uang. Namun dalam doa tersebut beliau merasa bahwa Tuhan menghendaki supaya uang sisa yang ada diberikan saja semua pada ibu guru yang sedang sakit itu.

Jadilah Bu Pudji mempersiapkan dua amplop. Amplop pertama berisi uang Rp. 95.000,- untuk keperluan pembelian kaos. Kalau untuk yang ini tidak mungkin dikurangi jumlahnya. Amplop kedua yang untuk diberikan pada ibu guru, dengan penuh rasa malu dalam hati, beliau hanya bisa memberikan sebesar Rp. 25.000,-. Dalam hati sebenarnya beliau tidak nyaman kalau memberikan terlalu sedikit, tapi bagaimana lagi hanya itu yang dia punya. Akhirnya kedua amplop itu pun diserahkan pada Bu Tari yaitu wali murid lain yang menjadi koordinator penitipan uang.

Berikut percakapan WA beliau dengan Bu tari yang mencengangkan :

Bu Tari : Sore mam yoshua (maksudnya Bu Pudji). Kmrn nitip uang kaos di amplop 95 RB dan uang apa lagi ya..? Ini satu amplop isinya benar 225 RB?

Bu Pudji : Iya ada amplop an.yoshua 25rb.

Bu Tari  : Ada lagi 1 amplop namanya yoshua jumlah 95 RB + 225 RB.

Bu Pudji Handayani sempat bingung, mengapa dia menitipkan uang di amplop yang satunya hanya berisi Rp. 25.000,- lalu isinya menjadi Rp. 225.000,-. Keheranan ini sempat dinyatakan pada kami.

[18:07, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Ini pak Okky kok bisa tambah 225 rb lah saya jadi bingung ini Bu Tari nya wa seperti ini

[18:08, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Saya bilang itu rejekinya Bu Titis wes di berikan saja cocok ya pak Okky

[18:16, 6/23/2020] Okky Rahardjo: iya bu, keajaiban Tuhan ini Tuhan kan sanggup sediakan uang, kalau njenengan ingat bahwa ada uang bisa muncul di mulut ikan saat Yesus bilang ke Petrus. Puji Tuhan karena ibu taat, maka Tuhan pun tambahkan.

[18:21, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Iya pak Okky saat ini saya memang tidak pegang uang banyak seperti kesaksian.pak Okky , sebetulnya kami juga butuh tapi tadi saya doa berikan untuk Bu Titis semua saya hanya mau nurut biar kuasa Tuhan yang bekerja , Tuhan Yesus Dahsyat .. Haleluya..kuasanya tidak terbatas..Allah yang perkasa Puji Tuhan

Demikian kesaksian dari ibu Pudji Handayani yang disampaikan pada kami. Dalam kondisi kesesakan dan uang yang serba terbatas, tiba-tiba saja Tuhan Yesus sanggup mengubah uang yang semula dua puluh lima ribu menjadi dua ratus dua puluh lima ribu. Saya percaya Tuhan Yesus sanggup mengubah dan menyediakan segala sesuatunya. Air tawar saja sanggup dijadikan anggur. Ikan di laut pun sanggup dibuat mengeluarkan dua keping uang. Kita juga ingat lima roti dan dua ikan sanggup dijadikan untuk makan sebanyak lima ribu orang laki-laki. Demikian juga tidak sulit bagi Tuhan Yesus untuk menolong dan melakukan keajaiban bagi hidup kita semua yang setia dan taat pada kehendak Tuhan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo@MizpaMinistry)

 

 

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 13





Selasa, 23 Juni 2020

Inspirasi Iman (02) : Ketty Tamaka "Pemimpin Pujian Harus Selalu Menjaga Hati..."

  Oleh kasih karunia Tuhan, pada edisi kedua Inspirasi Iman kali ini tim kami berkesempatan untuk sharing dengan seorang Worship Leader (WL) perempuan yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Narasumber kita kali ini yaitu Ketty Tamaka De Queljoe atau lebih akrab akan kita panggil dengan sebutan Bu Ketty.  Bu Ketty melayani sebagai pemimpin pujian di GBI Banjar, Jawa Barat. Pada tim kami yang menghubungi beiiau di sela istirahat siang, beliau membagi banyak hal seputar pelayanan pujian dan penyembahan yang ditekuni selama ini.

Bu Ketty mengawali perbincangan dengan mengungkapkan alasan beliau menekuni pelayanan sebagai pemimpin pujian karena memang merupakan passion beliau secara pribadi.  “Dari kecil saya sudah suka nyanyi dan sering pimpin lagu kalau upacara senin sejak TK” cerita beliau mengungkapkan latar belakang beliau suka dengan pelayanan pujian dan penyembahan.

Pelayanan memimpin pujian sudah ditekuni sejak beliau usia 30 tahun atau kurang lebih delapan belas tahun yang lalu, berarti usia beliau berapa ya sekarang. Saat itu beliau masih beribadah di GKI. Di gereja GKI itu pula pertumbuhan iman beliau mulai diproses. Beliau mulai mengenal Yesus sebagai Tuhan secara pribadi melalui bimbingan hamba-hamba Tuhan di gereja tersebut, hal itu terjadi tepatnya pada tahun 2001. Pada kami beliau bercerita bahwa saat awal menikah beliau ikut beribadah di GBI Kelapa Gading Jakarta karena dekat dengan tempat tinggal mertua.

GBI Kelapa Gading membentuk iman Bu Ketty makin dewasa lagi. Beliau mengalami pelayanan kelepasan di gereja tersebut yang dilayani oleh Pdt. Paulus Sugiarto. “Setelah pelepasan saya begitu haus terus akan Tuhan, rindu baca Firman, doa sangat antusias sehingga masalah-masalah apapun saya bisa lewati karena ada kekuatan dari Tuhan. Hal itu terjadi karena intimnya saya dengan Tuhan” ujar bu Ketty.

Pelayanan pujian dan penyembahan dikatakan oleh ibu yang murah senyum ini penting sekali peranannya bagi gereja Tuhan. Beliau menyampaikan bahwa pelayanan pujian dan penyembahan penting sekali untuk mempersiapkan umat Tuhan sebelum menerima Firman Tuhan. Bu Ketty juga menyampaikan bahwa pemimpin pujian harus senantiasa hidup dalam kebenaran dan kekudusan serta senantiasa menjaga hati. Hati ini harus dipenuhi dengan sukacita baik saat kita melayani maupun dalam kehidupan keseharian kita.

Pada pembaca blog Mizpa Ministry, Bu Ketty menyampaikan strategi beliau dalam menyiapkan lagu-lagu yang akan dibawakan saat memimpin pujian. “Kalau saya pelayanan biasa suka muncul sendirinya lagu-lagu yang akan dinyanyikan atau kalau sedang pilih lagu ehhhh ada teman nawarin lagu dan pas saya bisa dan kuasai lagunya”. Bu Ketty menambahkan “Saya juga belajar dari WL yang di youtube, untuk urutan-urutan lagu dlm ibadah biasa diawali dengan lagu tentang ucapan syukur. Kalau ada lagu baru sekalian belajar biasa ditaruh di urutan terakhir. Jadi di awal lagunya harus yang dikuasai jemaat biar lebih menyatu”.

Ada sebuah kisah unik dan mengesankan saat beliau mempersiapkan diri untuk memimpin pujian. “Saya pernah pulang latihan, karena ada lagu baru waktu itu lagu " karena salibmu". Saya latihan ulang-ulang di rumah dan mujizat terjadi, ipar saya mendengar dari kamar sebelah mengalami kelepasan, ternyata selama ini dia diikat kuasa gelap”. Dalam persiapan pelayanan bersama tim musik, beliau melakukan latihan biasanya hari Jumat atau Sabtu tergantung kesepakatan. Tim kami sempat bertanya apakah ada pengalaman berkesan saat beliau memimpin pujian. Sedikit mengingat beliau pun menerawang lalu bercerita “Waktu itu ada perselisihan dengan seorang teman. dan hati masih belum beres, saat pujian wahhh perasaan kacau,bukan sejahtera malah ketakutan ,,,,itulah benar-benar harus jaga hati supaya selalu beres dengan Tuhan dan manusia”

Sebagai seorang pemimpin pujian, Bu Ketty memiliki penyanyi rohani favorit yang sekaligus menjadi sosok teladan dalam memimpin pujian. “Saya suka dengan penyanyi rohani diantaranya yaitu Welyar kauntu, Djohan Handojo, Sari simorangkir dan sekarang anak-anak muda NDC” ungkap Bu Ketty yang juga piawai memainkan gitar ini. Sedangkan untuk lagu kesukaan perempuan kelahiran Modayag, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara ini yaitu BersamaMu Bapa yang merupakan cermin perjalanan kehidupan beliau hari demi hari.

Bu Ketty aktif melayani di GBI Banjar yang beralamat di Jl. Kantor Pos no 84, Hegarsari kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Setiap hari Minggu dilaksanakan selama dua kali ayitu pkl. 06.00 dan 10.00. Adapun setiap pemimpin pujian yang mendapatkan jadwal pelayanan, harus bertugas selama dua kali ibadah itu.

Dalam perjalanan iman Bu Ketty yang dikarunia dua putra dan satu putri ini mempunyai ayat emas yang terdapat pada Efesus 2:10 “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya". Kettie Tamaka saat ini hidup berbahagia bersama suami tercinta yaitu Ronny de Queljoe dan putra-putri mereka yaitu Jessica, Jezico dan Eric.

Sebagai penutup sharing, Bu Ketty mengingatkan bahwa persiapan untuk memimpin pujian secara teknis memang penting, namun persiapan dari sisi hati juga tidak kalah penting. “Oleh karena itulah setiap mau melayani benar-benar harus persiapan segala-galanya yah..terutama hati harus selalu kudus, bersih biar Roh kudus bekerja”. Demikian Inspirasi Iman edisi kali ini mudah-mudahan boleh menjadikan kita belajar untuk mengenal pelayanan pujian dan penyembahan dengan lebih baik. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.


Kettie Memimpin Pujian di Gereja

 

Panduan Membangun Iman Bersama Keluarga Edisi 12





Minggu, 21 Juni 2020

Inspirasi Iman (01) : Pdt. Diyan Susanto "Panggilan Tuhan Itu Unik..."

                                             

    Kali ini kami akan memuat sebuah halaman yang berisikan pengalaman yang inspiratif dari orang-orang yang memiliki pengalaman hidup berjalan bersama dengan Tuhan. Setiap harinya akan kami perbarui dengan tokoh-tokoh atau orang-orang yang kehidupannya bisa memberikan inspirasi hidup yang nyata bagi kita. Dari kehidupan mereka kita belajar pengalaman yang tidak murah harganya dan tidak mudah menjalaninya. Dari iman mereka kita belajar keteguhan hati, bagaimana mereka menjalani panggilan Tuhan secara unik dan istimewa bahkan terkadang penuh dengan resiko. Oleh karena itu halaman ini kami namakan Inspirasi Iman.

            Sebagai edisi perdana, kami akan mengangkat sosok hamba Tuhan sederhana dan murah senyum yaitu Pdt. Diyan Susanto, S. Th seorang Gembala Sidang GSPII Kertaja Surabaya. Edisi kali ini kami memperbincangkan mengenai panggilan Tuhan. Mari kita simak diskusi ringan bersama beliau dan mudah-mudahan menjadi berkat bagi kita semua.

            “Panggilan Tuhan itu unik dan khusus artinya bahwa panggilan Tuhan atas hidup seseorang itu bersifat pribadi dan bisa berbeda cara serta prosesnya” ujar pak Diyan, sapaan beliau, saat kami memulai perbincangan di sela aktivitas pagi beliau. Pada beliau kami menanyakan mengenai Panggilan Tuhan dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam hal melayani Tuhan.

            Secara rinci beliau menyampaikan pada kami bahwa ada empat prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang saat menerima panggilan Tuhan. Yang pertama, keteguhan hati dari penerima panggilan Tuhan itu. Yang kedua, panggilan itu harus didasarkan pada Firman Tuhan. Lalu pada kami beliau melanjutkan “panggilan tersebut harus teruji dengan waktu dan yang tidak kalah pentingnya, harus melibatkan hamba Tuhan sebagai mentor yang membimbing kita atas panggilan tersebut”.

            Pak Diyan yang asli Madiun ini memberi contoh dari kehidupannya betapa Tuhan memanggil beliau untuk melayani saat usia masih muda. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di kota yang terkenal dengan kuliner brem dan pecel itu, Pak Diyan oleh tuntunan Roh Kudus memutuskan masuk Sekolah Teologia. Di sekolah yang berada di daerah Waru-Sidoarjo itu, beliau mengalami banyak proses dan tempaan yang luar biasa, sampai beliau akhirnya lulus pada tahun 2005 dan menjadi hamba Tuhan hingga hari ini.

            Pada kami secara spesial beliau menceritakan kilas balik saat awal mula mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. “Sekitar tahun 1987 ketika saya masih kecil sebenarnya saya sangat tersentuh saat menonton film Tuhan Yesus oleh LPMI Madiun yang diputar melalui layar tancap di kampung tempat saya tinggal. Tetapi itu terlupakan oleh waktu dan kondisi”. Hamba Tuhan yang juga suami dari bu Tiara ini melanjutkan “Sekitar tahun 1990, saya dengar khotbah Bp. Walter Mohr yg berkunjung di GSPII Madiun. Khotbah dari Yoh. 3:16, hal tersebut juga menyentuh hati saya hingga tak terasa air mata ini menetes. Hati saya diingatkan dan terus terbuka untuk suara Tuhan”.

            Ketika tim kami memastikan apakah momen itu merupakan kesempatan beliau untuk mengenal keselamatan dalam pribadi Yesus, hamba Tuhan yang suka bercanda dalam setiap penyampaian kotbahnya ini membenarkan dengan mengatakan “Ya, sejak saat itu saya mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juduselamat pribadi dan mulai mengikuti kelas Prare tetapi di Pos Manguharjo saja, tidak di Gereja induk jln. Turi.” Beliau menambahkan bahwa pada Tahun 1997 baru aktif di gereja secara umum lalu menyerahkan diri untuk dibaptis pada 18 Januari 1998.

            Pak Diyan dalam membuka kotbah selalu mengawali dengan sapaan “apakah banyak sukacita dan banyak berkat hari ini”, merupakan hamba Tuhan ramah dan sederhana yang tinggal di rumah pastori di bilangan Gubeng Kertajaya Surabaya. Kami menanyakan bagaimana suka dan duka selama melayani Tuhan sekian tahun ini. Secara filosofis beliau berkata bahwa suka dan duka sebenarnya bergantung pada pandangan pelakunya.

            “Menurut saya suka dalam melayani Tuhan adalah kita boleh menjadi partner atau kawan sekerja dengan Allah secara langsung” ujar beliau sambil mengutip bgaian Firman Tuhan dalam 1 Kor. 3:19. Beliau menyambung sambil menekankan “Dan melayani Tuhan menjadi hambaNya itu sebuah anugerah atau kehormatan yang Allah percayakan bagi kita”.

            Saat kami menanyakan apakah ada duka-nya dalam melayani Tuhan, secara jujur beliau berkata pada kami “Mengenai duka memang banyak sekali duka yang dihadapi dalam melayani. Kalau saya kedukaan itu muncul ketika kita harus menundukkan diri kepada kehendak Kristus Sang Tuan atas hidup saya”. Kami merasa terberkati sekali dengan pernyataan ini, sementara ada banyak hamba Tuhan berkata “melayani Tuhan itu tidak ada duka, selalu sukacita”. Namun bagi pak Diyan, duka itu tetap ada hanya bergantung bagaimana kita menyikapinya.

            Sebagai penutup, kami meminta pesan dari beliau bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan menghadapi masa pandemi ini. “Oleh karena itu sepatutnya ini harus menjadi moment berharga bagi kita untuk memperbaiki hidup didalam Kristus dengan berseru kepada Tuhan.  Bagi "anak yang terhilang" kembalilah pada Bapa, bagi yang dalam gelap hiduplah dalam terang, bagi yang jahat kembalilah dalam kebenaran supaya beroleh keselamatan daripada Tuhan”.. Demikian pesan beliau di akhir perbincangan bersama kami.

            Pdt. Diyan Susanto, S. Th merupakan Gembala Sidang Gereja Sidang Persekutuan Injili Indonesia (GSPII) jemaat Kertajaya. Gereja ini menggembalakan kurang lebih 40 KK yang terletak di jl. Gubeng Kertajaya X-B no 6 Surabaya. Adapun kegiatan Ibadah Raya berlangsung hari Minggu selama satu kali pada pkl. 07.00 yang diikuti dengan Ibadah Sekolah Minggu pada pkl. 07.30. Sementara kegiatan lainnya berupa Persekutuan Wanita (Selasa), Persekutuan Rumah Tangga (Rabu), Pemahaman Alkitab (Kamis) dan Persekutuan Doa (Jumat) terus digulirkan sebagai wujud penggembalaan terhadap umat Tuhan. Sementara hari Sabtu khusus digunakan sebagai ibadah kaum muda dan persiapan ibadah raya.

            Selama masa pendemi ini GSPII Kertajaya mengadakan ibadah minggu dengan cara melakukan di rumah masing-masing jemaat secara serentak. Ibadah tersebut diadakan menggunakan liturgi yang disediakan oleh pihak gereja sehari sebelum pelaksanaan. Demikian inspirasi iman kali ini, kiranya boleh menjadi berkat bagi kita semua. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati.

 

Pdt. Diyan saat melayani jemaat

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...