Berikut ini kami sampaikan kesaksian dari ibu Pudji
Handayani dari Temanggung, Jawa Tengah. Kemarin Selasa, 23 Juni 2020 beliau
harus membayar perlengkapan sekolah untuk anak beliau (Yoshua) berupa kaos yang
seharga Rp. 95.000,-. Selain menyiapkan uang kaos, beliau ternyata diminta
untuk partisipasi iuran sukarela/patungan bagi guru yang sedang sakit.
Dalam keterbatasan uang yang dimiliki, Bu Pudji berdoa pada
Tuhan apa yang harus dilakukan. Kalau ikut nyumbang, uangnya cuma sedikit. Beliau
sendiri juga memerlukan uang tersebut. Kalau tidak ikut nyumbang, rasanya
kasihan karena guru tersebut yaitu Bu Titis sedang sakit parah dan dalam perawatn
di rumah sakit tapi tidak boleh dikunjungi.
Beberapa wali murid sepakat mengumpulkan uang saja untuk
disampaikan pada yang bersangkutan. Bu Titis sendiri merupakan guru dari putra
Bu Pudji, sebagai kenangan terakhir karena putranya sudah dinyatakan lulus,
rasanya segan kalau tidak ikut nyumbang uang. Namun dalam doa tersebut beliau
merasa bahwa Tuhan menghendaki supaya uang sisa yang ada diberikan saja semua
pada ibu guru yang sedang sakit itu.
Jadilah Bu Pudji mempersiapkan dua amplop. Amplop pertama
berisi uang Rp. 95.000,- untuk keperluan pembelian kaos. Kalau untuk yang ini
tidak mungkin dikurangi jumlahnya. Amplop kedua yang untuk diberikan pada ibu
guru, dengan penuh rasa malu dalam hati, beliau hanya bisa memberikan sebesar
Rp. 25.000,-. Dalam hati sebenarnya beliau tidak nyaman kalau memberikan
terlalu sedikit, tapi bagaimana lagi hanya itu yang dia punya. Akhirnya kedua
amplop itu pun diserahkan pada Bu Tari yaitu wali murid lain yang menjadi
koordinator penitipan uang.
Berikut percakapan WA beliau dengan Bu tari yang
mencengangkan :
Bu Tari : Sore mam
yoshua (maksudnya Bu Pudji). Kmrn nitip uang kaos di amplop 95 RB dan uang apa
lagi ya..? Ini satu amplop isinya benar 225 RB?
Bu Pudji : Iya ada
amplop an.yoshua 25rb.
Bu Tari : Ada lagi 1 amplop namanya yoshua jumlah 95
RB + 225 RB.
Bu
Pudji Handayani sempat bingung, mengapa dia menitipkan uang di amplop yang
satunya hanya berisi Rp. 25.000,- lalu isinya menjadi Rp. 225.000,-. Keheranan ini
sempat dinyatakan pada kami.
[18:07, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Ini pak Okky kok bisa tambah 225 rb lah saya
jadi bingung ini Bu Tari nya wa seperti ini
[18:08, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Saya bilang itu rejekinya Bu Titis wes di
berikan saja cocok ya pak Okky
[18:16, 6/23/2020] Okky Rahardjo: iya bu, keajaiban Tuhan ini Tuhan kan sanggup sediakan uang, kalau
njenengan ingat bahwa ada uang bisa muncul di mulut ikan saat Yesus bilang ke
Petrus. Puji Tuhan karena ibu taat, maka Tuhan pun tambahkan.
[18:21, 6/23/2020] Pudji Handayani Temanggung: Iya pak Okky saat ini saya memang tidak
pegang uang banyak seperti kesaksian.pak Okky , sebetulnya kami juga butuh tapi
tadi saya doa berikan untuk Bu Titis semua saya hanya mau nurut biar kuasa
Tuhan yang bekerja , Tuhan Yesus Dahsyat .. Haleluya..kuasanya tidak
terbatas..Allah yang perkasa Puji Tuhan
Demikian kesaksian dari ibu Pudji Handayani yang
disampaikan pada kami. Dalam kondisi kesesakan dan uang yang serba terbatas,
tiba-tiba saja Tuhan Yesus sanggup mengubah uang yang semula dua puluh lima ribu menjadi dua ratus dua puluh lima ribu. Saya
percaya Tuhan Yesus sanggup mengubah dan menyediakan segala sesuatunya. Air tawar
saja sanggup dijadikan anggur. Ikan di laut pun sanggup dibuat mengeluarkan dua
keping uang. Kita juga ingat lima roti dan dua ikan sanggup dijadikan untuk
makan sebanyak lima ribu orang laki-laki. Demikian juga tidak sulit bagi Tuhan
Yesus untuk menolong dan melakukan keajaiban bagi hidup kita semua yang setia
dan taat pada kehendak Tuhan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo@MizpaMinistry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar