Kamis, 10 September 2020

Jumpa Dengan Tuhan : Peluit Terakhir

 JUMPA DENGAN TUHAN

Senin, 07 September 2020

Judul  : Peluit Terakhir

Baca    : 1 Tesalonika 4:16

 

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

 

Suatu kali dalam penglihatan saat berdoa pagi, saya melihat sebuah kereta berhenti di sebuah stasiun. Kereta itu sudah penuh dengan penumpang. Petugas stasiun yang mengenakan topi sambil mengangkat rambu tanda perjalanan, dia membunyikan peluit sebagai isyarat bahwa kereta api akan segera berangkat. Saya melihat satu orang pria yang membawa tas dengan teruru-buru berlari dari arah dalam stasiun menuju kereta api itu dan segera masuk. Lalu secara perlahan tapi pasti kereta itu mulai berangkat. Tidak disangka ada beberapa orang, laki-laki dan perempuan mencoba berlari ke arah kereta itu, dia baru datang. Rupanya mereka ketinggalan kereta api tersebut. Mereka mencoba mengejar, tapi kereta sudah beranjak jalan terlalu jauh. Tidak mungkin lagi berhenti. Mereka hanya bisa menjerit dan menangis. Sebab kereta itu adalah kereta api yang terakhir dan tidak ada lagi jadwal perjalanan berikutnya.

Saat itu saya segera tersadar dan terjaga. Penglihatan itu berakhir dengan suatu pernyataan yang saya ingat, sampai saat ini. Roh Kudus berkata pada saya, “Kalau seandainya peluit terakhir dalam kehidupan ini berbunyi. Apakah kamu siap”. Peluit terakhir itu merupakan tanda berakhirnya masa dalam kehidupan ini. Masa yang disebut akhir dari segala akhir masa. Adakah kita sudah mempersiapkan diri. Ada tiga kategori manusia yang ada dalam kereta api tersebut. Yang pertama, orang-orang yang ada dalam kereta api. Mereka adalah gambaran orang-orang yang sudah memiliki bekal dan persediaan iman yang cukup, sehingga mereka bisa aman ada dalam kereta kehidupan itu. Sudah ada dalam posisi yang pas dan tepat sesuai dengan tempat duduk yang ditentukan bagi mereka.

Yang kedua, orang yang terburu-buru masuk kereta. Orang ini merupakan gambaran dari manusia yang kehidupannya nyaris tidak bisa diselamatkan. Dia masih suka jatuh bangun dalam dosa. Masih mudah untuk menyerah dalam tantangan iman, namun ada kalanya mereka bertobat dan memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu mereka masih bisa diberikan kesempatan untuk masuk kereta api tersebut. Meskipun hampir terlambat. Kategori yang ketiga, yaitu orang-orang yang mereka mengabaikan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Mereka menganggap biasa dan ringan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Mereka merasa masih ada waktu, masih ada kesempatan. Tuhan belum tentu datang sesegera ini. Namun ketika masa itu tiba, mereka terkejut dan tidak ada waktu lagi untuk menyelamatkan diri. Semua sudah tertinggal dan tidak ada waktu untuk mengulang.

Ketinggalan kereta itu menyakitkan, karena tidak mudah untuk mengulang kesempatan. Saya pernah hampir ketinggalan kereta, saat saya akan berangkat menuju ke Madiun. Ketika itu saya datang di Stasiun Gubeng Surabaya dalam waktu yang sudah mepet. Saya segera menuju ke loket yang ternyata diberi tahu bahwa kereta akan segera berangkat. Saat itu saya terburu membayar tiket kereta, lalu berlari menuju tempat kereta berhenti. Sesaat setelah saya masuk ke dalam gerbong kereta api Gaya Baru Malam itu, petugas stasiun pun membunyikan peluit tanda keberangkatan kereta. Kereta api itu pun berangkat. Nyaris saja saya ketinggalan. 

Kalau ketinggalan kereta tentu ada banyak kerugian yang saya alami. Rugi secara waktu, tenaga dan biaya. Ketinggalan kereta api secara jasmani memang tidak menyenangkan, namun masih bisa digantikan dengan kereta berikutnya. Bagaimana kalau kita ketinggalan kereta api kehidupan yang tentunya tidak akan terulang lagi kedatangannya. Berapa pun kita menangis tidak akan bisa mengulang kedatangan kereta itu, semua akan menjadi penyesalan yang tak berujung dan kesedihan yang tak bertepi. 

Bagaimana ketika peluit terakhir itu dibunyikan. Apakah kita siap menghadapinya. Apakah kita masih jatuh bangun dalam dosa. Apakah kita masih menyimpan kebencian dan kepahitan. Apakah kita masih dalam keadaan mengabaikan kehendak Tuhan dan mengikuti keinginan daging kita sendiri. Jangan sampai ketika peluit terakhir itu dibunyikan kita masih dalam kondisi belum siap. Kehidupan rohani kita masih kacau, iman kita masih berantakan. Tiba-tiba saja kita segera ingin bertobat, tapi semua sudah terlambat dan tidak ada kesempatan lagi. 

Peluit terakhir itu bisa dibunyikan kapan saja. Tidak harus menunggu kita tua. Belum tentu 10-20 tahun lagi. Semua bisa saja terjadi. Selama masih ada kesempatan, mari kita perbaiki diri. Selama kasih Tuhan masih tersedia dengan leluasa untuk anda dan saya. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo)


•           Untuk dukungan doa pribadi  :

Kabari kami di Mizpa Ministry  WA  : 0895623356501

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KESAKSIAN PELAYANAN

Jumpa Dengan Tuhan Edisi 09 November 2023 "Kuat Di Dalam Tuhan"

  JUMPA DENGAN TUHAN Judul     : Kuat Di Dalam Tuhan Baca     : Efesus 6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kek...