JUMPA DENGAN TUHAN
Selasa, 08 September 2020
Tema : Jangan
Salah Pilih
Baca : Lukas 5:4
Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon:
"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap
ikan."
Hari-hari ini ada banyak orang yang sharing dengan ujungnya penyesalan seakan salah memilih. Ada yang menyesal mengapa harus menikah dengan suami yang ini, karena ternyata belakangan suaminya malas, tidak mau bekerja dan juga ada yang mulai berubah sikapnya. Sikap yang sekarang tidak lagi sama seperti saat awal berkenalan lalu pacaran dulu. Sikapnya yang sekarang tidak sama seperti saat awal membangun rumah tangga dulu. Sudah kasar, cenderung egois dan tidak lagi penuh kasih.
Demikian juga ada yang merasa salah pilih karena istri sudah tidak lagi memiliki hati yang sama seperti sebelumnya. Mulai tidak lagi menunjukkan kesetiaan, mudah marah atau tidak lagi bisa melayani suami dengan baik. Ada juga yang merasa salah pilih dengan pekerjaannya. Di tempat yang bekerja saat ini ternyata tidak ada hal baik yang didapatkan, tidak ada fasilitas baik yang diidamkan dan tidak ada kenyamanan seperti yang dirindukan. Ada banyak hal lain yang masih bisa kita uraikan dalam kehidupan kita, betapa kita ternyata masih bisa salah pilih.
Sekian waktu lalu saya pernah salah pilih. Saat itu saya akan memulai kerja di tempat yang baru. Saya melihat sebuah bangunan dengan bentuk yang megah. Fasilitas juga terlihat bagus. Secara jarak juga tidak terlalu jauh. Saya menduga, tunjangan atau penghasilan yang saya dapatkan di situ akan besar. Saya akan mendapatkan fasilitas yang baik dan memadai. Namun ternyata apa yang saya lihat secara manusia, tidak menghasilkan sesuatu yang baik. Pilihan saya keliru, semua yang saya impikan ternyata berantakan hanya karena saya terpikat pada bangunan yang besar dan terlihat bagus.
Apakah bisa, seseorang bisa salah memilih pasangan hidup. Saya berpendapat bisa, apalagi kalau caranya keliru dan cara menjalin hubungan juga tidak benar. Di Surabaya ada pasangan yang beritanya selalu menarik perhatian untuk dibaca dan diikuti. Berita ini menarik bukan karena pasangan ini rukun, harmonis dan saling menyayangi. Pasangan ini sebenarnya pasangan yang termasuk orang kaya di Surabaya. Mereka merupakan pemilik gedung besar dengan inisial E yang begitu menghebohkan. Gedungnya digunakan untuk berbagai acara pertemuan dalam jumlah peserta yang besar.
Namun apa yang terjadi, kedua orang ini saling menuntut dalam sidang pengadilan. Saling berebut aset kekayaan yang dimiliki. Bahkan dalam perjalanan rumah tangga mereka pun hanya diisi dengan makian, tamparan dan berbagai bentuk kekerasan dari suami pada istrinya. Suami sampai memenjarakan istri, rumah tangga yang diharapkan berjalan baik pun hanya impian. Apakah bisa jadi mereka salah pilih, konon keduanya mendasari hubungan bukan karena saling mencintai. Hanya karena target usia menikah. Di sisi lain, mereka juga tidak mendasari dengan kasih Kristus di dalamnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita bila ternyata situasi yang dihadapi saat ini berbeda dengan situasi awal yang kita temui di waktu lalu. Baik itu pekerjaan, pernikahan, pertemanan atau berbagai hal lainnya. Suatu kali Petrus menjala ikan bersama teman-temannya, sudah semalaman tapi tidak segera mendapatkan ikan. Yesus berkata pada Petrus, bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu. Bisa jadi semalaman itu Petrus hanya menebarkan jala di tempat yang dangkal, yang rendah dan dekat dengan daratan.
Tempat yang dalam artinya sesuatu yang jauh, maksimal dan perlu dibayar dengan mahal. Mengikut Tuhan Yesus tidak bisa setengah-setengah, hanya ambil keputusan sedikit supaya resikonya kecil. Tidak demikian, mengikut Yesus selalu berbicara mengenai bayar harga. Mengikut Yesus bukan sesuatu yang murahan. Mengikut Yesus bukan sebuah keputusan ringan yang bisa ditunda atau diputar balik kalau situasinya tidak enak. Mengikut Yesus itu merupakan komitmen besar yang kita lakukan dari hati kita yang paling dalam. Pendek kata, bertolaklah ke tempat yang dalam artinya komitmen dengan kesungguhan hati yang harus kita lakukan saat mengikut Yesus. Puji Tuhan, Petrus setuju.
Hari ini ketika situasi yang kita hadapi sepertinya salah pilih, mari kita ambil waktu untuk introspeksi sejenak. Sebagaimana sebuah perjalanan yang perlu berhenti supaya tidak makin lelah, kita perlu ambil waktu untuk jeda. Kita koreksi diri kita di hadapan Tuhan, bisa jadi selama ini hanya memandang segala sesuatunya secara fisik. Bisa jadi kita hanya melihat pasangan kita dari segi keayaan, lalu sekarang dia tidak lagi kaya. Bisa jadi kita melihat dia hanya dari segi ketampanan dan kecantikan, tapi saat ini ternyata fisiknya berubah. Demikian juga pekerjaan yang kita ikuti sekian waktu, ternyata tidak lagi bisa menjanjikan banyak secara fasilitas. Ada banyak berbagai kondisi yang ternyata kita bisa sampai pada titik, bisa jadi saya salah pilih.
Saatnya kita merendahkan diri di hadapan Tuhan. Minta
Tuhan ampuni kalau selama ini hanya ambil keputusan tanpa pertimbangan yang
panjang. Minta Tuhan ampuni kalau selama ini ambil pertimbangan hanya karena
pandangan fisik semata. Minta Tuhan ampuni kalau selama ini ambil keputusan
hanya karena hal emosional semata. Mari kita bertolak ke tempat yang dalam.
Ambil waktu untuk berdoa, lebih dari waktu yang biasa. Ambil waktu untuk
berdoa, bukan dengan cara yang biasa lagi. Kalau perlu mengerang untuk mohon
belas kasihan Tuhan. Saat kita sudah bertolak ke tempat yang dalam, mulai
tebarkan jala. Mulai bekerja dengan giat, mulai mengasihi pasangan lagi dan
mulai menata segala sesuatunya untuk melangkah lebih baik lagi. Saya yakin dan
percaya, berkat Tuhan akan dicurahkan dengan begitu limpahnya atas kita. Semua
diawali dari kesediaan kita untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan. Tetap
setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam kasihNya, Okky
Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar