Kresnayana Yahya saat menyampaikan materi |
Semalam Bilangan Research Center (BRC) mengadakan seminar
online via zoom. Seminar ini menghadirkan dua pembicara terkenal, salah satunya yaitu bpk.
Drs. Kresnayana Yahya, M. Sc. Beliau seorang ahli Statistik dan Analisa Bisnis
yang dalam lembaga BRC ini menjabat sebagai Ketua Pengawas. Beliau menyampaikan
materi pada sesi pertama, sementara pembicara berikutnya yang menyampaikan materi
pada sesi kedua akan kami tampilkan juga secara berseri di tulisan kami
selanjutnya.
Topik yang diperbincangkan cukup menarik, yaitu “Kolekte
Turun, Potong Gaji Hamba Tuhan Atau Efisiensi?”. Sebuah tema pembicaraan yang
bagi sebagian kalangan Kristen cukup tabu karena menyangkut keuangan gereja
yang seringkali cukup disingkapi dengan “jalan dengan iman saja”, tanpa perlu
dibicarakan secara mendetil.
Kresnayana Yahya menyampaikan dalam materi awalnya bahwa
pada triwulan pertama, ekonomi kita masih membaik yaitu adanya pertumbuhan 3%. Namun
mulai April, ekonomi mulai menurun. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu
ada banyak lulusan baru tahun ini yang mencari kerja, investasi baru yang masih
berproses dan daya beli yang makin menurun.
Sementara itu hasil dari pengamatan beliau ditemukan
bahwa pendapatan gereja menurun hingga 34 %, hal ini dikarenakan tidak adanya
perjumpaan di gereja. Dampak tersebut dirasakan sangat besar yang pertama oleh
gereja dari golongan Pantekota dan Kharismatik. Dampak berikutnya dialami oleh
gereja aliran Mainstream. Yang urutan berikutnya dihadapi oleh gereja aliran
Evangelical.
Pengamatan yang beliau lakukan terhadap ibadah online
sebagai berikut. Gereja dengan jumlah jemaat 1-50 orang, yang melakukan ibadah
online diperoleh angka 64,7%. Sedangkan gereja dengan jumlah anggota jemaat
lebih dari 500 orang mampu melaksanakan ibadah secara online sebanyak 100 %.
Gereja yang siap dalam menghadapi masa-masa pandemi
seperti ini biasanya membuat tim yang menangani program gereja secara digital
atau multimedia. Hal ini diwujudkan dengan penggunaan teknologi untuk
penyaluran persembahan, bisa melalui transfer, scan QR, Ovo dan berbagai sarana
lainnya. Namun ada juga jemaat yang memilih menggunakan sarana pengumpulan uang,
karena gerejanya juga belum siap secara teknologi. Jadi uang kolekte
dikumpulkan dulu sedikit demi sedikit, karena kalau langsung diserahkan setiap
minggu nominalnya terlalu sedikit. Kelemahannya, seringkali uang yang sudah
disiapkan itu belum sampai dikumpulkan sudah habis terpakai dulu untuk konsumsi
sehari-hari.
Dalam menghadapi situasi yang makin berkembang ini,
Kresnayana Yahya berpesan bahwa sebaiknya gereja membangun organisasi yang
cocok dengan jaman ini. Organisasi gereja harus fleksibel dan jangan terlalu
birokratis sehingga sulit untuk menentukan keputusan termasuk dalam hal
penggunaan keuangan. Dia juga menyampaikan supaya gereja jangan mengandalkan
pada 2-3 boss. Gereja harus bisa membangun kebersamaan untuk menghidupi ekonomi
Gereja.
Demikian ringkasan dari pemaparan yang disampaikan oleh
bpk. Kresnayana Yahya dalam seminar yang dimulai pkl. 18.30-21.00 WIB. Adapun pembicara
berikutnya akan kami sampaikan dalam tulisan kami yang akan datang. Terima
kasih atas perhatiannya. Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar