Gambar ilustrasi dari Google |
Berikut ini merupakan kesaksian yang peristiwanya terjadi pada
bulan Juli tahun 2018. Saat itu saya sedang
melintas di sebuah jalan di Surabaya yaitu jl. Lakarsantri. Di salah satu sudut
jalan ada seorang penjual es cao sedang duduk termenung lesu. Saya berhenti dan
mendekati Koh Fredy, nama penjual es tersebut. Saya bertanya kenapa kok seperti
lesu dan tidak ada semangat, sambil saya memesan satu gelas es cao (cincao).
Penjual es cao itu
berkata bahwa sepanjang hari itu sedikit sekali
penjualan es cao yang didapatkannya. Saat itu sore hari, sekitar pkl. 16.00. Sementara dia mulai berjualan
pkl. 09.00 dan seharian itu hanya sekitar sepuluh gelas saja dia layani. Es cao
yang dijualnya seharga dua ribu rupiah. Kalau sore itu tidak ada banyak rejeki
yang dibawa pulang maka dia akan rugi sekali. Saya ajak bapak muda ini untuk
berdoa di pinggir jalan itu. Mumpung sedang sepi dagangannya dan belum ada yang
mampir untuk beli.
Saat itu saya gandeng tangan Koh Fredy dan menaikkan doa untuk memberkati
dagangannya. Saya juga mengoleskan sedikit minyak yang saya bawa mengurapi
rombong atau gerobak tempat dia berjualan. Kami berdoa singkat saja, intinya
melepaskan berkat dari Sorga untuk usaha beliau ini. Tidak sampai dua menit
setelah kami berdoa, satu per satu pembeli mulai berdatangan. Pembeli yang satu
datang, yang berikutnya mulai menunggu, yang lain mulai antri di belakangnya.
Demikian berturut-turut hingga lima belas sampai dua puluhan pembeli.
Bapak Fredy ini kemudian berkata “Wah, kedatangan sampeyan ini membawa rejeki rupanya...”. Saya
ajari beliau untuk mengucapkan berkat atas dagangannya sebelum berjualan. Jadi
ketika berangkat bukan sekedar berdoa untuk berangkat kerja, tapi melepaskan
berkat atas usaha ini. Koh Fredy selama ini memiliki keyakinan yang diajarkan
oleh temannya, bahwa sebelum berjualan dia
harus berjalan memutar beberapa
kali di sekitar gerobak sambil memercikkan air. Saya mempertanyakan ajaran dari
mana itu. Bukankah kita harus kembali pada firman Tuhan sebagai dasar dari
segala kehidupan kita.
Dua hari kemudian saya mendapatkan telepon dari Koh Fredy ini. Dia
bercerita bahwa satu hari kemudian setelah saya mengunjungi dan mendoakan
usahanya, Koh Fredy mencoba berdoa dan menumpangkan tangan atas gerobak es
caonya. Dia berdoa pagi-pagi sebelum dia
memulai usaha untuk hari itu. Hasilnya, omzet penjualan yang biasanya hanya
20-25 bungkus tiba-tiba naik drastis menjadi 90-100 bungkus. Bahkan hari
berikutnya lagi dia masih mengalami berkat Tuhan yang ajaib, kalau pun menurun
mungkin menjadi 80-90 jadi tetap banyak keuntungan yang diraihnya.
Ketika kita belajar menyerahkan hidup kita pada Tuhan, dalam
segala aspek kehidupan kita. Baik usaha, kerja, pendidikan maupun pelayanan
maka Dia tidak akan meninggalkan
kita. PemeliharaanNya itu sempurna, keajaibanNya itu nyata, kasih setiaNya itu
tak berkesudahan. Dia Tuhan yang mampu memulihkan hidup kita dan mengubahkan
nasib kita dari kekurangan menjadi berkelimpahan. Bukankah Tuhan Yesus itu baik.
(Dalam kasihNya, Okky Rahardjo. WA:
0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar