2 Tawarikh 21:4, 6, 20
Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan
merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga
beberapa pembesar Israel.
Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan
keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN.
Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan
delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak
dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan
raja-raja.
Ada tiga kata yang menarik
perhatian saya dari kisah raja Yoram ini. Kata tersebut yaitu "merasa
dirinya kuat". Yoram mewarisi tahta kerajaan sebagai penguasa Yehuda dari
pendahulunya. Sebagian besar dari pendahulunya hidup seturut kehendak Tuhan.
Mereka mengarahkan umat Tuhan untuk hidup dalam penyembahan pada Tuhan dengan
segenap hati.
Namun berbeda dengan raja
Yoram. Setelah merasa dirinya kuat, dia mulai hidup menyimpang dari kehendak
Tuhan. Dia membunuh orang-orang dekatnya, dia membunuh orang-orang yang menjadi
penasehat raja, dia juga menjadi menantu Ahab yaitu seorang raja yang menyembah
berhala.
Pada perjalanan hidupnya,
Yoram mengalami banyak peperangan. Ada banyak musuh yang dibangkitkan Tuhan
untuk menyerang dia, baik musuh dari dalam maupun dari luar. Bahkan dia mati
sebagai seorang yang tidak dicintai oleh orang lain. Pendeknya, ketika dirinya
merasa kuat maka penyertaan Tuhan menjauh dari hidupnya.
Seberapa kuat dan lemah kah
hidup kita. Seringkali tanpa kita sadar, kita juga merasa diri kuat menghadapi
segala sesuatunya. Saya sendiri sering tidak sempat berdoa ketika berangkat,
toh semua berjalan seperti biasanya. Bahkan ketika ada kesulitan, lebih mudah
bagi saya untuk menghubungi teman daripada melibatkan Tuhan.
Ada kalanya ketika kondisi
masih sulit kita berharap segenap hati pada Tuhan. Namun ketika kondisi
kehidupan mulai membaik, maka mulai kehilangan harapan pada Tuhan. Saya rindu
dalam kondisi apapun juga tetap menjadikan Dia sebagai yang terutama. Saya
tidak merasa diri kuat, sekalipun banyak hal sudah Tuhan percayakan pada
kehidupan pribadi dan pelayanan kami.
Mari belajar lebih baik lagi
hari ini. Kekuatan kita berasal dari Tuhan. Kemampuan kita berasal dari Tuhan.
Kalau kita berhasil, semua karena kasih karunia Tuhan saja. Oleh karena itu
saat kondisi apapun kita tidak akan pernah jatuh sebab Tuhan sendiri yang
menjadi penopang hidup kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar