SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Belajar Merasa Cukup Dan Puas
Baca : Amsal 30:15-16
15 Si lintah mempunyai
dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!"
Ada tiga hal yang tak
akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
16 Dunia orang mati, dan
rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air,
dan api yang tidak pernah
berkata: "Cukup!"
Seringkali orang merasa bingung ketika membaca ayat ini. Mengapa
banyak digunakan perumpamaan baik hewan, benda sampai kematian. Mari kita
pelajari secara sederhana. Pada awalnya digunakan hewan lintah yang mempunyai
dua anak perempuan yang bernama "Untukku" dan “Untukku”. Lintah berbicara
mengenai sesuatu yang menghisap kuat dan hanya memuaskan dirinya sendiri. Dia menghisap
tanpa mau berbagi dengan orang lain. Dia hanya berkata “untukku”. Sesuatu yang
egois, maunya menang sendiri dan bersifat serakah.
Betapa banyak manusia tidak pernah merasa puas dengan apa
yang ada. Sudah punya satu, maunya dua. Sudah punya istri, mau yang lain. Sudah
punya kedudukan, ingin yang lebih tinggi lagi. Apapun dilakukan supaya dirinya
bisa dianggap lebih hebat di hadapan orang lain. Bahkan tidak jarang dalam
pelayanan pun seseorang berambisi mengejar posisi dan kedudukan supaya
dihormati dan dihargai.
Ada tiga hal yang tidak akan kenyang dan empat hal yang
tak pernah berkata cukup. Yang pertama, dunia orang mati. Hal ini berbicara
mengenai ambisi yang dikejar padahal tidak bernilai kekal. Ada betapa banyak
orang hanya mengejar ambisi, gengsi dan profesi mengabaikan nilai-nilai sosial
dan melupakan pada kekekalan. Orang lebih mengejar keduniawian atau hal yang
bersifat materi tanpa berpikir panjang. Betapa pun harus diingat bahwa pangkat,
harta dan jabatan tidak akan dibawa pada sampai mati.
Yang kedua, rahim yang mandul. Hal ini berbicara mengenai
produktivitas. Kalau kita ingat kisah tentang Yakub dan istri-istrinya, Rachel
meskipun dicintai ternyata dia mandul. Oleh karena dia mandul, maka dia cemburu
pada kakaknya yaitu Lea yang bisa punya anak demikian banyak. Orang yang tidak
produktif bisanya hanya iri melihat kehidupan orang lain. Dia iri melihat
keberhasilan orang lain. Cemburu melihat orang lain dipakai oleh Tuhan. Iri ketika
temannya lebih terkenal atau lebih maju hidupnya.
Orang yang dipenuhi rasa iri akan berkata “memang dia
dipakai oleh Tuhan; memang dia mendapatkan promosi dalam pekerjaannya; memang
dia makin sukses tapi….” Akan selalu ada kata tapi yang menandakan dia tidak
suka dan tidak ikhlas untuk melihat keberhasilan orang lain. Adakah kita pernah
secara tidak langsung iri melihat hidup orang lain. Kita berkata “memang dia makin
baik karirnya, tapi sayang keluarganya berantakan. Memang dia makin dipakai
oleh Tuhan, tapi kotbahnya dangkal, itu-itu saja yang disampaikan, dsb”. Jangan
iri dan cemburu melihat keberhasilan orang lain. Kalau memang tidak bisa
mengapresiasi keberhasilan orang lain, ya lebih baik diam saja.
Yang ketiga, bumi yang tidak pernah puas dengan air. Manusia
ini tidak pernah puas. Sudah dapat pekerjaan, tidak puas dengan gajinya. Dapat gaji
1 juta, ingin yang 2 juta. Ketika sudah dapat 2 juta, ingin yang 4 juta. Lalu membayangkan
bagaimana kalau gaji saya 10 juta, mungkin saya akan lebih tenang hidup saya. Apakah
anda pernah menemui atau berlaku demikian. Orang yang tidak puas dengan dirinya
akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Membandingkan orang lain
yang bisa mengalami promosi dalam karirnya padahal masih belum lama kerja. Membandingkan
orang lain yang pendapatannya besar, padahal pekerjaannya tidak terlalu berat. Membandingkan
pelayanan orang lain yang dianggap berhasil padahal orangnya secara skill tidak
begitu baik. Mari kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
Yang keempat, api yang tidak pernah berkata cukup. Firman
Tuhan sering mengumpamakan api dengan lidah. Betapa lidah ini sering berkata
sombong, mengunggulkan diri sendiri atau malah menghujat orang lain. Lidah ini
sering digunakan untuk mengkritik orang lain dan merasa orang lain salah tapi
dirinya lebih benar. Seringkali dijumpai orang yang suka kritik kotbahnya orang
lain, dianggap salah dan keliru. Demikian juga mudah ditemui orang yang suka
membicarakan pemimpinnya, dianggap salah apa yang diputuskannya. Hati-hati,
karena kita sendiri pun bisa juga jatuh dan menjadi bahan pembicaraan orang
lain.
Pada intinya, Firman Tuhan di kitab Amsal ini mengajarkan
untuk kita belajar merasa puas dan cukup dengan apa yang ada pada kita. Ketika kita
bisa bersyukur dengan apa yang Tuhan sediakan, percayalah Tuhan pasti
menambahkan hal-hal baik dalam hidup kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan
Yesus memberkati (Untuk dukungan doa. Mizpa Ministry WA : 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar