Shalom, melalui tulisan
ini saya ijin sharing kebaikan Tuhan dalam hidup saya secara pribadi. Saya ingat
pagi -pagi tanggal 27 Mei 2022. Waktu itu Pkl. 03.45 WIB. Dalam doa pagi, saya
mendengar suara yang menggema di hati saya. Saya yakin itu suara Tuhan. Bagaimana
saya yakin kalau itu suara Tuhan, pergaulan dengan Tuhan akan membuat kita yakin
bahwa Tuhan yang berbicara. Bukan sekedar suara diri sendiri.
Saat itu saya mendengar Tuhan
berkata “Okky, aku mau kamu nurut kepadaku. Satu bulan ini jangan banyak
berkotbah dulu. Nge-cas saja spiritmu. Lebih banyak mengisi. Ikuti dimana kamu,
Aku percayakan”. Saya simpan dan catat pernyataan Tuhan tersebut. Saya segera
respon siap dan setuju terhadap pernyataan Tuhan tersebut. Tanpa banyak sanggahan.
Setelah menerima
pernyataan Tuhan tersebut, agak siang saya mulai menghubungi beberapa teman
yang biasa menjadwal saya pelayanan. Saya minta supaya selama bulan Juni saya
tidak dijadwal kotbah dulu. Bukannya apa-apa, bukan saya merasa sering diundang
kotbah. Hal ini saya lakukan sebagai antisipasi sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman. Jadi dengan demikian saya tidak perlu diundang pelayanan di
persekutuan doa atau ibadah gereja selama bulan Juni.
Memasuki bulan Juni, saya
mulai mengikuti arahan yang saya terima dari doa pagi itu. Saya tidak lagi
pelayanan di luar. Tidak lagi kotbah di berbagai ibadah. Hal ini mengingat
selama bulan Mei saya terlalu banyak menerima pelayanan di luar. Ada banyak
jadwal kotbah yang saya kerjakan di beberapa persekutuan doa atau jadwal
gereja. Bukan kotbahnya yang salah, tapi secara roh saya jadi kehilangan keintiman
dengan Tuhan.
Secara daging, tentu tidak
menyenangkan. Saya harus banyak dengar kotbah orang lain. Padahal saya yang
terbiasa melayani. Dari hal ini saya belajar untuk merendahkan diri. Belajar
untuk mendengar bukan hanya didengar. Hati ini seperti dibersihkan, dibereskan
dan dibuang dari segala kekotoran yang ada. Semua sifat saya yaitu kesombongan,
merasa bisa dan seakan dibutuhkan jadi diruntuhkan. Proses demi proses saya alami
dari minggu pertama sampai menjelang akhir bulan Juni.
Minggu ketiga Juni, secara
tak terduga saya mendapatkan panggilan dari sebuah sekolah. Saya tidak pernah
meminta atau mencari pekerjaan. Saya sendiri sudah memutuskan sejak Juni 2020
untuk melayani Tuhan sepenuh waktu. Tidak lagi mengajar sebagai guru. Namun ada
satu SMP yang meminta saya untuk membantu sebagai guru. Oleh karena di sekolah
tersebut sedang kekurangan guru. Saya sempat berdoa, apakah saya maju atau
tidak. Saat itu saya mulai memahami bahwa Tuhan sedang memperluas penempatan
pelayanan saya. Tidak hanya dalam lingkup rohani sebagaimana saat ini, namun juga
dalam lingkup Pendidikan.
Tidak hanya itu, pada
minggu keempat Juni saya mulai ikut raker di sekolah baru. Saat raker berjalan
di hari ketiga, tidak terduga ada kabar dari pihak sinode. Pengajuan usulan
saya sebagai pendeta diterima. Saya menghitung tidak sampai seminggu, hari
Sabtu saya diusulkan untuk menjadi pendeta. Hari Rabu saya mendapatkan kabar
kalau saya sudah disetujui untuk menjadi pendeta. Saya tidak pernah meminta
untuk menjadi pendeta, saya tidak pernah mengejar jabatan atau gelar dalam
pelayanan, tapi tidak terduga Tuhan yang sediakan.
Ketika saya ikuti kehendak
Tuhan. Saya melihat kejutan demi kejutan Tuhan sediakan. Tuhan percayakan saya
untuk mengajar di sebuah sekolah SMP, sesuatu yang baru bagi saya. Apalagi saya
diminta untuk memback up secara rohani dalam aktivitas di sekolah ini. Di bulan
ini pula Tuhan percayakan saya sebagai pendeta. Sesuatu yang menjadi impian
jauh hari meskipun bukan sesuatu yang saya kejar.
Ada beberapa orang yang
berkata pada saya “melayani kan tidak harus jadi pendeta”. Bagi saya silakan
saja pendapat tersebut. Namun pada saya Tuhan sudah menyediakan segala
sesuatunya, saya dijadikan guru dan diberikan kesempatan untuk menjadi pendeta.
Jadi, apa salahnya melayani sebagai pendeta.
Kalau hidup kita melekat
pada Tuhan, bukan hanya kebutuhan tapi keinginan kita pun Tuhan sediakan. Bahkan
apa yang menjadi cita-cita, impian dan bayangan kita, Tuhan Yesus sanggup
memberikan bagi kita. Percayalah, Tuhan Yesus sanggup memelihara hidup saya,
hidup anda dan hidup kita semua. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam kasihNya, Okky
Rahardjo. 08082022)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar