SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Tulus Ikhlas
Baca : Mazmur 7:9
TUHAN mengadili
bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar,
dan apakah aku tulus
ikhlas.
Sahabat
Kristus, Daud mengucapkan doa yang tidak biasa. Doa itu bukan berkata “berkati
aku, Tuhan. Tolong aku, Tuhan atau pulihkan aku ya. Tuhan”. Sebagaimana doa Sebagian
besar dari kita. Daud dalam doanya berkata “hakimilah aku, Tuhan, apakah aku
benar dan apakah aku tulus ikhlas”.
Perhatikan
ada kata ‘tulus ikhlas’. Hal ini mengandung pengertian bahwa Daud minta diuji
motivasinya. Dia terbuka di hadapan Tuhan untuk dikoreksi, direvisi dan
diperbaiki dengan sepenuh hati. Kata ‘tulus ikhlas’ berbicara mengenai motivasi
hati yang murni, apa adanya dan tidak ada sesuatu yang terselubung.
Beranikah
kita jujur di hadapan Tuhan, bagaimana motivasi hati kita selama ini. Apakah kita
mengikut Tuhan dengan kemurnian hati bahwa kita sungguh-sungguh menjadikan
Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang kita sembah, yang kita kasihi dan sebagai Juru
Selamat kita. Bisa jadi jangan-jangan kita menjadikan Tuhan hanya sebagai
penyedia yang kita butuhkan, menutupi segala tanggungan dan menyediakan mujizat
yang kita mau.
Mari kita hakimi diri kita sendiri,
apakah kita mengikut Tuhan itu benar-benar murni atau ada motivasi terselubung.
Ada kalanya kita temui orang-orang yang ikut ibadah, datang ke gereja, hadir di
persekutuan doa dan sharing pada orang-orang tertentu hanya sekedar supaya
dapat bantuan materi. Namun satu kali akan teruji di masa-masa sukar, bagaimana
ketahanan iman kita. Saat tidak ada fasilitas, tidak ada orang-orang yang mendukung
dan tidak ada bantuan yang kita dapatkan. Apakah kita tetap bisa menjadi pengikut
Kristus dengan maksimal atau kita mulai menjadi kecewa dan putus asa.
Sahabat Kristus, sharing Firman
Tuhan kali ini bisa jadi tidak anda sukai, bisa jadi mengusik daging anda tapi
ini saatnya roh anda mulai makan makanan yang keras. Mari kita mengikut Tuhan
dengan tulus ikhlas, dengan motivasi yang murni
dan tidak ada sesuatu yang terselubung. Saatnya kita masuk dalam
refleksi dan koreksi, kita meraba hati kita yang paling dalam. Kita berhenti
dulu dari doa yang berfokus pada berkati aku. Tapi saatnya kita berkata “hakimi
aku ya, Tuhan”. Apakah anda bersedia untuk terbuka dikoreksi di hadapan Tuhan. Silakan
jawab dengan kejujuran hati. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (Untuk dukungan doa : Mizpa Ministry. WA: 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar