SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Menjawab Orang
Bebal
Baca : Amsal 26:4-5
(4) Jangan menjawab orang
bebal menurut kebodohannya,
(5) Jawablah orang bebal
menurut kebodohannya,
supaya jangan ia menganggap dirinya
bijak.
supaya jangan engkau sendiri menjadi sama
dengan dia.
Sahabat Kristus, ada
salah satu teman yang bertanya mengenai dua ayat ini. Dia merasa kok dua ayat
ini membingungkan dan terkesan bertentangan. Mungkin hal ini menjadi pertanyaan
anda juga. Mari pagi ini kita belajar Firman Tuhan dengan lebih teliti, supaya
menjadi berkat yang baik bagi hidup kita.
Pada ayat 4 dikatakan “jangan
menjawab orang bebal”. Kata ‘jangan menjawab’ dalam Bahasa Ibrani digunakan
kata ‘AL TA’AN’ yang berarti “haruslah kamu tidak menjawab”. Sedangkan pada
ayat 5 dituliskan “jawablah orang bebal”. Kata ‘jawablah’ dalam Bahasa Ibrani digunakan
kata ‘ANEH’ yang artinya “kamu menjawablah”. Sementara orang bebal digunakan
kata KESIL yang artinya bodoh atau bebal.
Lalu bagaimana
menjelaskan perbedaan keduanya, yang satu dikatakan jangan menjawab. Pada ayat
berikutnya dikatakan jawablah. Dalam hal tertentu kita sebenarnya tidak perlu
menjawab pertanyaan orang bebal. Hal ini bertujuan untuk menghindari perdebatan
tanpa hasil. Namun dalam kondisi tertentu pula kita perlu menjawab argument orang
bebal untuk mengoreksi pendapatnya. Supaya dia tidak merasa sombong atau paling
benar. Namun demikian kita tetap perlu hikmat yang benar dalam menjawab setiap
pertanyaan.
Sebagai contoh, kita
seringkali menghadapi tuduhan dari pihak lain yang berkata “Alkitab itu palsu
dan sudah diubah; Yesus bukan Tuhan atau orang Kristen itu menyembah manusia,
dsb”. Dalam satu kondisi kita sikapi dengan diam saja dan tidak perlu menanggapi
pendapat mereka. Biarkan saja.
Namun dalm hal tertentu kadang
kita juga perlu menjawab tuduhan-tuduhan tersebut sebagai tanggung jawab iman
kita (apologet). Hal ini supaya mereka tidak merasa benar dan supaya pendapat
mereka yang keliru bisa dikoreksi. Namun sekali lagi semua tentu bergantung
waktu dan saat yang tepat. Kapan kita harus menjawab dan kapan kita cukup diam
saja.
Dalam pergumulan hidup
yang kita hadapi, kadang kita diserang dengan pertanyaan oleh saudara seiman
sendiri. “mana katanya Tuhan memulihkan hidupmu, nyatanya hidupmu biasa-biasa
saja”. Ada kalanya kita cukup menanggapi dengan senyum dan diam saja. Tapi kalau
dirasa perlu, kita bisa menjawab dengan tepat “Tuhan punya waktu dan cara
sendiri untuk menolong saya. Kamu tidak perlu tahu, tapi pasti satu kali Tuhan
Yesus menolong saya secara ajaib”.
Saatnya kita belajar
untuk hidup dalam hikmat Tuhan, kita tahu kapan harus bereaksi dan tahu kapan
cukup diam saja. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam
kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar