SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Maukah Engkau
Sembuh
Baca : Yohanes 5:5-7
Di situ ada seorang yang
sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu
berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu,
berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" Jawab orang sakit
itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam
itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang
lain sudah turun mendahului aku."
Sahabat Kristus, Saat itu
ada seorang yang lumpuh selama 38 tahun. Anda bayangkan, lumpuhnya bukan 1-2
tahun tapi 38 tahun. Dia hanya percaya bahwa kesembuhan terjadi kalau dia masuk
ke dalam kolam Betesda, itu pun saat ada malaikat datang ke kolam itu. Sayang
sekali, saat sewaktu-waktu ada malaikat ke kolam dia tetap tidak bisa masuk ke dalam
kolam. Tidak ada yang mengangkatnya, dia juga tidak bisa bergerak karena
lumpuh.
Suatu kali Yesus lewat
daerah itu dan Dia bertanya pada orang lumpuh itu "Maukah kamu
sembuh?". Pertanyaan sederhana, tapi orang lumpuh ini malah menjawab
begitu panjang dengan seribu alasan.
Bukankah seringkali kita
ada pada posisi seperti orang lumpuh ini. Kita ada pada pergumulan yang berat,
tapi tanpa sadar kita mulai membatasi Tuhan dengan cara pandang kita sendiri.
Saat Tuhan bertanya " maukah engkau sembuh?". Apakah yang menjadi
jawaban kita. Apakah kita menjawab "saya mau". Atau kita mengelak
dengan berkata " tidak ada dana untuk berobat, bagaimana mungkin sembuh.
Saya sudah bertahun-tahun sakit, tidak mungkin sembuh, dsb".
Ketika ditanyakan
"maukah engkau diberkati?". Apakah jawaban nya " saya mau"
atau seribu alasan kita ajukan "bagaimana mungkin pekerjaan saja tidak
lancar, usaha seret, banyak tanggungan, dsb". Maukah keluarga dipulihkan?
Apakah jawaban kita meragukan Tuhan dengan berkata " susah Tuhan, suami
tidak pernah pulang” atau “istri rewel sekali” atau bisa juga “anak nakal dan susah
diatur” dsb.
Mungkin kita dihadapkan
pertanyaan "maukah kamu melayani Tuhan?". Sejuta alasan kita sampaikan
" masalah saya belum selesai, bagaimana melayani Tuhan. Saya tidak bisa
apapun, bagaimana saya melayani Tuhan, dsb".
Hari ini kita lihat ke
dalam diri kita. Mari kita terus berjalan dalam langkah iman. Tidak lagi
melihat kekurangan atau kendala yang ada pada kita, tapi percaya saat Tuhan
menawarkan sesuatu itu artinya Dia memberikan kemampuan untuk kita melakukan.
Sahabat Kristus, saatnya kita
tinggalkan segala pesimis, putus asa dan ketidak berdayaan kita pada waktu-waktu
yang lalu. Saat Dia bertanya " maukah engkau dipulihkan? ". Jangan
ragu untuk menjawab " saya mau, Tuhan ". Percayalah, Dia bukan Tuhan yang
sekedar bertanya. Dia pasti memulihkan hidup kita menurut cara dan waktuNya
sendiri. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam
kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar