SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Imam Yang Tidak Memandang Ringan
Bacaan : Yeremia
8:10c-11
baik nabi maupun imam,
semuanya melakukan tipu.
Mereka mengobati luka
puteri umat-Ku
dengan memandangnya
ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!,
tetapi tidak ada damai
sejahtera.
Sahabat Kristus, kemarin
terjadi kehebohan di kalangan guru-guru Pendidikan Agama Kristen. Bermula dari
unggahan seorang di media sosial yang mengungkapkan bahwa terjadi kekeliruan
dalam naskah pelajaran PPKn kelas 7. Pada buku pelajaran PPKn Kelas VII bab IV
hal 79 terbitan 2021, dituliskan bahwa pemeluk agama Kristen Protestan dan
Kristen Katolik menganut paham Trinitas. Di situ disebutkan bahwa Trinitas
terdiri atas Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus sebagai tiga yang tunggal.
Penjelasan tersebut tentu
tidak benar dan menyesatkan. Penulis yang tidak memahami ajaran kekristenan
menulis semaunya sendiri dan menurut pandangan dia saja. Hal ini pun menjadi perbincangan
panas di kalangan guru agama, sampai pihak PGI hingga umat Katolik pun
melancarkan protes pada kementerian Pendidikan. Tuntutan jelas yaitu supaya
buku tersebut ditarik.
Sekedar diketahui, mulai
tahun ini memang kurikulum sudah berganti baru yaitu kurikulum merdeka belajar.
Namun masih belum semua menerapkan kurikulum baru ini. Masih ada sekolah yang
melanjutkan penggunaan kuriukulum 2013. Buku tersebut masih dalam hitungan
kurikulum yang lalu, oleh karena itu Sebagian besar siswa tentu menggunakan
buku tersebut sebagai bahan pelajaran. Beruntung ssaat ini masih tahap awal
pembelajaran, sehingga bagian itu belum dipelajari.
Penjelasan atau
pengajaran yang keliru mengenai konsep kekristenan akan meracuni pikiran banyak
anak muda. Buku ini masih berlaku, masih terbitan tahun lalu, walaupun pada
akhirnya diputuskan bahwa peredaran buku itu baik secara fisik maupun digital
ditarik. Untuk direvisi oleh kementerian Pendidikan. Puji Tuhan ada respon baik
dari Menteri Pendidikan sehingga buku tersebut diputuskan untuk ditarik dan
direvisi.
Bagaimana sikap kita
sebagai pengikut Kristus ketika mendapati hal seperti ini. Bagaimana respon
kita sebagai hamba Tuhan atau disebut sebagai imam mendapati fenomena ini. Apakah
kita akan menganggap “oh tidak apa-apa itu, biasa namanya manusia tidak
sempurna. Biasa, mungkin salah tulis atau salah ketik, sudah biasa itu. Toh sekarang
sudah ganti kurikulum, tidak apa-apa. Bisa juga kita berpendapat “itu bukan
urusan saya, jadi bukan masalah besar”.
Firman Tuhan mengajarkan
bahwa Tuhan akan menghukum nabi atau imam sebagai gambaran hamba Tuhan yang
melakukan tipu. Apa penipuannya yaitu ketika menganggap remeh suatu masalah,
memandang ringan suatu persoalan dan berkata “damai sejahtera” tapi
sesungguhnya tidak ada damai sejahtera.
Melalui sharing ini saya mengajak
untuk setiap kita terbuka dan melihat dengan terang bahwa situasi bangsa ini
sedang tidak baik-baik saja. Doakan bangsa kita. Penyusupan-penyusupan yang
melemahkan iman Kristen akan terus terjadi. Baik melalui bahan ajar atau pun
tayangan-tayangan di berbagai media. Kalau umat Tuhan tidak waspada, kita akan
mudah dikalahkan, dihancurkan dan digembosi iman kita pelan-pelan.
Jangan sampai ketika ada
yang menghujat, mengolok atau melecehkan iman kita secara terang-terangan dan
viral, baru kita berteriak dan merasa sebagai korban. Namun terhadap penyusupan
dalam buku pelajaran seperti ini kita diam saja.
Sahabat Kristus, mari
terus bawa bangsa ini dalam doa. Ketika kemarin kami mengetahui fenomena ini kami
sampaikan pada teman-teman dalam grup pelayanan kami. Saat itu kami bawa dalam
keprihatinan dan berdoa supaya hal ini tidak terulang lagi dan bisa teratasi
dengan baik. Mari saatnya kita menjadi hamba Tuhan atau umat Tuhan yang benar,
yang tidak melakukan tipu dan memandang ringan suatu masalah yang berkaitan
dengan iman kita. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Untuk
dukungan doa. Mizpa Ministry. WA: 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar