Jumpa
Dengan Tuhan
Judul : Prajurit Yang Baik
Baca : 2 Timotius 2:3-4
2:3
Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2:4
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan
soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada
komandannya.
Kehidupan kekristenan digambarkan seperti seorang
prajurit. Kita ini prajurit atau pasukan. Komandannya yaitu Yesus Kristus. Seorang
prajurit tidak punya pilihan lain selain berkata ‘siap laksanakan’ pada setiap
perintah dari komandannya. Dia tidak punya pilihan jawaban ‘pikir-pikir’ atau ‘saya
menolak perintah’.
Prajurit
pun latihannya tidak mudah. Saat masih bekerja, saya sering berangkat melewai
pangkalan TNI AD yaitu Kodam V/Brawijaya. Saya melihat prajurit-prajurit itu
berbaris, berjalan di tengah padatnya lalu lintas Kota Surabaya. Belum lagi
kalau siang jam 2 atau jam3, sambil membawa senjata mereka berlari di tengah
panasnya matahari.
Sungguhpun
demikian, tidak ada dari antara mereka yang berkata “istirahat dulu, capek atau
kita pulang saja”. Yang mereka tahu bahwa mereka harus berlatih mengikuti
perintah komandannya. Tidak ada pilihan untuk menolak perintah. Pilihan menolak
perintah hanya terjadi kalau mereka mau berhenti sebagai prajurit dan itu
disebut dengan istilah desersi. Desersi yaitu meninggalkan tugas tanpa ijin dan
tidak kembali lagi. Hukumannya tentu saja dipecat.
Sekali
lagi, kehidupan kekristenan digambarkan seperti seorang prajurit. Sayang sekali
perintah yang kita terima itu tdak menyenangkan. Perintah yang kita terima itu
seringkali bertentangan dengan keinginan hati kita. Perintah itu berkata “kalau
ditampar pipi kiri berikan pipi kananmu. Kalau ada yang minta bajumu, berikan
juga jubahmu. Kalau ada yang memaksamu berjalan satu mil, berjalanlah dengan
dia dua mil. Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Kepada
seorang suami, ada perintah hormatilah istrimu supaya doamu jangan terhalang. Kepada
istri ada perintah tunduklah pada suamimu. Pada seorang yang bekerja,
perintahnya yaitu lakukan tugas seperti melakukan untuk Tuhan bukan untuk
manusia dan ada banyak komando atau perintah lain. Perintah-perintah dalam
Firman Tuhan tidak pernah menyenangkan bagi daging kita. Masih lebih enak kalau
perintah Tuhan itu bunyinya “kalau ada masalah datang kepadaKu, semua masalahmu
pasti beres. Kalau ada keperluan, datang saja ke Aku, maka masalahmu
terselesaikan. Hutangmu akan lunas, minta rumah tersedia, minta jodoh dapat dan
minta sembuh beres atau minta apapun pasti tersedia. Tapi ternyata perintah
Tuhan tidak seperti itu.
Perintah
Tuhan menuntut ketaatan kita untuk melakukan Firman Tuhan. Dalam ketaatan kita,
maka berkat Tuhan akan disediakan bagi kita. Dalam kepatuhan kita pada kehendak
Tuhan, maka pemeliharaan Tuhan akan terjamin bagi kita. Ketaatan kita pada
perintah Tuhan itu sama seperti kita sedang melatih iman kita. Makin hari makin
kuat dan siap menghadapi kondisi apapun juga. Kita menjadi pribadi yang mudah
mengasihi, mudah mengampuni, setia dan tidak goyah iman oleh apapun juga.
Hari
ini mari evaluasi hidup kita. Adakah kita selama ini taat pada komando yaitu perintah
Firman Tuhan atau kita berjalan semau kita sendiri. Setiap kita sebagai prajurit
Kristus pilihannya hanya satu yaitu taat pada perintah komandan. Taat pada
komando dari Tuhan Yesus. Ketaatan kita pada Firman Tuhan itulah yang akan
membawa berkat Tuhan terjadi nyata atas hidup kita. Tetap setia sampai garis
akhir. Tuhan Yesus memberkati (Mizpa Ministry. 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar