JUMPA DENGAN TUHAN
Jumat, 22 Januari 2021
Tema : Melanjutkan
Pukulan Bola
Baca : Yosua 1:1-2
1:1
Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun,
abdi Musa itu, demikian:
1:2
"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah
sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan
kepada mereka, kepada orang Israel itu.
Setelah Musa mati, Yosua mendapatkan tugas dari Tuhan untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan pada bangsa Israel. Yosua tentu dalam kondisi tidak siap, tidak menduga dan tidak pernah bermimpi bahwa dia yang akan melanjutkan untuk memimpin bangsa Israel menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Yosua masih muda saat itu, tidak fiperhitungkan dan bisa jadi ada orang-orang yang sinis serta berkata “Kok dia sih yang mimpin...”. Sementara dia sendiri juga tidak terlalu percaya diri. Oleh karena itu berkali-kali Tuhan menguatkan dengan berkata “Kuatkan dan tehuhkan hatimu”. Pada selanjutnya kita tahu bahwa Yosua yang melanjutkan pelayanan Musa.
Bagaimana pun seorang Musa adalah figur hamba Tuhan yang hebat, berkharisma dan penuh wibawa. Sosoknya tidak akan bisa tergantikan. Yosua pun menurut saya bukan pengganti Musa. Keduanya tidak bisa dibandingkan dan disamakan. Yosua hanya melanjutkan saja kepemimpinan Musa. Di tengah keterbatasannya, Yosua pun taat. Ketika dia taat, maka tanda-tanda ajaib pub menyertai pelayanannya.
Ketika saya masih di ruang isolasi perawatan Covid, saya mendapatkan sebuah penglihatan. Saat itu saya ingat pada tanggal 27 Desember 2020 sekitar pkl. 20.00 di RS Surya Medika. Penglihatan itu berupa ada sebuah bola yang diarahkan ke saya. Suasananya seperti pada permainan bola volly. Ada sebuah tangan yang terlihat mengarahkan bola ke arah saya. saya pun harus siap menerima operan bola itu dan segera memukul atau smash bola itu supaya menerobos ke area musuh yang ada di balik net atau yang ada di sisi satunya.
Setelah penglihatan tersebut selesai, saya mendapatkan pesan Tuhan yang merupakan makna di balik penglihatan tersebut. Saat ini waktunya saya atau kita untuk menerima operan atau giliran estafet pelayanan dari generasi sebelumnya. Hamba Tuhan generasi tua atau senior, bagaiamna pun bisa lemah, tidak berdaya dan bahkan meninggal. Kita harus siap untuk melanjutkan pelayanan pekerjaan Tuhan, dengan visi yang baru dan tuntunan Tuhan yang baru juga.
Kita ini sebenarnya juga hamba Tuhan. Hamba Tuhan bukan terbatas pada yang kotbah di mimbar gereja, pakai jas berdasi dengan sederetan gelar rohani. Anda dan saya juga merupakan hamba Tuhan. Di mana pun kita berada, Tuhan sebenarnya menempatkan kita untuk melayani Dia. Saat anda berada di keluarga, Tuhan menempatkan anda untuk menjadi pendoa bagi suami/istri dan anak-anak. Anda juga bisa bersaksi bagi orang lain tentang kebaikan Tuhan di mana pun Tuhan percayakan kita berada.
Setelah sembuh dari Covid, saya sempat membuat tulisan bersambung tentang pengalaman dirawat karena Covid. Di tulisan itu saya memasukkan nilai-nilai rohani. Saya memasukkan kesaksian tentang pertolongan Tuhan dalam hidup saya. Tulisan itu saya sebarkan ke berbagai grup WA umum bukan saja yang isinya orang Kristen semua. Dengan demikian secara tidak langsung, saya sudah bersaksi tentang Pribadi Tuhan Yesus pada orang lain yang belum mengenal Tuhan.
Dalam komunitas pelayanan kami, saat ini mulai belajar setiap malam masing-masing anggota menyampaikan sharing Firman Tuhan secara bergiliran. Saya menyampaikan pada teman-teman supaya tidak takut salah. Sampaikan saja kesaksian atau saring Firman Tuhan untuk menguatkan orang lain. Sampai hari ini program Sharing Malam itu berjalan dengan rutin. Mereka yang menyampaikan renungan firman Tuhan bukan orang-orang yang mengerti istilah Teologi, memahami ilmu Alkitab atau yang punya jam terbang kotbah di mana-mana. Bukan sama sekali. Sharing di grup WA kami disampaikan oleh ibu-ibu rumah tangga yang ditinggalkan suami, orang yang dikejar utang, orang yang punya masalah keluarga, pembantu rumah tangga, orang-orang yang diabaikan oleh orang lain, dsb. Mereka adalah orang-orang yang tidak diperhitungkan dan tidak pernah dianggap oleh orang lain atau gereja. Namun oleh kasih karunia Tuhan, mereka mau dan ternyata bisa menyampaikan sharing Firman Tuhan.
Saat ini bukan waktunya untuk kita menjadi penonton atau
hanay minta dilayani. Penonton hanya bisa berkomentar “Kotbah orang ini ‘ga enak atau kotbah orang itu loh bagus, banyak
mujizatnya, dsb”. Saat ini kita harus berfungsi menjadi pelaku yaitu sebagai
orang yang mau melayani Tuhan. anda dan saya adalah hamba Tuhan di tengah
keluarga, masyarakat dan tempat pekerjaan. Saatnya kita bergerak melanjutkan
operan bola dari generasi sebelumnya, hamba Tuhan senior di atas kita. Saatnya
tongkat estafet pelayanan ini kita teruskan. Tetap setia sampai garis akhir.
Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry. WA : 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar