JUMPA DENGAN TUHAN
Rabu, 30 Desember 2020
Tema : TuntunlahAku
Baca : Mazmur 61:3
Dari
ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke
gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.
Permintaan Daud dalam doamya, bukan supaya gunung batu yang tinggi itu dilenyapkan. Gunung batu yang tinggi berbicara mengenai situasi yang sulit, tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Dia tidak meminta gunung batu itu ditiadakan. Namun juga dia tidak menantang meminta supaya ada gunung batu, tidak demikian. Doa Daud, kalau pun dia harus melewati gunung batu itu, tuntunlah ya Tuhan. kalau pun kesulitan itu harus dihadaoi, kiranya Tuhan tidak meninggalkan hidupnya.
Beberapa waktu lalu saya divonis mengalami penyakit akibat Covid 19. Semua tentu tidak ada yang mau mengalami situasi seperti ini. Satu penyakit yang saat ini dijauhi dan dihindari orang. Sebelum Covid, saya tidak pernah berdoa supaya saya tidak kena covid. Namun saya pun tidak juga menantang Tuhan supaya diberi sakit. Doa saya, ketika saya harus menghadapi situasi Covid, saya bisa kuat dan mampu melewati semua oleh kuat kuasa Roh Kudus.
Sebelum sakit, saya sering mendoakan orang supaya tidak mengalami Covid atau yang sakit kena Covid jadi sembuh. Puji Tuhan, beberapa orang mengalami keajaiaban setelah saya doakan. Tapi pada akhirnya, Tuhan bawa saya pribadi untuk mengalami Covid. Dia mau supaya saya mengalami pertolomganNya secara sempurna. Tidak hanya dari kata orang saja.
Ketika saya sendiri yang mengalami Covid, saya tidak berdoa mengusir atau menengking penyakit ini. Saya berdoa, supaya Tuhan memampukan saya melewati segala situasi yang ada dengan penyertaaan Tuhan yang ajaib. Seperti seorang anak yang dituntun berjalan melewati setapak demi setapak. Meskipun sempat jatuh dan terluka bahkan menangis. Tapi anak ini akan bangun digendong oleh ayahnya dan dituntun untuk berjalan lagi sampai kakinya kuat.
Jangan pernah meminta supaya tidak ada masalah. Kehidupan kekristenan tidak menjanjikan sesuatu yang mulus, lancar dan bebas hambatan. Seperti kapal yang berjalan tanpa gelombang. Semua alam riang ria. Tidak demikian. Tuhan hanya menjanjikan, Dia akan memberikan penyertaan bagi kita saat melewati lembah kekelaman. Apakah saya tidak putus asa ketika mengalami Covid, tentu saja seringkali. Betapa saya juga berkata pada Tuhan “Lebih baik ambil nyawa saja, pulang ke Sorga daripada sakit seperti ini”. Betapa tidak menyakitkan nafas saya tidak beraturan, tiap hari harus suntik beberapa kali, obat diminum dalam jumlah yang banyak dan ukurannya besar. Saya tidak kuat
Satu kali saat berdoa, Tuhan memberikan bagi saya pengertian. Ada banyak orang dalam situasi seperti ini doanya dua : Hindarkan saya, Tuhan atau mengeluh mengapa saya yang alami ini, Tuhan. Saya tidak dalam meminta atau menolak. Tapi kalau Tuhan ijinkan kita mengalami sesuatu, pasti Tuhan punya maksud tertentu yang indah di luar pemikiran kita.
Tuhan Yesus bukan Tuhan yang iseng saja, asal memberi sesuatu. Diberikan pada kita kondisi sakit, lemah secara ekonomi, masalah keluarga, dsb. Supaya kita belajar berharap pada Tuhan. Belajar juga melihat dan mengalami penyertaan Tuhan secara langsung.
Kaki kita kuat bukan karena berjalan di atas kasur atau busa. Kaki kita kuat karena terlatih melewati jalan yang berliku dan berbatu. Di situ penuh darah, nanah dan luka. Tapi satu kali kita akan bisa berdiri tegak, tanpa ada satu orang pun bisa menjatuhkan kita.
Tidak ada kemenangan, tanpa peperangan. Tidak ada
kesembuhan, tanpa mengalami sakit. Tidak ada pemulihan, tanpa ada situasi buruk
kita alami. Tidak ada keajaiban, tanpa adanya kesulitan terlebih dulu. Tuhan Yesus
selalu ada, menopang kita di saat apapun juga. Tangan kasihNya akan menuntun
kita melewati situasi paling sulit, apapun itu. Tetap setia sampai garis akhir.
Tuhan Yesus memberkati. (Mizpa Ministry WA: 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar