JUMPA DENGAN TUHAN
Senin, 21 September 2020
Tema : Segenggam
Ketenangan
Baca : Pengkhotbah 4:6
Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah
dan usaha menjaring angin.
Firman Tuhan mengajarkan “lebih baik segenggam ketenangan”. Patokan firman Tuhan itu sederhana, tidak yang muluk-muluk. Segenggam ketenangan. Firman Tuhan juga mengatakan Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan (Amsal 15:16) atau Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian (Amsal 15:17). Firman Tuhan selalu mengajarkan hal yang sederhana dengan ukuran yang cukup.
Dunia mengajarkan untuk kita meraih segala kemewahan, mengejar harta, mendapatkan banyak uang dan meraih kedudukan yang tinggi namun dengan berbagai cara yang menekan, menjilat dan menendang orang lain. Namun sekali lagi patokan kita tetap jelas yaitu Firman Tuhan. Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin. Apa artinya, ada begitu banyak orang yang dikejar ambisi, dikejar nafsu ingin meraih banyak hal. Kerja keras dan melakukan banyak hal supaya ambisinya tercapai, supaya keuntungannya meningkat. Hal ini yang disebut sebagai dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.
Apa yang dimaksud dengan “menjaring angin”. Dalam istilah Jawa dikenal “rebutan tulang tanpa isi”. Hal ini mengandung arti orang-orang yang berebut sesuatu yang sebenarnya hanya sementara, tidak ada manfaatnya dan sia-sia saja. Percuma kalau harta menumpuk banyak, tapi keluarga berantakan. Suami istri tidak akur, anak-anak tidak menghormati orang tua, orang tua tidak ada perhatian pada anak-anak. Pada akhirnya, untuk siapa dan untuk apa menumpuk harta.
Sangat disayangkan juga, bila demi mendapatkan perlakuan menyenangkan dari orang lain kalau sampai harus menjegal teman, menghasut kawan dan melakukan segala cara yang merugikan orang lain. lebih baik segenggam ketenangan. Adakah prinsip itu kita miliki. Kalau harta yang diminta, kedudukan anda diincar, nama baik anda dicemar ya sudah relakan saja. Bagaimana pun kita tidak pulang ke Sorga dengan membawa deposito, aset rumah, kendaraan, pangkat, jabatan dan berbagai hal duniawi lainnya.
Tahun 2012 saya pernah mengalami teror berkepanjangan. Orang mengincar jabatan ketua suatu organisasi yang saat itu saya miliki. Organisasi itu saya yang mendirikan, saya ketuanya dan saya yang mengembangkan. Tapi dalam perjalanan waktu, jabatan itu diincar oleh orang lain dengans egala cara. Saya diteror setiap malam melalui telepon dan SMS. Saya juga difitnah pada beberapa orang. Pada akhirnya saya berpikir buat apa jabatan ini saya pertahankan. Saya juga berdoa minta hikmat dari Tuhan untuk langkah selanjutnya. Saya pun pada akhirnya menyerahkan jabatan ketua tersebut pada orang-orang yang menginginkannya. Saya kembali menjadi orang biasa, tidak lagi terkenal, tidak muncul di TV dan koran lagi. Tapi hati saya tenang, saya bisa tidur dengan nyaman dan makan dengan kenyang lagi. Selanjutnya saya pun bisa melayani Tuhan dengan leluasa, setelah sekian tahun saya tinggalkan.
Bukankah Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkan “berikan
pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Rasa puas akan membawa kita pada
ketenangan, tidak ada ambisi yang berlebihan dan tidak ada keinginan yang ngotot
harus dipenuhi. Orang Kristen adalah orang yang bisa puas dengan apa yang ada
pada dirinya dan tidak dipenuhi dengan nafsu ingin memiliki sesuatu yang harus
segera dipenuhi. Kiranya kita bisa memahami bahwa hidup dalam “segenggam
ketenangan”, lebih berharga dari mengejar apapun juga tapi dipenuhi
kegelisahan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam
kasihNya, Okky Rahardjo)
*bila memerlukan dukungan doa pribadi kabari kami Mizpa
Ministry melalui WA
di 0895623356501
Tidak ada komentar:
Posting Komentar