JUMPA DENGAN TUHAN
Sabtu, 29 Agustus 2020
Tema : Antusias
Mengikut Tuhan
Baca : Lukas 19;3-5
19:2 Di situ ada seorang bernama
Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk melihat orang
apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya
pendek.
19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang
banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu,
Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini
Aku harus menumpang di rumahmu."
Ada banyak sharing Firman Tuhan yang mengungkapkan sisi Zakheus sebagai seorang yang berdosa karena dia adalah pemungut cukai, lalu dia bertobat setelah berjumpa dengan Yesus. Namun saat ini kita akan melihat Zakheus dari sisi lain. Zakheus sebenarnya gambaran seorang yang antusias mengikut Tuhan. Dia tidak mau ada yang menjadi halangan dan rintangan untuk dia bertemu dengan Tuhan Yesus. Tubuhnya pendek, yang kalau orang Jawa menyebutnya cebol, membuat dia terhalang untuk bisa melihat Yesus sebagaimana orang-orang yang lain.
Namun ternyata yang bertubuh mini ini banyak akalnya. Dia tidak putus asa karena keterbatasannya. Dia mencari cara apapun itu untuk bisa berjumpa dengan Yesus. Kita pun sudah tahu cara yang dia cari yaitu memanjat pohon ara. Tindakan dia yang memanjat pohon ara merupakan salah satu contoh sikap yang antusias untuk berjumpa dengan Tuhan. Antusias merupakan sikap yang penuh semangat, bergairah dan tidak mudah menyerah dalam mengejar apa yang menjadi kerinduan hatinya.
Seorang yang antusias akan mengejar apapun yang dia inginkan, dia rindukan dan dia impikan. Seorang yang antusias tidak akan menyerah begitu saja hanya karena ada 1, 2 atau ribuan halangan. Seorang yang antusias tidak akan berlaku sopan, dia akan melakukan banyak cara untuk meraih yang dia harapkan. Seorang yang antusias tidak punya prinsip “ya sudahlah, tidak usah memaksakan diri”.
Bagaimana dengan sikap kita saat mengikut Tuhan Yesus
saat ini, adakah sikap antusias kita miliki atau kita ada dalam situasi yang
wajar-wajar saja dan cenderung seadanya. Tuhan Yesus yang kita sembah layak
untuk menerima sikap yang antusias dari kita. Antusias dalam mengikut Tuhan
lebih dari orang yang biasa-biasa. Dia layak untuk kita jadikan yang nomer
satu, yang utama dan yang tidak bisa digantikan oleh apa dan siapa pun juga.
Kita bahkan sebenarnya wajib untuk mengikut Tuhan dengan segala yang ada pada
kita. Kita antusias dengan rela mengeluarkan tenaga, perasaan, waktu bahkan uang
kita untuk mengejar apapun yang berkaitan dengan pertumbuhan rohani kita.
Adakah kita pernah, sempat atau masih memiliki sikap antusias untuk mengikut
Tuhan dalam hidup kita.
Saat saya masih usia remaja, usia sebelas atau dua belas tahun, saya sudah mulai tertarik dengan hal-hal rohani. Setiap jam 6 sore, saya mulai siap di depan radio untuk menunggu acara Sungai Kehidupan yang disiarkan oleh Radio Suzanna Surabaya. Setiap hari tanpa terlewatkan, saya mendengarkan acara itu yang isinya kotbah dari hamba-hamba Tuhan yang ada di Surabaya. Siaran yang berlangsung selama 1 jam itu sangat mendukung kerohanian saya. Bukan hanya mendengar, saya pun sampai menyediakan buku khusus untuk mencatat ringkasan kotbah yang disampaikan. Kalau tidak salah sampai ada beberapa buku tulis saya habiskan untuk mencatat ringkasan kotbah itu, walaupun sekarang buku tersebut sudah tidak saya temui lagi.
Saat memasuki usia SMP, saya mulai menambah antusias saya dalam mengikut Tuhan. Saya rela naik sepeda dari rumah saya di Bratang menuju gereja di Manyar untuk mengikuti ibadah baik Minggu maupun Doa Malam. Saya sering pula mengikuti acara Doa Fajar yang diadakan pkl. 04.30 yang berarti harus bangun lebih pagi. Acara doa fajar selesai pkl. 05.30 sementara saya masuk sekolah pkl. 06.15. Saya sudah memakai seragam sekolah saat mengikuti acara doa fajar itu, sehingga selesai acara saya segera menuju sekolah yang lokasinya di Ngagel Kebonsari, berputar balik arah dari gereja. Jaraknya tidak dekat, saya harus memacu sepeda saya lebih cepat supaya tidak terlambat. Arah ke sekolah seperti arah saya pulang ke rumah ditambah tiga kilometer lagi. Kalau saya tidak antusias dan berpikir wajar, kan bisa berdoa sendiri dari rumah. Buat apa harus jauh datang ke gereja pagi-pagi hanya untuk doa dan terima Firman Tuhan yang bisa didapatkan di kesempatan lain.
Saat usia SMP pula saya sudah sering hadir di acara KKR atau Kebaktian Kebangunan Rohani yang diadakan di kota Surabaya. Saya pernah hadir di Go Skate untuk menghadiri KKR dengan pembicara Pdt. Yusuf Roni, saya datang menggunakan angkutan umum bemo karena belum memiliki sepeda motor. Saya hadir juga di Tunjungan Plaza untuk hadir di acara KKR Island of Praise dengan pembicara Pdt. Timotius Arifin. Sempat juga hadir dalam acara KKR di Hotel Mirama Surabaya dengan kesaksian dari artis Lidya Kandou dan pelawak Ateng. Sebagai pembicaranya Pdt. Junaedi Salat yang mantan artis itu. Saya hadir dengan naik bus kota sendirian. Selama saya tahu cara untuk hadir, saya akan datang di mana pun itu. Setiap minggu sore, saya tidak lupa menyaksikan tayangan rohani di SCTV dengan pembicara Pdt. Jeremia Rim. Ada pendapat yang berkata “Sudahlah tidak usah memaksakan diri, mengikut Tuhan Yesus itu yang penting doa pribadi di rumah, sudah cukup”. Saran tersebut tidak saya salahkan, tapi hati saya yang antusias tidak bisa saya padamkan begitu saja
Orang yang mengalami kasih mula-mula biasanya memiliki
antusias yang tinggi, semangat yang besar dan spontanitas yang tak terbendung.
Seakan tidak mau jauh dari Tuhan. Apapun akan diusahakan untuk mendukung
pertumbuhan rohaninya. Apapun akan dikejar untuk membiarkan rohnya tetap
menyala. Hari ini adakah antusias itu masih kita miliki. Oleh karena berlalunya
waktu, adakah antusias itu sudah mulai hilang dan redup dari hidup kita. Anda
tidak harus seperti saya yang mengejar KKR kesana-kemari untuk membangun
pertumbuhan rohani. Namun dengan berbagai cara yang ada, fasilitas yang
tersedia dan segala hal yang memungkinkan, mari bangun pertumbuhan rohani anda
dengan penuh antusias. Mulai mengejar bagaimana bisa mendapatkan asupan Firman
Tuhan, mulai mencari cara untuk bisa mendengarkan lagu pujian dan penyembahan
dan mulai mencari kesempatan untuk bisa aktif dalam kegerakan doa.
Jangan sampai usia, kondisi ekonomi, kesehatan dan permasalahan hidup membuat kita menyerah dan tidak lagi semangat mengikut Tuhan. Jangan menyerah dan kehilangan antusias hanya karena anda sedang terganggu kesehatan. Saya pernah rutin setiap sore melayani seorang yang sudah berusia lanjut, tujuh puluh delapan tahun. Beliau sakit-sakitan. Sudah tidak bisa bicara dengan lancar. Hanya duduk di kursi roda. Namun beliau tidak kehilangan antusias membangun iman. Anaknya mencarikan hamba Tuhan yang bersedia melayani. Saya waktu itu datang ke daerah Rungkut setiap sore pkl. 16.00, selesai beliau dimandikan oleh perawatnya. Saya bacakan kitab Mazmur satu hari satu pasal. Beliau hanya bisa mengeluarkan air mata saat mendengarkan kitab Mazmur yang saya bacakan. Setiap Minggu dan Kamis masih minta diantar ke gereja. Asistennya yang mengantar ke gereja. Sekitar satu minggu saya melayani beliau, hanya baca kitab Mazmur. Seminggu berikutnya beliau meninggal dunia.
Mari melalui tulisan yang sederhana ini saya mengajak anda dan kita semua untuk terus antusias dan semangat mengikut Tuhan. Membangun iman kita makin kuat di hadapan Tuhan. Apapun tidak boleh dan tidak bisa menghalangi kita untuk mengobarkan antusias itu. Orang yang antusias dan penuh semangat mengikut Tuhan, pada dirinya Tuhan akan memperhitungkan dengan memberkati secara luar biasa. Silakan alami dan buktikan itu. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo)
• Untuk dukungan doa pribadi :
Kabari kami di Mizpa Ministry WA :
0895623356501
Tidak ada komentar:
Posting Komentar