Rabu sore, 06 Februari 2019 dalam perjalanan pulang
dari tugas, saya mampir ke warung kopi untuk sekedar istirahat. Tiba-tiba saya
kok digerakkan untuk menghubungi orang yang kemarin saya doakan yaitu Bpk.
Sigit sekedar menanyakan kabar.
Saya pun SMS ke istrinya. Bu Sigit memberikan kabar
bahwa suaminya sedang drop kondisi fisiknya. Saya pun telepon ke istrinya yang
cerita beberapa hal. Bu Sigit menanyakan dari mana saya tahu kemarin kalau
suaminya sedang menyimpan satu kepahitan dan kecewa. Memang kemarin saat berdoa
saya mendapatkan bahwa ada satu hal yang mengganjal yaitu ada pengampunan yang
harus diberikan. Saat saya sampaikan, beliau merasa tidak ada masalah. Saya pun
tidak berani memaksa meskipun rasanya kok belum tuntas.
Saya pun segera menyanggupi untuk berangkat ke rumah
bpk. Sigit. Ibu Sigit pun menyatakan siap untuk menunggu. Dalam perjalanan saya
berdoa dan bertanya pada Tuhan apa yang harus saya sampaikan. Tuhan menyingkap
ada dua hal yang disembunyikan dan itu menjadi penyebab sakit. Yang pertama
saya mendengar Tuhan berkata bahwa dia harus meminta maaf pada istrinya.
Terlalu sering dia menyakiti istrinya. Lalu tidak terduga saya mendapatkan
penglihatan siluet seorang perempuan berambut panjang. Saya pun menyimpan
segala sesuatu yang saya dapatkan ini.
Sesampai di rumah beliau, saya ngobrol dengan bpk.
Sigit tentang kondisi beliau. Bpk. Sigit menyatakan kalau hari itu usai drop
dengan kondisi sesak nafas. Setelah beberapa perbincangan awal, saya pun
menyampaikan kebenaran firman Tuhan dari 1 Yohanes 1:8-9 tentang mengakui
dengan terbuka segala dosa dan kesalahan di masa lalu.
Saya sempat menanyakan apakah ada sesuatu yang
tersimpan dan belum diselesaikan. Bpk. Sigit menyatakan tidak ada. Semua
baik-baik saja. Oleh karena tidak ada pengakuan, saya pun langsung tembak.
Bahwa bpk perlu meminta maaf pada istri karena selama ini menyakiti hati istri
dan anak-anaknya. Terungkap juga bahwa selama sehat bpk ini sering menghabiskan
waktu untuk maen ke dunia malam dengan mengunjungi tempat hiburan dan
minum-minum serta merokok. Keuangan selalu habis untuk hal lain di luar
kebutuhan keluarganya.
Yang kedua saya menyampaikan bahwa saya
diperlihatkan gambar seorang perempuan. Apakah pernah ada pertemanan khusus
dengan seorang perempuan lain di waktu lalu. Beliau berkata bahwa sebelum sakit
pernah ada hubungan khusus dengan perempuan lain. Saya sempat bertanya pada
istrinya apakah mengenali perempuan itu. Istrinya menjawab pernah dan sempat
menegur perempuan itu. Saya berkata kalau misalnya tidak sakit, tentu hubungan
dengan perempuan ini akan berlanjut. Bpk. Sigit menjawab benar demikian. Dia
merasa bahwa sakit ini ada hikmahnya yaitu dia tidak melanjutkan hubungan yang
salah. Saya sampaikan ke istrinya bahwa sekalipun tidak ada yang cerita tapi
saya bisa tahu. Bu Sigit juga merasa terkejut bagaimana saya bisa tahu. Saya
yakinkan bahwa Roh Kudus yang menyingkap segala sesuatunya.
Tidak perlu waktu lama, saya pun berdoa. Saya
bimbing bapak ini untuk berdoa minta ampun pada Tuhan atas setiap pelanggaran
termasuk pernah menyakiti hati istri dan anak. Saat saya mendoakan, Roh Kudus
menyingkapkan lebih luas lagi. Saya diperlihatkan sebuah gua. Lalu saya melihat
cincin akik. Yang terakhir saya diperlihatkan seekor harimau berjalan di tengah
hutan. Saya berdoa minta malaikat Tuhan turun tangan membereskan segala sesuatu
yang mengikat dalam hidup bpk. Sigit dan melepaskan dari setiap pengaruh kuasa
kegelapan.
Usai berdoa, saya bertanya apakah pernah ke tempat
yang mengarah pada kuasa kegelapan yang dilambangkan dengan gua tadi. Beliau
menjawab pernah ke tempat mistis di daerah Parangtritis. Di situ kabarnya
beliau berniat dipasang susuk. Lalu saya bertanya apakah pernah menyimpan
cincin akik. Bapak ini menjawab dulu pernah simpan banyak. Kalau tidak suka ya
dibuang atau diberikan orang lain lalu ganti lagi. Lalu gambar harimau
merupakan lambang dari sifat keras kepala, egois dan tidak mau dikalahkan.
Istri pun mengakui bahwa saat sehat suaminya sering mengatakan bahwa apapun
tindakan suami, seorang istri harus mengikuti sekalipun tindakan ini salah
tidak boleh protes.
Setelah itu saya tanyakan bagaimana yang dirasakan
usai didoakan. Beliau merasakan ada kelegaan luar biasa, terasa lebih ringan
dari sebelumnya. Bahkan kemarin yang duduknya harus jongkok sekarang mulai bisa
selonjor.
Ketika setiap hati mau terbuka, maka pemberesan itu
akan mudah terjadi. Hujan deras yang sedari tadi mengiringi pun mulai berangsur
reda. Saya pun mohon diri, saya bersyukur bisa menyelesaikan pelayanan dengan tembak
langsung atas setiap komando dari Kerajaan Sorga. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar