SAAT TEDUH PAGI HARI
Judul : Rendahkanlah Dirimu
Baca : Efesus 5:21
dan rendahkanlah dirimu
seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus
Sahabat Kristus, Firman Tuhan mengajarkan “rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain”. Beberapa penyebab orang menjadi sakit hati yaitu adanya harga diri yang terusik, kebenaran diri sendiri yang tidak cocok dengan orang lain atau adanya perasaan “saya benar dan dia yang salah”. Namun Firman Tuhan juga mengajarkan jurus “rendahkanlah dirimu untuk mengatasi sakit hati”. Rendahkanlah dirimu ini tidak sama dengan rendah diri. Kalau rendah diri artinya minder. Rendahkanlah dirimu mengandung makna bahwa orang lain lebih utama dari dirinya sendiri.
Ketika harga diri kita terusik, daripada kita mengambil keputusan yang salah dan menjadi tersinggung, bukankah lebih baik kita berkata “biarlah dia saja yang menang, saya yang kalah tidak apa-apa. Bagaimana pun juga dia saudara saya”. Betapa pun juga perseteruan atau perselisihan dengan saudara sendiri atau saudara seiman, tidak akan ada untungnya. Kalau kita yang menang, tetap akan ada luka yang tidak akan terselesaikan. Buat apa kita mempertahankan gengsi demi predikat “Saya yang menang, saya yang benar dan saya yang berhak atau saya yang lebih rohani dari dia”.
Kalau sesama hamba Tuhan bertengkar hingga saling menuntut di pengadilan, bukankah yang dicemarkan adalah nama Tuhan. Buat apa saling menuntut. Bagaimana pun gereja yang megah atau organisasi yang besar, tidak akan kita bawa ke Sorga. Bahkan gelar pendeta sekalipun tidak akan ada artinya di Kerajaan Sorga, lalu buat apa rebutan jabatan.
Beberapa waktu lalu dengan tidak bisa dihindarkan, saya terpaksa harus berselisih paham dengan seorang teman baik. Kami berbeda pendapat cukup tajam bahkan sampai saling sindir dan saling serang di sebuah grup WA. Saya merasa pendapat saya benar dan sudah banyak membantu keperluan organisasi pelayanan yang kami ikuti. Sementara dia merasa bahwa saya terlalu mengikuti perasaan yang sensitif. Kami pun berdebat dan saling menyalahkan satu sama lain. Sampai akhirnya di satu titik, saya merasa buat apa saya berdebat dengan dia. Bagaimana pun kami ini saudara seiman. Bagaimana pun tidak layak untuk saling menyalahkan.
Buat apa saya membuktikan diri tentang kebenaran saya. Buat apa saya meraih predikat yang paling baik, senior atau paling rohani tapi dengan cara menjatuhkan orang lain. Akhirnya saya pun memutuskan untuk meminta maaf dan mengundurkan diri dari grup WA tersebut. Saya pun merasa lebih tenang, lebih damai sejahtera dan lebih ringan tugas saya dalam melakukan tugas yang dipercayakan. Entah siapa yang benar dan yang salah, saya tidak peduli lagi.
Ketika saya memilih untuk belajar merendahkan diri, ada banyak pertolongan Tuhan yang saya terima tanpa saya duga. Berkat Tuhan satu per satu mulai terbuka untuk saya. Baik berkat rohani maupun jasmani dan materi. Mari kita belajar untuk merendahkan diri satu dengan lainnya. Orang yang merendahkan diri itu tidak punya hak yang berlebihan. Tidak perlu menulis status yang bersifat kejengkelan dan sakit hati di media sosial.
Orang yang merendahkan diri rela dianggap kalah demi saudaranya yang menang. Dia juga rela dianggap gagal demi keberhasilan orang lain. Dia pun rela dianggap sesat demi orang lain yang dianggap benar dan lebih rohani. Orang yang merendahkan diri rela berada di bawah, demi saudaranya yang berada di posisi puncak.
Sahabat Kristus, bukankah
Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkan kalau ditampar pipi kiri, berikan pipi
kananmu. Kalau diundang ke satu pesta, duduklah di tempat yang kurang
terhormat. Percaya saja, satu kali bila Tuhan berkenan maka orang yang
merendahkan diri akan ditinggikan oleh Tuhan. Semua terjadi dalam waktunya
Tuhan dan dengan caranya Tuhan. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus
memberkati. (Mizpa Ministry WA : 0895623356501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar