TANGGALKAN KASUTMU
Yosua 5:15
Dan Panglima Balatentara TUHAN itu berkata kepada Yosua: "Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus." Dan Yosua berbuat demikian.
Yosua menerima perintah yang sama dengan yang pernah diterima oleh Musa. Perintah itu begitu sederhana sekali dan sepertinya tidak ada hubungan dengan keperluan yang dihadapi saat itu. Perintah tersebut yaitu tanggalkan kasutmu. Padahal Yosua membutuhkan strategi perang. Mengapa dia menerima instruksi seperti itu. Musa menerima perintah yang sama saat dia berada di Gunung Horeb. Dia melihat api yang membakar rumput tapi rumput itu tidak terbakar.
Kasut atau saat ini kita sebut dengan sepatu, menggambarkan kebanggaan seseorang pada masa itu. Kasut melambangkan harga diri seseorang dan kasut menunjukkan identitas seseorang. Tidak semua orang bisa memakai kasut, seorang budak hanya boleh berjalan dengan bertelanjang kaki.
Ada berapa banyak di antara kita yang berjalan mengikut Tuhan dengan konsep kita sendiri. Kita merasa bisa menghadapi banyak hal dalam hidup ini menurut cara kita sendiri. Kita merasa lebih mengerti dari Tuhan sehingga seakan pertolongan itu bisa kita rancang sendiri.
Ketika datang pada Tuhan jangan datang dengan konsep sendiri. Betapa sering kita seperti mengajari Tuhan. Keuangan keluarga saya akan tertolong kalau Tuhan membuat barang ini laku. Ekonomi keluarga saya akan aman kalau saya bekerja di tempat yang itu. Kebutuhan saya aman kalau dapat arisan atau tunjangan. Saya akan bahagia kalau punya anak, kedudukan yang bagus. dsb.
Saya pernah punya teman guru yang berpikir kalau tunjangan sertifikasi gurunya cair maka hidupnya akan aman. Kebutuhan akan terpenuhi dengan baik. Akibatnya tunjangan sertifikasi tidak segera cair dan ketika menjelang cair, ada saja hambatannya.
Mari kita tanggalkan kasut kita. Kasut ini bisa berupa kedagingan kita, karakter kita, kekuatan dan kemampuan kita. Kasut juga berarti ego yang kita miliki termasuk sandaran kita pada sesuatu di luar Tuhan. Ketika kita datang pada Tuhan, datang dengan kerendahan hati. Tidak lagi dengan konsep kita sendiri.
Kita datang seperti seorang hamba atau budak yang tidak punya hak pribadi. Kita menyerahkan pergumulan kita untuk diselesaikan dengan cara Tuhan sendiri. Bukan berarti tidak boleh memiliki rencana atau keinginan. Tapi kita kembalikan pada kehendak Tuhan, tidak usah ngotot. Kalau memang Tuhan berkenan, ya bisa jadi sesuai dengan yang kita rencanakan. Kalau tidak, Dia punya ribuan cara yang lebih ajaib untuk menolong kita.
Sekali lagi, kita tanggalkan kasut kita. Kita tanggalkan segala konsep dan rencana kita. Balik pada kehendak Tuhan, kembali ikuti yang Tuhan mau. Kalau punya rencana, hadapkan dulu pada Tuhan apakah Dia berkenan dengan rencana kita. Jangan semua sudah direncanakan dengan matang, baru datang pada Tuhan. Sehingga Tuhan dipaksa ikuti kemauan kita dan Dia hanya seperti jadi "tukang stempel" yang harus mengijinkan rencana kita.
Yosua ketika menanggalkan kasut, dia menerima perintah yang tidak biasa. Dia harus mengelilingi tembok Yerikho tanpa mengandalkan senjata. Hanya bawa sangkakala dan disertai pujian sorak sorai pada Tuhan. Padahal Yosua sudah pengalaman berkali-kali menghadapi peperangan.
Mari kita tanggalkan kasut kita pada hari ini. Lalu kita ikuti apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk menyelesaikan masalah keuangan, kesehatan, keluarga atau pergumulan hidup kita yang lain. Saya yakin Dia mampu menolong kita dengan caraNya sendiri. Tetap setia sampai garis akhir. Tuhan Yesus memberkati. (Dalam kasihNya, Okky Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar